2. mengejar

149 25 8
                                    

Tepat pukul setengah 6 pagi, ponsel Adira bergetar tanda sebuah pesan Line masuk. Ia pun membuka ponselnya dengan mata yang setengah terbuka.

Arvino : selamat pagi ara sayang:*

Seketika matanya terbuka lebar. Ia terkejut saat membaca satu baris chat Line yang baru dibacanya tersebut.

Adira : dapet darimana?

Arvino : Gue lagi gak dapet dir

Adira : bego

Arvino : Gak di sekolah gak di chat irit ngomong mulu lo

Adira : terus?

Arvino : untung gue ganteng plus penyabar orangnya.

Adira hanya membacanya saja, karena menurutnya itu tidak penting. Ia pun berjalan menuju kamar mandi, bersiap-siap untuk sekolah.

Setelah dirasa siap semuanya, adira pun mengambil ponselnya yang sedaritadi terus saja berbunyi.

Arvino : Ra kok gak di bales?

Arvino : lagi siap-siap ya

Arvino : berangkat bareng yuk

Arvino : tunggu abang Vino yaa!

Dan, Cetreng! Satu pesan chat baru saja masuk.

Arvino : gue udah di depan rumah lo(:

Adira segera membuka tirai jendela kamarnya dan hal pertama yang Adira temukan pagi ini adalah Arvino yang sedang melambaikan tangannya sembari tersenyum tulus padanya!

"Kurang kerjaan!" Gumamnya.

Ia pun langsung menyambar tas sekolahnya lalu turun ke bawah menuju teras.

"Ngapain?"

"Jemput lo" jawabnya sembari tersenyum.

"Bisa sendiri"

"Gak boleh! Eh bonyok lo mana? Gue mau pamit"

"Gak usah"

Arvino segera menggandeng tangan Adira menuju motornya.

'Daripada dia pergi duluan,' batinnya.

"Ck! Pemaksaan" decaknya sembari menghempaskan tangan Arvino.

"Yaelah Ra, tinggal duduk doang susahnya minta ampun"

Adira lelah menghadapi sifat keras kepala Arvino yang seperti ini, "Gue bawa mobil"

"Gak! Lo harus ikut gue, gue udah nunggu lo hampir sejam dan lo dengan seenaknya mau bawa mobil"

Arvino menggeleng "Gak. Pokoknya lo harus bareng gue"

"Ribet banget"

"Makanya lo ikutin aja,"

"Kalo gue gak mau?"

"Ya harus mau pokoknya,"

Adira yang mulai kesal hanya bisa menghela napas dalam-dalam.

"Emang lo siapa?" Tanya Adira yang sudah mulai kesal.

"Calon pacar lo." Jawabnya sembari terkekeh.

Adira menelisik Arvino dari atas sampai bawah lalu ia menggeleng, seakan berkata 'Bukan tipe gue'

Arvino mengerucutkan bibir. Baru kali ini seorang Arvino ditolak secara langsung oleh seorang cewek "Jahat lo "

"Bodo," jawabnya singkat.

AdiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang