60°

412 41 28
                                    

"Reg gue hamil."

"Gue nggak perduli."

"Reg sudah empat bulan."

"Gue bilang gue nggak perduli! Mau lo hamil, mau lo mati, intinya gue gak perduli."

"Reg, kenapa lo ngelakuin ini?"

"Kenapa? Karena gue cuman mau ngesex sama elo. Gue kalah taruhan,dan gue gak ada duit buat bayar taruhan."

"Jadi selama ini lo deketin gue cuman karena kalah taruhan? Dan bener, lo selama ini masih jadian sama Sesha?"

"Ya iyalah. Lo aja yang buta gak bisa liat. Tapi lumayan sih, bisa ngesex sama elo secara perawan, walaupun lo payah banget dikasur. Dan ya, gue jadian sama Sesha. Gila kali gue ngelepas cewek secantik dia demi elo."

"Reg..."

"Udah deh, mendingan lo pergi. Enek gue liat muka lo. Gue gak perduli lo hamil atau nggak, sejujurnya gue gak yakin itu anak gue. Jadi mendingan lo menghilang dari hadapan gue. Mending lo aborsi,atau mati deh, terserah pilih yang mana. Intinya jangan ganggu hidup gue. Hidup gue udah cukup repot karena taruhan, jangan ditambah permasalahan lo semuanya jadi runyam. Bye! Gue mau belajar, buat persiapan ujian."

"Eh... Lo inget gak Kena anak IPA 3? Gue denger dia kemarin keluar dari sekolah. Trus ya gue denger dia ngelakuin bunuh diri."

"Hah?! Masa? Jangan bilang karena Regrastra?"

"Terus dia gimana sekarang?"

"Gak ada kabar, yang pasti dia tabrakan tapi katanya dia coba bunuh diri. Kemarin ya si Wati temen sekelasnya ke rumah dia. Ternyata dia udah gak tinggal disana. Karena rumahnya udah dijual."

"Gila kasian banget gue."

"Bunuh diri kali buat nyelesaikan solusi. Secara dia lemah banget."

"Halah, tai."

Dear Regrastra...

Gue sekarang sadar apa yang telah gue lalui. Ternyata kehidupan lebih kejam dari yang gue bayangkan. Selama beberapa bulan, hidup gue terasa menyenangkan tidak sekejam yang pernah gue lewati. Walaupun teman satu-satunya yang gue punya meninggalkan gue, kenyataan orangtua gue mati dibunuh, lo ada disana, mendukung gue untuk bangkit. Lo memberikan semua harapan dan alasan gue hidup yang sempat hilang.

Tapi harapan yang lo berikan tidak nyata. Gue gak nyangka lo bakalan ngelakuin ini ke gue. Gue emang bego menyalah artikan perasaan, sikap lo ke gue sebagai sebuah harapan dan alasan hidup. Namun, paling tidak gue berterima kasih ke elo atas semua. Oh ya, gue punya kado buat lo. Gue harap lo bahagia sama Sesha, lulus ujian dan masuk fakultas yang lo inginkan. Lo mau jadi jaksa kan?

Oh iya,

Tolong jangan dibakar kado dari gue. Gue ingin lo punya ini, disimpan di gudang juga gak papa, yang penting jangan dilenyapkan. Karena kasian Vinny.

*

Dengan napas terengah-engah, serta jantung yang berdetak dengan cepat Regrastra terbangun dari tidur. Barusan dia terbangun dari mimpi buruk yang terus menghantuinya selama sepuluh tahun terakhir. Mimpi tersebut seolah tidak pernah lelah untuk mampir ditidurnya, mengingatkan akan kesalahan terbesar yang tak pernah ia perbaiki.

Dan mimpi itu adalah sebagian kecil dari pembalasan yang pernah dilakukannya pada seseorang.

Ia memegangi kepalanya yang mendadak pusing karena terbangun dengan tiba-tiba, Reg menoleh pada jam yang tergantung di dinding menunjukan pukul tiga pagi. Itu artinya baru satu jam ia terlelap tidur. Dan ia yakini ia tidak akan bisa tertidur lagi jika, mimpi tersebut sudah mampir. Ia bergerak menuju pinggir ranjang, dan duduk mengusap wajah yang penuh keringat. Dalam remangnya kamar yang diterangi cahaya bulan masuk lewat kaca,Reg menahan dadanya yang terasa sesak.

Precious BloodsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang