Misi 2

166 17 0
                                    

Bel tanda istirahat pun berbunyi, semua murid langsung pergi ke kantin sekolah. Kecuali para siswa yang ada di kelas. Mereka langsung buru-buru mengelilingi Ansell dan Keiko. Mereka banyak sekali mememberikan pertanyaan kepada kedua orang murid baru itu. 

"Ne ...  Nishimura-san, bagaimana kehidupanmu di Amerika?"

"Kenapa kau pindah ke Tokyo?"

"Benar, bukankah lebih nyaman tinggal di Amerika?"

Banyak sekali pertanyaan yang diberikan kepadanya dari para siswa. Namun, Keiko hanya diam dan tak menjawab setiap pertanyaan. Tak hanya Keiko, sama halnya dengan Ansell. Pemuda itu hanya diam tak mempedulikan para siswa di sekitarnya.

Merasa kesal dengan para siswa yang berisik. Keiko berdiri lalu menatap mereka semua dingin. "Maaf, ini sudah saatnya istirahat. Saya ingin istirahat," ucap Keiko sambil tersenyum manis. Membuat semua siswa yang menatapnya menjadi terdiam dengan wajah yang sedikit memerah.

"Ayo, Ansell," ajak Keiko saat melewati bangku Ansell dengan santai. Pria itu langsung berdiri dan berjalan mengikuti Keiko tanpa mengatakan apapun.

***

Keiko dan Ansell berjalan dengan santai melewati para siswa yang ada di lorong kelas. "Aku sungguh tidak suka dengan mereka. Mereka hanya ingin dekat denganku hanya karena aku dari Amerika. Aku tidak membutuhkan seorang teman yang hanya mau memanfaatku, aku tahu akan busuk mereka, terlihat jelas dari wajah mereka." Keiko mengomel selama perjalanan.

Ansell hanya diam mendengarkan setiap ucapan yang keluar dari bibir Keiko. Karena kekesalan Keiko. Ia tidak menyadari jika dirinya dan Ansell menjadi pusat perhatian para siswa yang mereka lewati. Hanya Ansell yang menyadari itu. Namun, pemuda itu tidak peduli dengan sekitar. Ia cukup medengarkan semua omelan Keiko tanpa mempedulikan sekitar.

"Bagaimana menurutmu, Ansell?" tanya Keiko dengan kesal. "Anda benar, Keiko-sama. Saya sendiri juga merasakan jika yang Anda katakan benar," jawab Ansell membenarkan ucapan Keiko. "Benar--" Tiba-tiba ucapa Keiko terhenti saat ia menabrak seseorang hingga akan terjatuh.

Namun, dengan cepat Ansell menangkap Keiko sebelum gadis itu benar-benar terjatuh di lantai yang dingin. "Kalau jalan lihat-lihat dong!" bentak seseorang yang tadi ia tabrak. Tidak. Lebih tepatnya, Keiko lah yang tertabrak. Keiko mendongakkan kepalanya. Ia tatap seorang gadis berambut coklat dengan kesal.

"Maaf ya, yang menabrak itu kamu, seharusnya kamu yang hati-hati!" bentak Keiko kesal. "Apa kau bilang!" Gadis itu merasa kesal dan akan menapar Keiko. Namun, dengan cepat Ansell menghentikan tangan gadis itu. "Jangan berani kau melukai Keiko-sama dengan tangan busukmu itu," ucap Ansell tajam dengan tangannya yang menggenggam erat tangan gadis itu.

"Ouch ... itu sakit, cepat lepaskan!" teriak gadis itu berusaha melepaskan tangannya. "Apa yang ka--" Kedua teman gadis itu ingin membantu gadis itu. Namun, mereka mengurungkan niat dengan takut saat mendapatkan tatapan tajam dari Ansell. "Ansell, lepaskan dia," perintah Keiko dingin.

Tanpa banya bicara Ansell langsung melepaskan tangan gadis itu. Membuat gadis itu terjatuh dengan menyentuh pergelangan tangannya yang terasa sangat sakit. "Kalian. Kalian anak baru itu kan?!" teriak gadis itu emosi sambil berdiri dan menatap tajam Keiko. "Jika benar, memang ada apa?" tanya Keiko dengan nada merendahkan.

"Kalian sungguh berani melakukan hal kasar kepala Senpai kalian. Aku akan memastikan kalian di keluakan dari sekolah ini, dasar sialan!" teriak gadis itu emosi lalu berjalan meninggalkan Keiko dan Ansell dengan diikuti kedua temannya.

Keiko kembali berjalan dan tidak mempedulikan ucapan gadis itu. Tapi, tentu saja. Ia tidak akan tinggal diam. "Ansell," panggil Keiko. "Ya, Keiko-sama?" tanya Ansell. "Cari tahu keluarga gadis itu dan siapa namanya," perintah Keiko tajam. "Baik, Keiko-sama," ucap Ansell.

City Hunter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang