7. Aku rindu

81 9 0
                                    

BAGIAN TUJUH

Mengapa ditinggalkan seseorang yang sangat berarti itu menyakitkan?

***

Saat kita sedang membutuhkan seseorang sebagai pijakkan ketika kita terjatuh lalu mengapa seketika semua orang itu menghilang dan malah meninggalkanku sendiri disini padahal aku sedang membutuhkan mereka tetapi mengapa mereka tidak mau menoleh ke belakang.

Adira sedang melamun sembari memandangi langit-langit kamarnya.

"Mama sama Papa kenapa harus pergi?".

"Kenapa Mama sama Papa gak ajak Dira?"

"Dira kangen Mama sama Papa hiks" Adira mulai menangis.

Drt..drt...

Adira mengusap air matanya dan mulai mengangkat telfon.

"Halo Adiranya abang" sapa Daniel-kakak Adira.

"Halo Bang" sapa Adira dengan suara serak khas orang habis nangis.

"Hei kamu kenapa? Kok suaranya kayak habis nangis" tanya Daniel dengan nada khawatir.

"Dira kangen Mama sama Papa bang" ucap Adira yang perlahan mulai menangis lagi.

"Kalo kamu kangen Mama sama Papa mending kamu shalat terus doain semoga allah selalu jaga mama sama Papa dan juga kamu bisa liat bintang yang ada di langit "

"Kenapa harus liat bintang?" Tanya Adira heran.

"Abang juga gatau tapi kalo abang lagi kangen Mama sama Papa biasanya abang ngobatinnya dengan cara liat bintang"

"Bentar aku ke balkon dulu" Adira berjalan ke arah balkon dan mulai memandangi bintang-bintang yang indah di atas langit.

"Udah?"

"Udah, bang kok bintangnya jahat kenapa disaat Dira lagi kangen sama Mama Papa bintang itu justru merasa sedang bahagia" air mata Adira turun kembali.

"Ibaratnya bintang-bintang disana itu Mama sama Papa yang lagi tersenyum ngeliat anak perempuannya yang lagi kangen sama mereka"

"Bintang di langit gak adil bang hiks kenapa disaat Mama sama Papa meninggal justru mereka malah bersinar sangat terang"

"Sstt, Dira kok cengeng"

"Dulu Adira pernah janji kan untuk gak nangisin Mama sama Papa lagi tapi sekarang mana janjinya yang dulu?"

Adira menangis "aku capek harus selalu pura-pura tegar bang"

"Mending kamu sekarang tidur ya, insyaallah kalo jadi seminggu lagi abang pulang. Good night princess"

"Good night to Bang" Adira mematikan telfonnya sepihak dan ia masuk ke dalam kamarnya dan mulai terlelap dalam mimpi.

🍁🍁🍁

Adira menatap pantulan dirinya di cermin yang sungguh berantak sekali karena matanya sembab hidungnya merah dan rambutnya sudah sangat acak acakan.

"Gak mungkin gue ke sekolah dengan keadaan kayak begini" gumamnya pada diri sediri.

Adira pun menekan tombol panggil di hp miliknya.

"Halo dir, ada apa?" suara orang disebrang telfon.

"Tha tolong izinin gue ya"

"Lah emang lo napa?

"Gue lagi gaenak badan"

"Lo sakit? udah minum obat belum? udah ke dokter bel--"

"Ck! berisik" potongannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang