Kau dan Aku?!

166 13 2
                                    

Hari ini hari sabtu. Dan hari ini gue janjian sama David dirumah Megan. Kenapa rumah Megan? Soalnya rumah dia yang terfikir pertama kali dikepala gue jadi ya gitu.

David Yonathan

Lo dimn?

Dijln bentar lg nyampe

Kalau udh line gue

Sip

Clar gue udh didepan

Setelah membaca itu gue langsung keluar rumah Megan dan mendapati David yang berada didepan pagar.

"Markirin mobil lo didalem aja," ucap gue setelah membuka pagar.

"Gak papa disana aja," balasnya yang dibalas anggukan oleh gue. Setelah itu kami berjalan beriringan menuju ruang keluarga rumah Megan. Disana sudah ada Megan dan Clarisa yang menyiapkan kamera untuk merekam.

Gue mempersilahkan David buat duduk. Dan dapat gue lihat Clarisa dan Megan menatap David dengan tatapan tajam mereka. Jujur gue ingin ketawa apalagi melihat wajah David yang terlampau santai menghadapi dua macan betina yang ingin menerkamnya.

"Udah siap belum lo cowok kampret?" tanya Clarisa judes. Gue lirik David yang disebelah gue. Dia hanya menganggukan kepalanya saja lalu menatap gue.

"Gue cuman perlu ngomong apa adanya aja kan kayak yang lo bilang semalem?" tanyanya.

"Iya kayak yang gue bilang semalem," jawab gue. Semalam kami memang sempat chat sebentar. Gue menjelaskan apa aja yang harus ia lakukan hari ini. Hanya itu.

"Jangan main hp mulu," kata gue kesal melihat David yang main hp mulu.

"Kenapa sih?" tanyanya yang masih fokus pada hpnya.

"Kita tuh mau ngerekam Vid. Ini live, siaran langsung. Fokus dong," ucap gue makin kesal.

"Lo ngapain sih chat sama selingkuhan lo?" lanjut gue sambil berkacak pinggang.

"Selingkuhan gue?" tanyanya binggung.

Gue menganggukan kepala gue.
"Iya selingkuhan lo. Lo kan mutusin gue karena selingkuh 'kan?" tanya gue balik dengan semangat berapi-api.

"Terus masalahnya apa kita udah selesai 'kan? Jangan bilang lo belum move on dari gue?" dia mematikan ponsel nya dan menatap gue dengan satu alis terangkat. Mendengarnya gue berdecak. Lalu memutar bola mata gue.

"Gue udah move on kok," kata gue gak terima.

"Bagus kalau gitu," ucapnya enteng.

"Lo pernah gak sih berfikir perbuatan lo ke gue? Hubungan kita baik-baik aja waktu itu. Lalu dengan seenak jidat lo, lo ngenalin cewek lain ke gue dan bilang kalau lo udah pacaran sama dia. Lo bahkan gak pernah bilang maaf Vid," ucap gue. Gue gak tahu gue kenapa. Semua diluar kendali gue. Entah kenapa gue jadi sedrama ini. Gue bahkan merasakan mata gue yang mulai memanas. Ah, shit!

Dia terdiam. Dia menatap mata gue nanar. Gue tahu gak seharusnya gue katakan semua ini. Maksudnya itu semua cuman masa lalu. Tapi setelah gue fikir-fikir gue sama sekali gak dapat penjelasan dari dia. Dan mungkin inilah saat yang tepat. Walau gue ragu apa ini saat yang tepat.

Hey, Mantan [3/3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang