Aku merasa bosan di pesta ini, ingin sekali aku bergelut dengan kasur yang empuk dan nyaman di rumah. Jika ini bukan permintaan kak Arya aku gak akan nurut sama pak tua itu.
Aku yang sudah bosan tingkat dewa menutuskan ingin berjalan-jalan sebentar, aku ingin membuang air kecil ketika berjalan ke arah toilet. Belum sempat aku masuk aku mendengar suara aneh. Suaranya seperti....orang mendesah?
Rasa penasaranku tinggi dengan pelan-pelan aku mengintip dengan membuka celah dipintu. Aku membelakkan mataku melihat pemandangan yang tidak senonoh ini. Seorang pria sedang diserang oleh dua wanita dan mereka hampir TELANJANG tampak tiga sejoli itu sangat menikmati permainan tersebut.
Aku terdiam tidak bisa berkutik sekalipun wajahku memanas dengan adegan itu.
DRTTT..DRTTT...
Aku membuka tasku mencari hpku yang berbunyi, aku mencari hpku dengan cepat tanpa aku sadari parfumku jatuh dan menimbulkan bunyi cukup keras.
"Siapa itu?!" teriak pria yang ada di kamar mandi itu.
Aku kaget setengah mati jika aku ketahuan pasti aku juga akan diseret dengan permainannya. memikirkan itu membuat bulu kudukku merinding. Aku pergi dari tempat itu, sekali lagi aku menyesal dengan perbuatanku saat aku melihat kebelakang pria yang ada disitu sedang menatapku dalam hati aku berharap pria itu tidak melihat jelas wajahku.
*^^*
"KINAR!" suara menggelegar itu berasal dari kakakku Arya Steven. Aku berjalan kearahnya, kulihat ada pria dan wanita yang seumuran dengan orang tuaku disana juga aku melihat si pak tua a.k.a Ayahku.
"Ada apa?" tanyaku sambil berjalan dengan malas.
"Kinar perkenalkan ini sahabat Ayah, Zifan Bimantio dan ini istrinya Aulia Bimantio. kalian perkenalkan ini putriku Kinar Maulia Steven" Ayah memperkenalkan aku dengan pasangan dua paruh baya ini. Aku menjabat tangan mereka dengan senyuman manisku.
"wah..anakmu cantik sekali Aldo, namanya juga bagus" aku tersenyum malu mendengar perkataan tante Aulia.
"terima kasih tan" kataku.
"Oh ya om, katanya anak om ada disini kenapa gak kenalin kekita?" tanya kak Arya
"Emmh tadi katanya dia mau ketoilet seb-" kata om Zifan terhenti dengan suara bariton dari arah belakangku. Aku menoleh dan saat itulah tubuhku menegang keringat dingin mulai keluar dari kulit mulusku ini.
"Aku sudah selesai Dad" suara itu sangat sama dengan suara yang ada ditoilet tadi. Bagaimana dia disini?, tadi apa? Dad? yah Tuhan cobaan apa yang kau berikan kepadaku batinku dengan gelisah.
"Aldo ini anakku namanya Devian Bimantio, nak ini sahabat Dad namanya Reivaldo Stevan dan kedua anaknya Tio Arya Steven dan Kinar Maulia Steven" pria itu yang sekarang bisa kusebut Dev menjabat tangan Ayah dan kak Arya saat dia menjabat tanganku dahi dia berkerut seperti berpikir dan tak lama mata itu menatapku tajam. Dia seperti ingin membunuh orang dari tatapannya.
"Nah ada yang ingin Ayah sampaikan. Sebenarnya Ayah ingin bicara ini dirumah tapi karna tidak ada waktu lagi maka Ayah sampaikan dipesta ini." perasaanku mulai tak enak apa lagi pria iblis itu menatapku dengan tajam.
"Kinar kau Ayah jodohkan kepada Devian" lanjut Ayah dengan satu tarikan nafasnya. aku membeku di tempat mencerna kalimat berikut.
"Apa?!, Ayah aku ingin cari pasanganku sendiri!! kenapa Ayah seenaknya sendiri?"
"Ayah tidak menerima penolakan sayang, Dev ini orang yang baik dan tampan. Semestinya kamu senang dengan perjodohan ini" aku mendengus kasar.
"Bagaimana?" aku ingin menolak sebelum Dev lebih dulu bicara.
"Aku setuju"
Aku menatap kak Arya dengan pandangan memohon tapi dia hanya mengangkat bahunya seolah dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Dev melihat kearahku dan aku tidak tahu arti tatapannya. Aku langsung memalingkan wajahku dan berharap semua akan baik-baik saja.
hai,
ketemu lagi di cerita kedua aku semoga kalian suka. jangan lupa kasih saran yang sebanyak-banyaknya ke cerita aku ini.
jangan lupa votement guysss
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY HIM?
RomanceDia lebih dari iblis dan kutahu pernikahan ini adalah siasatnya.