"karena kamu hanya melihat seseorang dari satu sisi."
°°°
Nasya menatap jengah Kei, sudah sekian kalinya Kei pulang larut malam seperti ini, pulang berbau alkohol, merancau tak jelas, bedanya Kei berpenampilan tertutup dari biasanya, lihatlah sekarang meskipun berpakain tertutup tapi anak rambutnya keluar dari bagian sisi khimarnya.
"Astaghfirullah, Kei! Aku udah bilang berapa kali sih?! Kamu itu udah berubah liat pakain kamu udah nggak kayak dulu Kei, harusnya akhlak kamu juga ikut berubah,"
"Diem lo ah! Kepala gue pusing,"
Yang memalaskan bagi Kei adalah berdebat dengan Nasya. Sahabat baiknya dari kecil, meskipun mereka berbeda jalan dalam menjalankan hidupnya dan sering berdebat tapi bagi Kei Nasya tetap sahabat terbaiknya. Bahkan mereka pun tinggal di apartemen yang sama.
"Nikeila, kemarin aku tanya kamu berubah karena siapa? Dan kamu jawab karena Allah. Tapi kenapa kamu kayak gini sih?!"
Kei tak mengubris ocehan Nasya, dia melangkahkan kakinya dengan malas ke arah kamar mereka berdua. Untuk sekian kalinya Nasya harus sabar menghadapi sikap dingin Kei. Nikeila Nada Alisha, gadis dingin tak tersentuh, badgirl pun menyandang statusnya.
°°°
07:30 wib
"Nasya!" Arkha berseru sambil berlari kecil menuju Nasya, matanya sekilas melirik jam tangannya, setengah jam lagi mata kuliah dimulai. Nasya menengok, memeberi senyum lembut ke arah Arkha
"Asslamu'alaikum," kata Arkha
"Wa'alaikum salam. Kenapa, Ar?" dahi Nasya berkerut samar melihat wajah Arkha yang berseri-seri.
"Kamu yang kirimin surat ke saya kan? Saya udah baca kok," kata Arkha sambil tenyum sumringah terpapar jelas di wajah Arkha yang tegas.
Nasya memandang Nazif bingung. kepalanya menggeleng pelan. "Lho surat apa ya? Aku nggak ngirim surat ke siapapun,"
"Lho Na? Bukannya kamu yang ngirim surat itu kan kema--"
"Surat apalagi sih Ar? Astaghfirullah Arkha. Aku nggak ngerti apa yang kamu omongin. Sudahlah sebentar lagi saya ada kelas. Maaf saya harus pergi, Permisi, Asslamu'alaikum."
Nazif menatap punggung Nasya yang makin lama makin mengecil. mulutnya bergumam menjawab salam Nasya. tangannya mulai terulur untuk mengambil secarik surat itu di saku celananya.
"Huruf 'N'? Saya yakin itu dua huruf dari nama depan kamu, Nasya. Nasya Kailila Pratama, nama yang bagus untuk saya ingat."
Arkha duduk di gazebo taman kampus, tangan terulur untuk membuka surat itu lagi membacanya lebih teliti. Kemarin sore, ketika ia shalat ashar di masjid kampus. Di sepatunya ada secarik kertas berwarna putih polos. Ia pikir kertas itu hanya anak iseng yang sembarangan buang sampah, tetapi di bagian depan tertulis "for you!"
Matanya berkali-kali meniliti tulisan sambung itu. Lagi dan lagi otaknya mencerna setiap goresan di surat tersebut.
"Berubah dan merubah, for you i'm here."
-N---
Suara ijakan sepatu memecahkan keheningan koridor, mata hazel itu menelisik bagian yang ia lewati. Matanya terpaku terhadap satu titik yang berjalan berlawanan arah dengannya. Kegugupan menyelimuti diri Kei, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Kei wanita cantik, dingin dan kaku prihal asrama, selama hidup baru kali ini ia sangat mencintai seseorang yang bahkan tidak mencintai dirinya.
Wajah Kei menatap wajah Arkha yang melewatinya acuh, selama di kampus ketika semua pria mengejar cinta Kei. Hanya Arkha yang acuh tak menganggap Kei ada. Hal tersebut yang membuat Kei penasaran dengan Arkha.
"Arkha," Kei ketika mereka berdua berhadapan.
"Kenapa?" Matanya memperhatikan pakaian yang Kei kenakan. Senyum kecil menyembul dari bibirnya, Kei berubah.
"Gue mau ngomong,"
"Maaf saya sibuk," balas Arkha melengos.
"Sekali ini, sebentar aja,"
"Saya bilang saya sibuk, kamu ngerti nggak sih?" Kejengkelan sudah memenuhi raut wajah Arkha, salah satu hal yang tak disukai Arkha, berdekatan dengan Kei.
"Lo sibuk atau menghindar dari gue?"
"Udahlah, Kei! Udah berapa kali sih saya bilangin. Berhenti harapin saya, berhenti menyukai saya, berhenti mencintai saya,"
Kei terpaku ucapan Arkha. Dia memang badgirl, tapi dia pintar dalam pelajaran, Kei hobby membaca buku bahkan buku islami pun dia baca dan itu tak semua orang tau.
"Allah Yang Maha Membolak balikan hati. Allah Yang Maha Memberikan Rasa, jadi bukan Kei yang nentuin dimana dan dengan siapa hati Kei berlabuh,"
"Memang Allah yang Maha pemberi Rasa. Tapi kita yang mengendalikan rasa itu, dengan nafsu atau dengan iman. Rasa kagum beda tipis dengan rasa cinta. Saya duluan, Assalamu'alaikum,"
Kei menjawab salam sambil menatap hampa punggung Arkha yang berjalan melewatinya, tatapannya lagi dan lagi kosong, raut dingin pun kembali muncul di wajah cantiknya.
°°°
![](https://img.wattpad.com/cover/114078882-288-k523515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not A Bitch
ДуховныеApa kalian pernah merasakan dicintai oleh orang yang bukan tipe kalian? Ini yang sekarang dirasakan Arkha. Cowok religious itu dicintai oleh perempuan dingin serta badgirl. Tapi takdir berkehendak lain, kedua orang tuanya telah menjodohkannya dengan...