2.Freak

21 4 11
                                    

Ria yang sadar atas kejadian yang dia alami kemarin langsung buru-buru bangkit dari tempat tidurnya.Namun,belum beberapa langkah Ria terjatuh merasakan kepalanya yang begitu berat.

Ia harus segera pulang,ia tahu Rosa pasti menunggunya.Rosa pasti menangis ketakutan.

Pria itu segera membantu Ria untuk berdiri.
"Kamu mau kemana?keadaanmu belum pulih sepenuhnya."Jelas pria itu kepada Ria yang matanya mulai berkaca-kaca.Tak tau apa yang harus ia perbuat pria itu lalu memberikan segelas air putih dari nakas yang langsung diterima oleh Ria.

Setelah meminum air itu,Ria lalu meletakkannya diatas nakas."Saya harus pulang,adik saya sendirian dirumah dia pasti ketakutan"Lirihnya yang tak mampu lagi menyembunyikan kesedihannya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan menunjukkan seorang dokter perempuan.Dokter itu lalu tersenyum kepada Ria dan pria disampingnya.

"Selamat pagi pak Daffa"sapanya pada pria yang dipanggil Daffa disampingnya,dia lalu hanya tersenyum dan mengangguk.

Apa hubungannya dia dengan pria ini? Batin Ria.

"Saya akan mengecek dulu kondisi ibu"Kata dokter itu,yang dipapan namanya tertulis Dr.Desi,dan apa maksudnya tadi memanggil Ria dengan sebutan ibu?memangnya dia tidak lihat wajah Ria yang masih terlihat sangat muda.

Dr.Desi lalu memeriksa Ria dan tersenyum. Kenapa daritadi senyum terus sih? Batin Ria yang melihat Dr.Desi tersenyum kepada Daffa.

"Kondisi nya udah membaik mungkin nanti sore udah bisa pulang"Kata dokter itu kepada Daffa.Ria yang mendengar percakapan mereka lalu angkat bicara.

"Saya mau pulang sekarang aja"Kedua orang disampingnya menoleh kepada Ria dengan tatapan heran."Kata dokter kan saya udah baikan,saya mau pulang sekarang aja"Katanya mengulangi.

Daffa yang mengerti akan pikiran Ria lalu mengangguk kepada dokter itu."Biarkan dia pulang desi"

**
Dari kejauhan Ria bisa melihat Rosa didepan pintu.Ria yang khawatir dengan adiknya segera berlari tidak memperdulikan pria disampingnya yang ikut mengejarnya.

Saat dirumah sakit tadi,Daffa memaksa untuk mengantarkan Ria.Biaya pengobatan rumah sakitnya pun Daffa yang bayar.Karena merasa tidak tega atas perlakuannya,Ria akhirnya tidak bisa menolak.

Sesampainya didepan pintu rumah Ria langsung memeluk Rosa yang menangis sejadi-jadinya.

"Kak Ria dari mana aja?kenapa ninggalin aku sendiri?"Tanya Rosa dengan air mata yang mulai membasahi punggung Ria.

"Maaf yah Rosa,kakak kemarin dari rumah sakit."Ujar Ria sambil menepuk-nepuk pundak Rosa.Rosa yang mendengar kata rumah sakit lalu melepaskan pelukannya.

"kakak sakit?"Tanya Rosa dengan sisa-sisa air matanya."Nggak kok,kakak kemarin cuman jenguk temen kakak".

Rosa lalu mengalihkan pandangannya kepada Daffa.
"ini yah yang sakit?"Tanya Rosa sambil menunjuk Daffa.

Ria yang merasa tak enak dengan Daffa lalu mempersilahkan Daffa masuk,menghiraukan pertanyaan Rosa.

Daffa lalu duduk disofa mini didalam rumah Ria."Kamu mau minum apa?"Tanya Ria kepada Daffa.

"Ehm,nggak usah repot-repot saya langsung pulang aja"Kata Daffa sambil berdiri

"makasih yah,sudah mau tolongin saya,ehm uang yang buat bayarin perawatan saya,saya janji bakal ganti kalau saya udah punya kerjaan"Kata Ria.

"Oh nggak perlu,saya ikhlas kok bantunya,kan kamu juga udah pernah nolongin saya"Ujarnya,Ria hanya menatap Daffa tidak mengerti.

"Waktu itu,kamu nolongin saya.Inget kan vas bunga itu?"Seolah mengerti akan tatapan nya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang