3.Pengungkapan

27 2 2
                                    

Hari yang melelahkan untuk Ria,semenjak dia pulang dari kantor bersama dengan Daffa,Ria tidak pernah berhenti memikirkan kejadian tadi.

Flashback On

Setelah menempuh perjalanan kira kira tujuh belas menit,Daffa dan Ria akhirnya tiba didepan gedung menjulang tinggi yang bertuliskan JORLANDO CORP.

Dengan sigap Daffa turun dari mobil diikuti Ria yang hanya melongo dengan tatapan kagumnya pada gedung dihadapannya.

Beberapa orang kemudian menunduk setelah melihat Daffa berjalan masuk kedalam gedung.Ria yang merasa risih dengan tatapan orang-orang kantor yang seolah-olah mempertanyakan siapa dia dan mengapa dia bersama atasan mereka?

Daffa kemudian memasuki lift khusus para petinggi,Ria hanya mengikuti Daffa dari belakang.Daffa sangat berbeda jika dibandingkan dengan dirumah,disini dia sangat membawa aura dingin.Mungkin orang-orang disini juga tau itu.

Lift berbunyi dan memunculkan angka 17.Dan muncullah ruangan besar dengan meja sekretaris Daffa.Sekertarisnya pun sangat berlagak menurut Ria.Bekerja dengan menggunakan rok minim seperti itu dan lipstik merah menyala yang mendominasi lebih membuat dirinya tampak seperti wanita klub malam.

Sekretaris Daffa yang Ria ketahui namanya dari name tag-nya yang bertuliskan Tantri Desta.Dia pun segera menunduk dan menjelaskan kepada Daffa,bahwa ada seorang wanita yang memaksa masuk kedalam ruangannya.Daffa yang nampaknya mengerti akan situasinha mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan miliknya.

Setelah membuka pintu,nampaklah wanita cantik dengan satpam disampingnya.
"Hai Daffa,aku udah lama loh nunggu kamu."Kata perempuan itu sembari melambaikan tangannya.Daffa yang nampak tak berminat dengan perempuan itu mulai memasang wajah tegas miliknya,bukannya takut wanita itu malah cengar-cengir sementara satpam disampingnya mulai beranjak dari tempat itu.

"Pergi sekarang juga"Apabila kata-kata bisa membunuh seseorang,Ria pasti sudah mati ditempat mendengarkan suara Daffa yang terdengar santai namun menusuk.Wanita dihadapannya memutar bola mata malas.

"Daffa aku tau kamu rindu sama aku"ucap wanita itu lagi tak mau kalah dengan Daffa.Daffa yang tak tahan dengan keadaan mulai menyebalkan kedua tangannya.

"Aku sudah bertunangan Selena"Ucap Daffa penuh penekanan.Aku dan wanita yang kuketahui bernama Selena itu melongo mendengar perkataan Daffa.Sejak kapan dia bertunangan?Siapa tunangannya?

"Siapa Daffa?!siapa yang berani merebutmu dariku?!"Mata Selena mulai berkaca-kaca,Daffa nampak berpikir sebelum akhirnya mengeluarkan kata-kata yang tak sanggup Ria dengar.

"Wanita dibelakangku,dia adalah tunanganku"Daffa benar-benar mengucapkan kata-kata yang bahkan tak pernah terpikirkan.

Selena yang tak sanggup lagi dengan ini mulai menghentakkan kakinya sebelum air matanya benar-benar jatuh membasahi pipi tirusnya.

"Kau akan menyesal"Dan akhirnya Selena benar-benar meninggalkan ruangan itu,entah untuk siapa ucapannya tadi.

Ria yang tak mengerti akan situasi hanya menunduk memikirkan perkataan Daffa.
"Ehm,pak saya izin ke-toilet sebentar"Kataku ragu.

Daffa hanya mengangguk,sebenarnya aku tak berniat untuk pergi ke-toilet Jadi aku berpikir lebih baik aku pulang daripada aku semakin sesak disini tak perduli apabila Daffa marah atau memecatku yang aku butuhkan saat ini adalah ketenangan."

Flashback Off

Ria yang lelah memikirkan kejadian itu kemudian terlelap hingga pagi hari,dan kemudian dari hari itu lah kehidupannya berubah,banyak hal baru yang menanti kedepannya.



Kalau dipikir-pikir mendingan dihapus aja kali ya?Nggak sanggup mau lanjutin.Btw,ini didedikasikan untuk....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang