2. Tentang IqbaAle

4.1K 460 40
                                    

"Aku tau cinta itu menyakitkan. Aku tau, pengorbanan itu menyedihkan. Tapi bagiku, ada hal yang tak bisa di deskripsi kan dari itu semua. Kebahagiaan terpendam, mungkin."

☆★☆★

Iqbaal tersenyum kala Zindy menciumi pipi nya dengan gemas. Lelaki itu balas memeluk anak nya gemas, membuat gadis kecil itu tertawa.

Beberapa pandangan orang-orang menatap iri kepada mereka. Banyak dari kaum hawa yang menatap lapar ke arah Iqbaal.

Kaos berwarna putih dengan balutan training hitam, ayolah siapa yang tidak curi-curi pandang ke arah cwok tampan dan terlihat menarik hasrat wanita seperti itu.

"Ayah. Kapan bunda (namakamu) main ke rumah, ayah?" tanya Zindy. Gadis yang duduk di pangkuan lelaki itu menatap kesal ke arahnya.

"Kamu tanya abang Ale sana, dia kan teman sekolahnya bunda kamu itu." jawab Iqbaal.

Zindy menggeleng. "Nggak. Nanti bang Ale pasti nggak bolehin Zindy main sama Bunda. Bang Ale kan sebel sama Zidny."

Dengan gaya sok dewasa dengan tambahan aksen cadel pasti membuat siapapun gemas melihat tingkah anak yang sebenarnya belum genap berusia 5 tahun itu.

Iqbaal terkekeh. Ia mencium pipi gadis kecil itu dengan gemas. Anak siapa sih ini?

"ALE BEGO! SEPATU GUE, MONYET!"

Iqbaal dan Zindy menoleh ke arah suara menggelegar yang membuat beberapa pengunjung Taman melakukan hal yang sama seperti mereka.

Zindy memiringkan kepalanya, selanjutnya tersenyum senang.

"Bunda..." gadis itu loncat dari pangkuan Iqbaal, berlari ke arah seorang gadis yang tengah melakukan aksi penggebukan menggunakan sepatunya kepada lelaki di hadapan gadis itu.

Iqbaal berdiri dan berlari mengekori Zindy.

"Lo tau nggak, itu tuh sepatu kesayangan gue, sialan!" kesal (namakamu) kepada Ale. Ya, gadis tadi adalah (namakamu).

Gadis itu tak habis pikir apasih yang di makan otak udang di hadapannya ini? Bisa-bisanya lelaki itu dengan tanpa dosa membuang sepatu kesayangannya ke truk sampah yang lewat di hadapan mereka.

Dikira beli sepatu pakai daun apa?

"Yaelah nanti gue ganti deh." jawab Ale santai. Lelaki itu mengunyah permen karetnya dengan tenang.

"Bukan masalah gantinya banci, masalahnya itu sepatu--"

"Dari mantan lu kan?" potong Ale cepat. "Yaelah, katanya mau move on tapi barang dari mantan aja masih lu jadiin kesayangan. Jadi, mau kapan move on nya kalau gitu? Nunggu gue kawinin lo dulu?"

Wajah (namakamu) memerah, ayolah ini bukan blushing ini adalah bentuk perwujudan ke kesalan (namakamu) dengan mahluk bernama Ale Dhiafakhri yang lahirnya di sungsang ini.

"AMIT-AMIT GUE SAMPAI NIKAH SAMA LO! JIJIK EWHH."

"Bunda (namakamu)." (namakamu) tersentak saat kakinya di peluk oleh seorang anak kecil. Ia menunduk dan melihat Zindy yang tersenyum senang sambil memeluknya. Ia menoleh ke belakang Zindy, ada Iqbaal yang Setia mengekori gadis itu.

Ale mendengus, tapi kemudian tersenyum nakal. "Siapa juga yang mau nikah sama emak kebo kayak lo? Kan gue bilang kawin. Artinya langsung naena tanpa nikah dulu."

"LO DASAR ALE-ALE LIMA RATUSAN!!" (namakamu) membabi buta kembali. Sungguh ia tak habis pikir. Ini ibu nya Iqbaal dulu ngidam apaan sih?

Oke, diakui wajah Iqbaal sama Ale tuh sama-sama ganteng ya karena mereka emang kembar tapi beda beberapa tahun, entah kenapa bisa begitu (namakamu) nggak tau.

Iqba(A)leTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang