Denial

69 2 2
                                    

Christian tahu betul ketidak enakan hati Anna. Seminggu lebih Anna mengabaikan keberadaannya. Hanya telpon dan pesan singkat yang bisa membuatnya sedikit menghilangkan rasa cemas akan keadaan wanita itu. Ia semakin bersalah. Seharusnya ia tidak membuat wanita muda itu sebimbang ini. Christian saja tidak menyangka juga, Kepala Redaksi itu bakal sebimbang ini.

Mungkin saja ini karena keluarga sang hawa. Tidak seperti Christian yang sudah tak punya siapa - siapa lagi, selain keluarga bosnya(yang jujur, ia anggap keluarga). Keluarga bosnya yang sering mengajaknya makan malam di mansion luarbiasa mereka.

Sesering - seringnya Christian makan malam dengan mereka, ia masih merasa ia terasingkan. Seakan keluarga yang ia sudah anggap keluarga, masih bukan tempat untuknya. Bukan tempat di mana ia merasa, ia sudah -pulang.

Sejak kecil pulang ke rumah bagi Christian memiliki aura, -di mana bau steak daging ataupun aroma pasta buatan neneknya sangatlah menggoda, sinar matahari yang berkilau menembus kaca jendela, rumah tua yang sesekali akan berdecit jika di senggol, dan alunan gitar yang kakeknya mainkan.

Itu rumah bagi Christian.

Dan itu sudah tidak ada.

Hingga sekarang, ia belum juga menemukan rumah.

Tidak juga sih. Batin Christian sedikit berbohong di situ. Ia, -jika boleh jujur, ia seperti merasa sudah menemukan rumah. Tidak sama persis yang ia rasakan saat ia kecil. Tapi ia hanya merasa dan benar benar nyaman akan hal itu.

Dan yang menyediakan rasa pulang dan aman itu adalah wanita sadis bernama Anna Everest.

Christian tahu itu salah. Sangat salah. Ia sudah berjanji dengan mempertaruhkan martabat prianya, bahwa hubungannya dengan wanita jutek itu tak melibatkan rasa kasih ataupun rasa lainnya.

Hell, pertemuan mereka jauh dari kata romantis. Walau sedikit ada manis - manisnya, tetap saja belum cukup masuk konteks romantis. Bagaimana tidak? Mereka nyaris saling adu mulut saat pertama kali bertemu. (Hanya gara - gara taruhan 'apakah Chris bisa menggoda wanita lirikan tajam itu?') Tanya dua teman Christian; Tanner dan Greg. Mereka lah yang memisahkan keduanya, sebelum perang sarkatis mereka di mulai.

Dan karena itu Christian berani bersumpah, -bahwa ia masih tidak percaya, bisa menjalin hubungan penuh hasrat dengan wanita sadis itu.

Apalagi menghamilinya.

Sesekali ia mengacak rambutnya. Bagaimana bisa liburan ke eropa bosnya bertepatan dengan -jadwal Anna memberitahu berita kehamilannya? Apakah ada berita lebih Wow lagi yang bisa mengejutkan hidup Christian? Sudah cukup rasanya stress yang melanda dirinya ini. Ia tak sabar sekali menemui akhir pekan. (mengingat pekan lalu ia habiskan dengan bisnis trip ke Washington DC, yang jadwalnya terdiri atas rapat - rapat dengan pak tua - pak tua keras kepala yang masih menganggapnya bocah)

Akhir pekan ini ia bisa istirahat, dan paling tidak menghabiskan waktu dengan sang calon ibu bagi keturunannya.

Memikirkan kan hal seperti itu membuatnya sedikit tak bisa menahan rasa tersipu, dan rona merah di kedua pipinya.

"-kau tanda tangan?"Christian memandang asisten pribadinya; Wilson. Jujur Christian tidak dengar apa yang ia ucapkan. Ia memandang pria muda itu lebih dalam.

"Saya bilang apakah anda sudah menandatangani dokumen Washington?"tanya ulang pria yang beberapa tahun lebih tua dari Christian itu. christian meraih setumpukan dokumen dihadapannya dengan gugup dan gegas. Ia meneliti satu persatu dokumen yang terlihat baru itu, mencoba mencari dokumen Washington.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang