Selamat membaca
.
."Cinta tak pernah menyakitkan, tergantung bagaimana cara pandang kamu tentang cinta."
***
Iqbaal tersenyum memasuki area rumahnya, jas hitam miliknya sengaja ia lampirkan di bahu kiri. Iqbaal bersiul, menatap area rumah yang sudah sepi dan gelap.
"Senang?" Suara Ale mengalun di telinganya bersamaan dengan lampu rumah yang tiba-tiba menyala.
Iqbaal mengangkat sebelah alis, menatap Ale yang berada 5 langkah dari-Nya.
"Senang habis jalan dengan doi gua?" Tanya Ale sekali dengan lebih signifikan.
Iqbaal tersenyum sumringah, Ale mendengus kesal.
"Senang. Ternyata (namakamu) cantik pakai banget ya. Dia juga anggun tapi gak jaim, manis. Tipe tipe idaman gua banget," jawab Iqbaal.
"Sialan," desis Ale, "bang, mending lu cari orang lain bang. Nanti bisa-bisa doi gua dikira jalan sama om om kalau sama lu."
Iqbaal menatap datar Ale, senyum sumringah tadi hilang entah kemana, "lu pikir gua perduli? Dengar ya, cinta itu gak mandang usia. Kalau kita saling cinta ya gak akan mandang itu."
Iqbaal melanjutkan langkahnya, ia kemudian menepuk pundak adik satu-satunya itu, "Kalau cinta perjuangin. Tapi kalau sudah di perjuangin belum juga dapat, itu artinya gak jodoh."
Iqbaal terkekeh, berjalan menuju kamarnya. Ale berdecak kesal. Keputusannya untuk mengundang Iqbaal ke Sekolah waktu itu adalah keputusan yang salah. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Berdoa saja semoga ia tak kalah pesona dengan kakaknya itu.
***
Ale berlari memasuki gerbang sekoolahnya, napas nya terengah. Ini bukan karena ia telat seperti biasanya, ini semua salah tante-tante berkelamin sama sepertinya.
Padahal ia berkata jujur dengan wajah imut nan polos yang tadi ia banggakan.
'Udah dikasih kelamin buat malam pertama yang panjang malah disia-siain si omtan mah, untung saya bersyukur, meski belum panjang-panjang banget'
Tidak salah kan Ale?
Senyum sumringah tercetak di wajahnya saat melihat gadis yang senyumnya menyejukkan itu berjalan beberapa langkah darinya.
"(Namakamu)," teriaknya yang membuat beberapa murid menoleh ke arahnya, termasuk (namakamu)-nya.
Ale berlari ke arah gadis itu, merangkulnya yang membuat gadis itu berseru sebal.
"Ale tas gue berat tau."
"Sini gue bawain," tawar Ale.
"Gak usah, tas lu kan juga pasti berat," tolak (namakamu) sambil tersenyum. Satu point semangat untuk pagi Ale.
Ale memang nakal, tapi saat di luar jam pelajaran. Ale adalah salah satu murid laki-laki yang rajin membawa buku full mata pelajaran di hari itu.
"Gak, sini."
Ale mengambil alih tas milik (namakamu). Ada untungnya tadi pagi Ale membantu menggotong kursi ke ruang tamu, belajar membawa benda berat meski jauh lebih berat tas gadis di sebelahnya ini.
"Nanti malam, nonton yuk? Ada film bagus," ajak (namakamu) yang membuat mata ale melotot senang.
Siapa yang akan menolak kesempatan langka ini?
Basa basi dulu ah
"Nonton apa?" Tanya Ale.
"Suster ngesot naik haji."
"Emang ada?"
"Ya gak lah Ale. Nonton Sebelum iblis menjemput?" Tanya (namakamu).
Ale ragu, jujur ia benci horror tapi masa ia harus menolak berlian langka ini?
Ale mengangguk. Ia tidak mau satu langkah dibelakang Iqbaal. Ia tidak ingin kalah saing dengan Iqbaal di mata (namakamu). Iqbaal juga takut pocong, apa bedanya dengan dia yang takut tuyul?
***
Iqbaal menyenderkan tubuhnya di mobil miliknya. Matanya menatap lurus ke gerbang sekolah Zindy.
Anaknya itu belum keluar sejak 23detik lalu. Lama sekali. Ia ingin menjemput calon istri-nya sehabis ini. Tidak mau kalah tikung dari Ale.
Iqbaal pernah bermimpi jadi pembalap dulu. Pembalap karung. Tapi belum terlaksana, jadi ia mencoba sukses menjadi pembalap sekarang. Pembalap dalam hal lain.
Kalau dipikir-pikir lucu juga, selama ini Iqbaal selalu mengalah pada Ale. Tapi kenapa kali ini Iqbaal bersikukuh mempertahankan? Padahal ia anggap itu membuang waktunya.
"Ayah," teriakan Zindy menyadarkannya.
"Ayok sayang masuk."
Iqbaal membukakan pintu untuk Zindy. Gadis kecil itu masuk, diikuti Iqbaal yang berjalan kearah bangku kemudinya.
So,
(namakamu)- Ale
Or
(Namakamu)-Iqbaal?Lama tidak jumpa.. aku rindu:v
Masih pada inget kah?Target: 20comments lngsung gue next.
Oiya baca teenfict gue di susukejuhcoklat ya. Thx
KAMU SEDANG MEMBACA
Iqba(A)le
FanfictionIqbaal Dhiafakhri Ramadhan, duda tampan beranak satu itu menyukai (namakamu) Shihaina Zhafira. (namakamu) sendiri sahabat sekaligus orang yang disukai oleh adiknya, Ale Dhiafakhri Ramadhan. iqbaal menyukai (namakamu) saat pertama kali melihat gadis...