Rekaman

125 13 0
                                    

Keiko dan Ansell berangkat ke sekolah dengan di antar oleh Kazuto. Mereka telah sampai di depan sekolah. Seperti biasa semua murid yang sedang berjalan di gerbang sekolah tiba-tiba berhenti saat melihat mobil milik Kazuto berhenti di depan gerbang sekolah mereka.

Keiko dan Ansell langsung keluar dari bagian belakang dan langsung mendapatkan bisikan-bisikan dari semua murid. Kazuto menurunkan jendelanya. Memperlihatkan wajah tampannya di hadapan para murid.

Namun, tidan terlihat begitu jelas karena tertutup oleh tubuh Keiko dan Ansell. "Jika sudah pulang telpon aku saja. Biar kakak yang jemput kamu," ucap Kazuto. "Baiklah, nii-sama," ucap Keiko senang. "Sudah sana," ucap Kazuto. Keiko menganggukkan kepalanya mantap dan Ansell memberikan salam sebelum berjalan meninggalkan Kazuto.

Kazuto menutup jendelanya lalu menjalankan mobilnya dengan santai menuju kantornya. Ia mengenakan earphone lalu menekan bebepara nomor di phonselnya. Ia menunggu hingga tersambung dengan orang yang ia hubungi.

"Subaru ... Bisa tolong kau cari informasi mendalam mengenai pabrik milik Kamikaze Hayato? ... Baiklah, aku tunggu kabat darimu," ucap Kazuto lalu secara otomatis hubungan terputus.

Tiba-tiba phonselnya berbunyi. Ia melirik nama yang muncul di phonselnya lalu mengangkatnya. "Ya, Otou-san? ... Apa? Benarkah? ... Baiklah, hari sabtu besok aku dan Keiko akan kembali ke Amerika ... Baik," ucap Kazuto yang terlihat senang.

Ia menjalankan mobilnya dengan santai dan dengan wajah yang terlihat senang. Sabtu besok ia harus kembali ke Amerika. Itu berarti ia sudah harus menyelesaikan kasus ini segera sebelum hari sabtu. Ia hanya mempunyai waktu dua hari lagi.

Kazuto mempercepat mobilnya dan menatap tajam kedepan.

***

Terdengar suara ketukan pintu yang menggema di sebuah ruangan yang cukup luas. "Masuk," perintah seorang pria yang sedang duduk di meja kerjanya dengan memeriksa beberapa dokumen. "Otou-san!" teriak sebuah suara perempuan dengan ceria.

Seorang perempuan masuk dengan ceria mendekati meja kerja pria yang ternyata adalah ayahnya. "Oh, Hime. Ada apa?" tanya Tachibana. "Otou-san, aku punya permintaan," ucap Hime dengan suara manjanya.

"Apa itu?" tanya Tachibana. "Biarkan Professor Nishimura untuk menjadi pembimbingku," pinta Hime dengan wajah yang memohon. "Ah itu, Ayah bisa saja memintanya untuk menjadi pembimbingmu. Tapi, ayah juga harus bertanya kepada Nishimura, apa dia bersedia atau tidak," ucap Tachibana.

"Oh ayolah, kumohon Otou-san," ucap Hime memohon. Tachibana hanya bisa menghembuskan napas pasrah saat menghadapi anak perempuannya ini. "Baiklah, akan ayah coba," ucap Tachibana pasrah. "Yeay! Terima kasih, Otou-san," ucap Hime senang sambil memeluk ayahnya.

"Kalau begitu, aku pergi dulu, selama bekerja, Otou-san," ucap Hime lalu berlari kecil meninggalkan ruang presiden. "Huft ... Maaf, Kazuto. Aku tidak berdaya menghadapi anak perempuanku," ucap Tachibana sedih setelah menghembuskan napas berat.

***

"Subaru, bagaimana? ... Bagus, kirimkan kepadaku ... Baiklah, terima kasih," ucap Kazuto lalu menutup phonselnya. Ia tatap pabrik yang ada di depan mobilnya dengan jarak yang lumayan jauh.

Setelah cukup lama ia memperhatikan pabrik itu. Ia menjalankan mobilnya meninggalkan pabrik itu.

Mobil ia jalankan dengan santai. Namun, tiba-tiba ia menghentikan mobilnya secara mendadak. Ia terkejut saat melihat seorang anak yang menyeberang jalan raya sembarang dan hampir tertabrak oleh mobil Kazuto.

City Hunter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang