Pertemuan

312 35 4
                                    

"Siapa kau? Pengawal macam apa yang datang terlambat?" bentak pria tua itu yang ternyata pemimpin departemen keamaan.

"Saya?" tanya pria itu memastikan.

"Tentu saja, memang siapa lagi yang ada di sana?" bentak pria tua itu kesal.

"Aku bukan pengawal," jelas pria itu.

"Lalu kau ini mau apa?" tanya pria tua itu kesal.

"Tadi resepsionis memberi tahuku untuk datang kemari," jelas pria itu dan berhasil membuat semua orang di ruangan itu bingung.

"Nishimura-san," panggil seorang pria berkacamata dari arah belakang dan segera berlari menuju Nishimura Kazuto.

"Tempat kita bukan di sini, ayo ikut aku," ajak pria itu membuat Kazuto bingung.

"Maaf, atas kesalahan pahaman ini," ucap pria itu lagi lalu menarik Kazuto untuk keluar.

***

"Perkenalkan, dia adalah Nishimura Kazuto, pria keturunan Jepang-Amerika, dia adalah kelulusan MIT, kalian pasti tidak akan mungkin bisa masuk ke MIT di umur semuda ini, suatu kehormatan jika kelulusan MIT bisa bergabung dengan kita, beri tepuk tangannya," ucap seorang pria tua yang menggunakan kacamata dengan senang.

Semua pegawai yang mendengar penjelasan dari pria tua itu merasa kagum, karena tidak hanya gelar yang di dapat Kazuto, tapi juga karena ketampanan yang di miliki oleh Kazuto.

"Baiklah, Nishimura-kun, kau boleh pergi kemejamu," ucap pria tua itu dengan ramah.

"Terima kasih, Leader," ucap Kazuto sambil sedikit membungkukkan badan dan langsung berjalan menuju meja kerjanya.

"Ayo semuanya kembali berkerja," perintah pria tua itu yang ternyata adalah pemimpin dalam tim jaringan komunikasi.

Kazuto duduk dengan santai di meja kerjanya lalu tiba-tiba pria berkacamata yang tadi menjemput Kazuto berjalan mendekatinya.

"Hai, namaku Tsubasa Yuma," ucap Yuma memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya. "Oh ya, salam kenal," ucap Kazuto menjabat tangan Yuma.

***

"Hallo ... ya ... benarkah? Baiklah ... sampai jumpa, Nii-san." Seorang pria tua berambut hitam bermata coklat tua baru saja selesai menutup telpon dengan senang.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu membuatnya menghilangkan air muka senangnya. "Masuk," perintahnya. Masuklah seorang pria setelan jas hitam berambut hitam bermata coklat. "Tuan Presiden, apa Anda memanggil?" tanya pria itu. "Ah iya benar, panggil para pengawal yang akan menjaga putriku dan panggilkan kepala INKOJA beserta pegawai baru yang aku dengar lulusan dari MIT," perintah pria tua itu. "Baik, tuan Presiden," ucap pengawal tadi memberi hormat lalu meninggalkan ruangan itu.

Tit tit tit.

"Hallo ... sayang kemarilah bersama Hime ... ada pengawal baru yang akan menjaganya ... baiklah."

Tak berapa lama seorang wanita tua berambut pirang bermata hitam masuk bersama seorang perempuan muda berambut pirang bermata coklat tua. "Duduklah dulu," perintah Presiden atau suami dari wanita tua itu dan ayah dari perempuan muda itu. Mereka langsung menurut. Duduk di sofa tamu yang ada di depan meja kerja Presiden.

"Ada apa, Otou-san?" tanya perempuan itu penasaran. "Hime, apa ibumu tidak memberitahukan?" tanya balik Presiden heran. "Okka-san, tidak memberi tahukan apa-apa," jelas Hime polos. "Ayah sudah menemukan pengawal baru untukmu." Penjelasan Presiden berhasil membuat Hime, perempuan berambut pirang yang tak lain adalah putri kecilnya membulatkan mata sempurna.

"Apa! Pengawal?! Aku tidak mau," ucap Hime kesal, dan melipat kedua tangannya di depan dada lalu mengembungkan pipinya seperti anak kecil. "Hime, mengertilah. Kau ini adalah putri dari presiden, kami hanya takut akan terjadi sesuatu kepadamu," jelas Shirayuki Himeko yang tak lain adalah ibunya.

Shirayuki Hime putri dari Shirayuki Tachibana dan Shirayuki Himeko. Putri yang sangat manja. Sangat di sayangi oleh ayahnya sang Presiden Jepang dan Ibunya yang seorang ibu rumah tangga yang baik dan lembut serta penuh perhatian.

Tok tok tok.

Suara ketukan pintu menghentikan percakapan antara keluarga itu. "Masuk," perintah Presiden. Tiga orang pria dan dua orang wanita masuk. Mereka langsung memberi hormat sebentar lalu menatap Presiden sopan. "Ah jadi kau adalah pegawai baru yang lulusan MIT. Aku dengar MIT sangat terkenal, dan kau sudah lulus di umur yang seperti ini," ucap Presiden senang lalu mulai berdiri dan berjalan mendekat.

"Terima kasih atas pujian Anda, tuan Presiden. Nama saya Nishimura Kazuto, saya akan berkerja keras," ucap Kazuto senang lalu membungkukkan badannya sebentar. "Aku harap INKOJA dapat semakin maju, kami mengandalkanmu, Nishimura," ucap Presiden senang lalu mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Kazuto. Kazuto langsung menerima uluran tangan itu dengan mantap. Setelah dari Kazuto. Di samping Kazuto berdiri dua orang wanita berambut coklat dan berambut hitam.

"Tuan Presiden, mereka adalah Cindy Viola dan Himesaki Sakura . Mereka yang akan menjadi pengawal pribadi nona Hime," jelas pria berambut hitam di samping wanita berambut hitam yang tak lain adalah pemimpin di divisi keamanan negara. "Aku harap kalian bertahan menjadi pengawal putriku," ucap presiden senang lalu menjabat tangan kedua pengawal baru itu satu persatu.

"Terima kasih, Tsukishima," ucap Presiden kepada pria di samping wanita berambut hitam yang bernama Tsukishima. "Sama-sama, tuan Presiden," ucap Tsukishima sopan. "Tuan Presiden, sudah saatnya Anda menemui para wartawan," ucap seorang pria berambut hitam yang tiba-tiba berada di belakang kelima orang itu. "Ah baiklah," ucap Presiden lalu meninggalkan semua orang dalam ruangan itu.

"Aku harap kalian bisa bertahan dengan anakku, dia anak yang manja dan nakal," ucap Himeko lembut lalu mendapatkan anggukan dan senyumam senang dari kedua wanita itu. Setelah itu Himeko berjalan mengikuti Presiden.

Begitu Presiden dan yang istrinya meninggalkan ruangan itu. Hime berjalan mendekati Kazuto. "Ne ... Kazuto-kun, kau adalah lulusan MIT dari Amerika kan? Pasti bahasa inggrismu bagus sekali..." ucap Hime sambil berjalan memutari Kazuto yang diam meliriknya. "Sepertinya aku pernah melihatmu dulu, apa kita pernah bertemu?" lanjutnya heran ketika berhenti tepat di depan Kazuto.

"Kau pasti salah lihat, aku tidak pernah melihatmu," jelas Kazuto santai. Mendengar jawaban langsung seperti itu dari Kazuto membuat Hime terdiam seketika. "Leader, bisakah kita kembali?" tanya Kazuto tanpa mempedulikan Hime. "A-ah benar juga. Baiklah, ayo," ucap Fujisawa Saiso, yaitu pemimpin jaringan komunikasi.

Kazuto dan Saiso pun pergi meninggalkan ruangan itu. Membuat putri presiden itu menjadi kesal. "Mohon kerja samanya, nona Hime," ucap Sakura ramah. "Kakak tidak perlu memanggilku 'nona', panggil saja aku 'Hime'," ucap Hime dengan suara yang manis. Sakura mengelus kepala Hime lembut sambil tersenyum senang. "Baiklah, Hime."

Setelah itu mereka semua mulai mengerjakan tugas mereka masing-masing.

***

Seorang gadis manis berambut hitam dengan mata berwarna biru cerah baru saja memasuki sebuah rumah besar. "Selamat pagi, Otou-san," sapa gadis manis itu ceria. "Pagi, Keiko. Apa kau yakin ingin pergi menyusul kakakmu?" tanya sang Ayah yaitu Takuya memastikan. "Iya, Keiko juga akan bersekolah di sana," ucap Keiko senang.

"Huft ... Tempat ini akan menjadi sepi sekali," ucap Takuya sedih. "Maaf Otou-san," ucap Keiko sambil berlari kecil dan memeluk ayah tercintanya. Takuya mengelus kepalanya lembut sambil tersenyum hangat. "Tenang saja, pada saatnya nanti, ayah akan menyusul kalian," ucap Takuya lembut. Membuat Keiko senang lalu segera berlari meninggalkan ayahnya, dan menuju kamarnya untuk menyiapkan semuanya.

Ia tidak sabar. Sangat tidak sabar. Ia akan segera bertemu dengan kakak tersayangnya, meskipun kakaknya baru saja meninggalkan rumah dua hari yang lalu. Tapi, Keiko memang tipe adik yang tidak bisa jauh dari kakaknya. Sejak kecil ia selalu mengikuti kakaknya kemana pun Kazuto pergi.

"Onii-sama, aku akan datang..."
______________________________________
Semoga kalian suka.

Di tunggu vote dari kalian, thanks.

Adieu

City Hunter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang