3. Persaingan IqbaAle.

3.5K 395 39
                                    

WARNING!! BELOM GUE REVISI!!!

SORRY FOR TYPO DAN SEBAGAINYA 😂.

***

Iqbaal duduk di pojok kanan sofa dengan tangan kanan menopang dagunya. Ale, lelaki itu duduk di pojok kiri kasur dengan gaya yang sama dengan Iqbaal.

Dua lelaki itu hanyut dalam pemikirannya masing-masing.

Zindy? Gadis kecil itu asik curhat dengan boneka teddy pink pemberian (namakamu). Gadis itu duduk di tengah kedua lelaki yang tengah melamun itu.

Zindy yang bosan melihat tingkah ayahnya dan om-nya itu mendengus. Gadis itu menarik ujung kaos Ale dan ujung kemeja Iqbaal bersamaan.

Kedua lelaki itu masih bergeming. Gadis kecil itu kemudian mengerucutkan bibirnya kesal, dia merasa terabaikan keberadaannya.

Gadis itu kemudian tersenyum saat suatu ide melintas di otak nya.

"AYAH!!! OM ALE!! MAMAH (NAMAKAMU) MAU NIKAH SAMA BANG NICHOL TUH." Pekiknya yang berhasil membuat kedua lelaki itu bangkit dari duduknya dengan wajah cengo.

"APA? MANA? MANA? BIAR GUE HAJAR TUH CWOKNYA." pekik Ale refleks.

"HAH? MANA?" sahut Iqbaal tepat saat Ale menyelesaikan ucapannya.

Zindy tertawa ngakak, bahkan terdapat airmata di kedua sudut matanya. Nichol? Zindy kenal lelaki itu karena Ale menceritakan kepadanya bahwa Nichol adalah mantan terindah (namakamu).

Kedua orang itu menatap gadis kecil SOK dewasa yang masih tertawa itu.

"Lo ngerjain gue ya?" Tanya Ale sebal. Gadis itu masih tertawa.

"Zindy!" Sentak Iqbaal yang membuat Zindy berhenti tertawa seketika.

Zindy duduk tegak. Gadis itu menatap polos ayahnya dan om-nya itu.

"Kenapa, yah?" Tanya Zindy seraya mengerjap polos.

Ale kesal, jika gadis itu bukan keponakannya sudah pasti Ale menggeplak kepalanya sekarang.

"Kamu kenapa ngerjain ayah sama om kamu itu? Kamu tau kan, om kamu itu baperan. Nanti kalau kamu di geplak sama dia gimana?" Tanya Iqbaal, lelaki tampan itu duduk di samping Zindy mengabaikan Ale yang melotot garang.

"Denger ya om-om tua bangka. Gue masih kesel sama lo!" Ujar Ale menunjuk Iqbaal.

Zindy menatap bingung keduanya, ia menatap Iqbaal yang memberi isyarat padanya agar masuk ke kamar.

Zindy mengangguk, gadis itu beranjak menuju kamar membawa boneka nya.

Iqbaal menatap Ale datar.

"Kenapa lo malah suka sama gebetan gue sejak SMP? Abang macam apa lo!" Ujar Ale.

Iqbaal masih menatap Ale datar, lelaki itu sekarang bersedekap dada sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa.

"Trus lo mau bersaing sama gue?" Tanya Iqbaal sambil mengangkat sebelah alisnya.

"OKE!! MULAI SEKARANG KITA BERSAING." Ujar Ale. Lelaki itu menatap sengit abangnya yang duduk santai di sofa.

"Siapa takut." Ujar Iqbaal. Lelaki itu beranjak, mendekat ke arah Ale.

Tinggi Ale berbeda hanya beberapa cm darinya, itu kenapa ia tak perlu repot-repot menunduk atau mendongak menatap Iqbaal.

"Kita bersaing secara sehat." Lanjut Iqbaal. Lelaki itu tersenyum miring, kemudian berlalu meninggalkan Ale yang wajahnya telah jengkel abis.

"LIAT AJA! GUE YANG BAKAL DAPETIN (NAMAKAMU) WOYY!! DASAR DUDA KREMPENG!" Pekik Ale yang terdengar nyaring ke penjuru rumah. Nafas lelaki itu tersenggal-senggal, wajahnya memerah marah. Tangannya mengepal erat sampai buku jarinya memutih.

Iqba(A)leTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang