#PART 2

1.3K 76 1
                                    

Sepeninggalan Ratu cs, Desyca tak henti-hentinya mengeluarkan kutukan demi kutukan dari bibirnya dengan suara pelan. Karena dirasanya sia-sia, dia malah menggembungkan kedua pipinya.

Desyca melirik mas Juna yang masih sibuk dengan PSP yang baru saja terkena lemon tea itu. "Mas Jun,  kok mereka dibiarin pergi sih? " ujar Desyca tampak tak setuju.

"Biarin aja orang kayak gitu juga." jawab mas Juna tanpa sedikit pun menoleh ke arah Desyca. Dia sibuk memikirkan PSP kesayangannya itu.

Desyca benar-benar ingin membalaskan dendamnya pada Ratu. Dari awal pertemuan mereka, Desyca tidak pernah menyukai Ratu dengan sikap centilnya yang selalu mengandalkan jabatan papanya sang ketua panitia OSN.

Akhirnya Desyca diam saja sambil mengerutkan kening dan melipat tangannya di depan dada.  Seolah-olah dia sedang tidak mood melakukan apapun. Meninggalkan suasana senyap diantara mereka berdua.

Mas Juna merasa merinding karena keheningan yang cukup lama itu. Dia melirik Desyca, cewek slebor yang tidak pernah bisa diam itu.  Mewanti-wanti mana tahu Desyca kerasukan sesuatu.

"Des, lu kok diam aja?" tanya mas Juna sambil menoleh ke arah Desyca. Melihat posisi dan mimik wajahnya, siapapun tahu Desyca sedang ngambek. Mas Juna menghela nafas.  "Badan lu doang bongsor, kelakuan masih kayak bocah." ceplos cowok pendek itu terang-terangan.

"Aku gak bocah! Emang mereka aja yang bikin kesal." bantah Desyca masih dengan mimik wajah butek.

Mas Juna menyimpan PSP nya ke dalam saku jaketnya, dan mengambil sapu tangan polkadot milik Desyca yang masih di lantai. "Lu gak bakal loli lagi kalau lu bertengkar sama mereka. Entar kadar loli lu berkurang." mas Juna memberikan sapu tangan itu ke pemiliknya.

Sang pemilik sapu tangan mengambil sapu tangan itu dari tangan mas Juna dengan wajah beseri. "Ehh....?  Berarti selama ini aku loli dong? "

Cowok otaku itu merasakan wajahnya memanas. Apa-apaan ini?  Kenapa dia bisa blushing? "Gak!" jawabnya ketus sambil memalingkan wajahnya.

"Yah...  Padahal tadi mas Juna sendiri yang bilang aku loli." Desyca memasukkan sapu tangannya ke dalam kantung baju kodoknya yang membuatnya harus menunduk sedikit.

'Puk' sebuah tangan menepuk kepala Desyca pelan. Perlahan tangan itu mengelus rambutnya. Desyca menoleh melihat mas Juna dengan wajahnya yang merah. "Iya...  Iya... Lu loli kok." ucap mas Juna, tapi menoleh ke arah lain.

"E-eh...?" Kini giliran Desyca yang blushing. "H-hee... HEEEE???!!! MAS JUN!!!" teriaknya.

=TBC=

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang