#PART 4

1.2K 81 4
                                    

Sarapan kali ini,  Desyca dan mas Juna ditinggal berdua sementara mas Bejo pergi memanggil Reihan dan Dirga.

Suasana begitu canggung. Desyca juga jadi gugup setiap berada di dekat mas Juna sejak mimpi itu.  Mimpi itu biang keroknya!  Tapi Desyca juga tidak bisa memungkiri kalau itu adalah mimpi yang sempurna.  Mimpi yang sangat sempurna untuk jadi kenyataan.  Tanpa sadar Desyca melirik ke arah mas Juna.   Mas Juna yang juga sedang melirik ke arah Desyca malah memberi Desyca tatapan 'apa lu lihat-lihat?'

Desyca langsung mengalihkan pandangannya.  Menatap sekeliling restoran yang lumayan sepi.

"Apa. " ucap suara di belakang Desyca.

Desyca langsung menoleh ke belakang. Melihat mas Juna yang juga tengah menatapnya. "Huh?" tanya Desyca.

"Apa yang lu mimpiin semalam yang buat suasana jadi canggung gini?" tanya mas Juna melanjutkan kalimatnya.

"Ohh...  Gak papa. "

"Ya udah.  Gak usah mikirin apapun mimpi lu itu lagi. Bikin suasana makin awkward aja. " tandas mas Juna dengan ekspresi tak terbaca.

"Ooh... Iya... " Desyca mengangguk pelan. Mudah mengatakannya tapi pasti perlu waktu lama supaya bisa  lupain mimpi itu kan?

Keheningan menghampiri mereka sejenak. Desyca terus menatapi seisi restoran walaupun tak ada yang menarik untuk dilihat di sana. Sementara cowok cebol di sebelahnya, tampak seperti sedang ragu akan sesuatu.

Mas Juna mengangguk pelan. "Des... Apa tanggapan lu kalau lu pacaran ama cowok yang lebih pendek?" tanyanya dengan wajah merona merah.

"Huh?" Desyca menoleh ke arah mas Juna. Cewek itu menelengkan kepalanya. "Yah...  Aku gak begitu memperhatikan tinggi enggaknya. Jadi, menurutku itu biasa aja."

"Kalau cowok itu gua gimana?" rona di pipi mas Juna tampak makin pekat.

Desyca langsung diam. Dia tampak mengernyit dan memain-mainkan garpunya. "A-aku... Aku... "

"Aku kurang ngerti... Maksudnya gimana mas Jun?" Desyca tersenyum bingung.

"Ya ampun...  Lu jadi cewek kenapa ga ada peka pekanya sih?" kesal mas Juna.

"Pekak? Mas Juna mau aku budek? Kok jahat?"

"Des, lu kok ngeselin?" tanya Mas Juna kesal. Jadi bingung, kenapa dia bisa suka dengan cewe jahil nan ngeselin ini.

"Gimana bilangnya sama lu ya?" mas Juna tampak berpikir keras. Keningnya mengernyit dalam. Seolah mendapatkan ide, mas Juna menatap Desyca.  Begitu berarti.
"Suka. "

"E-Eh...? Suka? " tanya Desyca mengulangi perkataan mas Juna.

"Iya.  Gua suka sama lu." ujar mas Juna serius, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan rona merah di wajahnya.

Desyca bingung. Mencoba memproses perkataan mas Juna.
"HE-HEEEEEEE?"

Belum sempat Desyca menjawab,  mas Bejo,  Reihan,  dan Dirga sampai.

Mas Bejo langsung menarik kursi di seberang Desyca untuk diduduki. "Maaf mas lama. Kalian ndak bertengkar kan, Des?"

Desyca langsung menggeleng. "Nggak kok, mas."

"Des." panggil mas Juna pelan.

Desyca menoleh kearah mas Juna.

"Jawabnya entaran aja. " bisik Juna dengan suara kecil dan membenarkan cara duduknya. Sementara Desyca mengangguk pelan dengan wajah merona.

~Tbc~

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang