04 - Samuel

244 20 1
                                    

Author pov

"Ellie, kau tahu pria yg selalu membeli mawar setiap hari dalam tiga minggu belakangan ini?" Calli bertanya kepada Ellie yg sedang menyemprotkan anti hama kesemua tanaman

"Oh ya, laki-laki yg tampan itu. Aku tahu, sepertinya aku pernah melihatnya di suatu tempat, memangnya kenapa?" jawab Ellie sambil terus berkerja

"Tampan?" Calli mencibir "sejak kapan kau tertarik dengan yg lebih muda Ell?" goda Calli

"Calli sayang, wanita mana yg tidak tertarik dengan pria tampan? bahkan wanita yg berumur sepanjang umur kura-kura pun tetap tertarik dengan wajah tampan yg menyedapkan penglihatan" Elli tersentak begitu ia mengatakan penglihatan takut jika Calli merasa sedih atau tersinggung, tapi Calli tidak terlihat seperti itu.Ia sudah cukup kuat sekarang.

"Sepertinya dia sangat suka bunga mawar, dia membelinya setiap hari" ujar Calli lagi "Tapi sebenarnya itu agak aneh, kalau dia suka mawar, kenapa dia tidak membeli bibitnya saja? Mawar yg sudah dipotong kan hanya bertahan sampai tiga hari" celotehnya

"Entahlah, kalau menurutku mungkin pacarnya menyukai mawar" tebak Ellie

"Kalau begitu ia pasti sangat mencintai pacarnya ya?" Calli manggut-manggut

"Tumben sekali kau membicarakan masalah pria Cal? kau suka padanya?" goda Ellie

"Hah, tidak mungkin~ Aku hanya penasaran, bagaimana bisa aku suka pada seseorang yg sama sekali tidak bisa ku lihat?" jawab Calli sedikit sinis

Ellie menghampiri calli dan memegang kedua bahunya "Love is blind sweetheart" bisiknya

"Yayayayaya" Calli mengiyakan dengan nada sarkas "Baiklah, aku duduk di luar dulu ya" pamitnya, ia menarik tongkatnya untuk menuntun jalan

"Kau selalu duduk diluar, kau tahu abu jalanan itu tidak sehat untuk mu" ucap Ellie

"Duduk di luar sangat menyenangkan Ell, aku bisa mendengar suara keramaian kota London, setidaknya itu bisa mengobati kesepian karena tidak bisa melihat" Calli mengangkat bahunya, terdengar nada pasrah dalam suaranya.

Calli pov

Aku meraba-raba keberadaan kursi dan langsung duduk begitu sudah tahu pasti dimana posisi kursi itu. Kali ini aku hanya duduk diluar tanpa memegang buku ku, aku menghirup udara dalam-dalam dan menghembuskannya.

Sudah 6 bulan lebih sejak aku buta, aku sudah mulai terbiasa dengan keadaanku ini, meski kadang rasa untuk mengasihani diri sendiri sering muncul di benakku. Tapi aku tidak bisa terus bermuram karena takdir kan?

Yah aku memang buta, tapi ternyata aku tidak selemah yg kupikirkan pada awalnya. Ternyata setelah belajar beberapa bulan, aku mulai mandiri dengan kegelapanku. Aku mahir membaca huruf braille sekarang dan aku juga mulai mahir dalam mengikat atau merangkai bunga dalam bentuk sederhana. Jadi menurutku, rasanya tidak terlalu buruk sekarang.

Terkadang aku sering bermimpi tentang kecelakaan 6 bulan lalu itu, di satu sisi aku merasa takut mengingat mimpi itu, di sisi lain aku senang karena aku seakan-akan bisa melihat di mimpi itu, tapi satu hal yg aku sesali, seberapa pun seringnya aku bermimpi tentang kejadian itu, aku tidak pernah mengingat wajah orang yg melakukannya. Dokter bilang aku terkena geger otak ringan yg meng-akibatkanku lupa akan beberapa memori seperti aku lupa aku berada di jalan mana saat itu, atau apa yg aku lakukan sampai kejadian itu terjadi dan tidak bisa mengingat wajah laki-laki itu juga salah satu nya.

"Hai" seorang laki-laki menyapaku, aku mengenal suaranya, aku sudah hapal dengan suaranya yg serak itu. Aku sering mendengar suara itu 3 minggu belakangan ini

Sparkle In Those Eyes [ h.s and n.h ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang