Di bawah pohon cherryblossom yang tengah bersemi, terdapat sepasang kekasih yang tengah duduk berdampingan. Si wanita yang bersandar pada bahu prianya, sedang si Pria yang juga menyandarkan pipinya di atas puncak kepala wanitanya. Dihiasi bunga cherryblossom yang bermekaran serta banyak yang berterbangan tertiup angin, menambah kesan romantic bagi kedua orang yang tampak menikmati pemandangan di sekitarnya sambil mengeratkan kedua jemari mereka.
"Han Je Ri."
"Kim Jong Hoon."
"Ck, aku serius."
"Aku juga."
Yesung melayangkan tatapan kesal pada perempuan di sampingnya, tetapi hanya dibalas kikikan oleh perempuan yang kini telah sah menjadi tunangannya tersebut.
Cup
Reflek kedua mata sipit pria itu memejam ketika bibir Je mengecupnya. Ia lupa dengan kebiasaan tunangannya yang selalu mengecup matanya saat dilirik tajam. Mengapa? Karena Je tak suka ditatap seperti itu.
"Bicaralah, aku akan mendengarkanmu."
Seulas senyum terpahat di bibir tipis pria itu. Tak langsung berbicara, melainkan memandangi seluruh bagian wajah Je dengan pancaran yang meneduhkan. Jemarinya terangkat untuk merapihkan anak rambut Je yang berterbangan karena angin.
"Apa kau mencintaiku?"
"Bodoh, tentu saja. Jika tidak, aku tidak di sini bersamamu." Jawab Je apa adanya.
"Aku juga, sangat mencintaimu."
"Aku tahu itu." tanggapnya percaya diri.
"Kalau aku pergi, dan berada di jarak yang jauh denganmu. Apa masih kau menaruh cinta padaku?"
Je terdiam. Kali ini bibirnya tak bisa menanggapi dengan cepat pertanyaan yang keluar dari bibir pria bermarga Kim tersebut. Bukan sulit untuk menjawab, hanya ia tidak suka dengan pertanyaannya.
"Kenapa bicara seperti itu? Kau mau pergi kemana?"
"Heish, tidak bisakah kau tinggal menjawab? Ya atau tidak?" jengkel Yesung melihat reaksi Je.
"Tidak bisa, pertanyaanmu menyebalkan. Harus jelas, kau mau pergi meninggalkanku? Kemana?" tekan Je berturut-turut, air mukanya sudah berubah tak sesantai sebelumnya.
"Ck, aku tidak kemana-mana. Hanya bertanya saja, dan tugasmu menjawab." Decak Yesung sambil memutar bola matanya. Ia kemudian bersandar pada punggung kursi kayu dan melipat kedua tangannya di dada.
"Jangan bicara kau akan pergi jauh lagi kepadaku. Aku tidak suka." Rajuk Je.
"Arraseo. Apapun jawabannya, aku memaksamu untuk tetap mencintaiku, meski ada jarak ataupun tidak kau harus terus mencintaiku. Mengerti?"
Syuuuhh~~~
Semilir angina menerpa kulit tangan Je, mengakibatkan wanita itu terusik dari tidurnya. Bibirnya melenguh karena masih enggan terbangun dari mimpi indahnya. Namun, angin yang masuk melalui jendela ruang rawat semakin besar. Mau tak mau Je membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali.
Masih dengan mata menyipit, ia menoleh pada Yesung yang masih terbaring. Kemudian beralih pada tangannya yang masih menggenggam jemari Yesung.
"Hanya mimpi." Desahnya kecewa.
"Oppa, apa kau menyapaku melalui mimpi tadi? Rasanya begitu nyata. Ck, kau pasti takut aku tidak lagi mencintaimu ya? Oppa ... asal kau tahu, cintaku akan terus untukmu, bersamamu. Makannya segera bangun dan sadar kembali." Je mengecup jemari Yesung lalu mengelusnya.
Syuhh~~~
Kedua matanya berpaling pada jendela di depannya. Angin berhembus kencang menggerakan gorden yang menggantung tak terikat. Angin itu penyebab ia terbangun dari mimpi indah di waktu tidur siangnya.
"Sepertinya akan turun hujan. Oppa, aku akan menutup jendela dulu. Sebentar ya?" Je melepaskan tautan jeamrinya di tangan Yesung, namun jari kelingkingnya tertahan.
"Oppa ..." lirihnya, kedua matanya tertuju pada telunjuk Yesung yang menahan kelingkingnya. Tak sedetikpun ia mengalihkan pandangannya pada objek lain, perasaannya mengatakan Yesung menggerakan jemarinya.
Benar. Tak butuh waktu lama, Je melihat jemari Yesung bergerak pelan di atas perutnya. Sontak ia menekan tombol signal untuk memberitahu suster dan dokter.
Je terus menggenggam jemari yesung, mengecupnya beberapa kali dengan mata berkaca-kaca.
"Terimakasih, terimakasih telah mendengarkanku Oppa."
__
Lima jam setelah Yesung mampu menggerakan bagian jemarinya, kini pria itu telah bangun dari komanya. Bahkan tampak seperti orang yang baru bangun dari tidurnya, tidak separah sebelumnya. Alat bantu yang menempel di dadanya pun telah dilepas, hanya infus dan selang di hidungnya saja sebagai alat bantu pernafasannya.
Yesung kembali bahagia, apalagi kini keluarganya ada bersamanya. Ibunya, ayahnya dan adiknya. Sesekali ia juga bercanda dengan Jongjin.
"Ah, Ya Tuhan ... kita melupakan satu orang berarti di sini." Kim Jae Suk, ayah Yesung menepuk keningnya atas kebiasaan lupanya.
"Ah iyaa, yaampun Je. Kemarilah, sayang." Pinta Lee Bo Young kepada calon menantunya itu.
Sedikit kikuk, Je berjalan mendekati mereka. Kedua matanya tak lepas memandangi Yesung yang tampak datar membalas tatapannya. Sebersit Je merasa khawatir akan suatu hal yang tidak tahu apa itu.
"Siapa dia?"
"Dia tunang ... apa? Siapa? Kau tanya apa tadi?" kini Nyonya Kim mencoba untuk memastikan pertanyaan Yesung barusan. Bukan hanya dia saja, tapi tiga kepala lainnya juga tertegun mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut pria berusia 32 tahun itu.
"Siapa wanita itu? Mengapa ayah bilang kalau dia orang yang berarti?" seperti anak kecil yang polos, Yesung melontarkan pertanyaan mengejutkan.
"Kau ... tidak ingat aku, oppa?" tanya Je kemudian. Ia begitu penasaran, dari cara pria itu memandangnya, dan tak menganggap dirinya ada di ruangan sejak ia sadar dari koma, ia sudah merasakan keanehan. Tapi, ia pikir itu hanya efek dari koma selama satu bulan. Sepertinya ia salah.
"Kim Jong Hoon, dia tunanganmu. Calon isterimu." Jelas Nyonya Kim.
"Benar, Hyung. Je adalah calon isterimu." Lanjut Jongjin.
"Tidak mungkin."
Deg
Deg
Jantung Je semakin berdegup kencang. Wajahnya mulai memucat. Bibirnya kelu sulit sekadar membela diri dan meyakinkan pria itu kalau dia adalah tunangannya. Alhasil, ia hanya diam mematung dalam suasana menegangkan ini.
"Jongjin, sebaiknya kau panggil dokter." Perintah Tuan Kim pada anak bungsunya.
__
sengaja part 1 dibagi dua part supaya ga kebanyakan wkwk.
smeoga memuaskan dan dtunggu vomennya ya ^^
YOU ARE READING
SPRING FALLING
Romancefanfiction about Yesung Super Junior and his love story with Han Je Ri~~