Alhasil karena ulah Wisnu tadi siang, akhirnya aku lembur juga.
Sementara yg lain sudah banyak yg pulang, aku masih berkutat dengan pekerjaan milikku."Nay, masih lama tah?" tanya Rani yg duduk di sampingku sambil sesekali menguap.
Dia pasti sudah lelah dengan pekerjaan nya seharian ini."Agak lama nih, Ran. Kamu balik duluan aja gak apa apa," suruh ku.
"Enggak ah, masa kamu sendirian, Nay," tolak nya.
"Sendirian apaan. Tuh ada si Adi kan?" kataku lalu ku tunjuk Adi yg baru saja masuk dengan dua cangkir kopi.
Rani menatap Adi lekat lekat, "Di! Kamu temenin Nayla ya. Jangan balik dulu. Awas aja!" ancam nya serius.
"Iya, Ran. Aku juga masih ada kerjaan," jawabnya dengan gaya yg sama, menunduk malu.
"Ya udah, aku balik duluan ya, Nay. Sumpah ngantuk banget nih. Aku aja gak tau, kuat nyetir apa gak," runtuk nya.
"Ish, dianterin aja, Ran! Bahaya banget kalo nyetir sambil ngantuk!" larangku.
"Gampang deh, Nay. Kalo gak kuat, aku naik taksi aja nanti. Mobil tinggal sini."
Dia pun pamit dan melenggang keluar ruangan. Dan kini, hanya tinggal aku dan Adi saja di ruangan ini. Banyak lampu yg sudah dipadamkan.
Dan kini hanya menyisakan lampu di mejaku dan Adi saja. Sepertinya hari pertama dia kerja, sudah diberi banyak tugas dan tanggung jawab, sampai sampai dia juga harus ikut lembur bersamaku. Ah, setidaknya aku tidak sendirian sekarang.Kucecap kopi yg dibuat Adi tadi.
"Mmm... Seger banget nih kopinya. Kamu jago juga bikin kopi, Di," pujiku.Adi malu malu sambil tersenyum.
"Kurang apa, Nay? Kurang manis nggak?" tanya nya terlihat antusias.Aku menggeleng.
"Enggak. Pas kok. Sering sering ya, Di. Aku suka kopi buatan kamu,$ kataku sambil cengengesan.Dia hanya melempar senyum saja. Kami lalu kembali tenggelam dengan pekerjaan kami. Sebenarnya pekerjaan Adi, adalah deadline dari tugas Rini dulu sebelum dia resign. Pekerjaan yang seharusnya diselesaikan Rini, namun ditinggalkan begitu saja, akhirnya Adi yang mengurus sisanya.
Kami tidak lagi terlibat obrolan karena aku harus fokus kali ini. Begitu pula dengan Adi.
Sudah satu jam kami ada di sini.
Tiba tiba... Ada suara benda jatuh.Teekk!!
Aku menoleh dan mencari sumber suara itu. Dan tak jauh dari tempatku duduk, ada pulpen yg tergeletak di lantai dengan keadaan masih bergerak, efek terjatuh tadi.
Degg!
Apa apaan ini. aku merasakan dingin di sekujur tubuhku.
Tidak hanya itu saja, kursi milik Voni yg ada di ujung bergeser sedikit."Di ...," rengek ku tanpa menoleh ke pemuda di samping. Aku yakin Adi juga menyaksikan hal ini.
"Gak apa apa kok, Nay," bujuk Adi sambil ikut melihat ke kursi Voni yang terlihat dari ujung ekor mataku.
Tek... tek... Tek...
Tak lama terdengar suara langkah kaki di lorong. Karena keadaan kantor yg sudah sepi, maka suara sekecil apa pun pasti terdengar jelas.Aku menatap pintu untuk mengetahui siapa yg datang.
Fyuuuuhh.
Ternyata Wisnu.
"Nay, belum balik?" tanyanya heran. Dia lalu masuk ke dalam menghampiriku."Belum, Nu. Nih kerjaan masih seabrek," kataku sambil mendengus sebal.
Wisnu diam sambil menatap mejaku yg berantakan.
"Udah ah, buat besok lagi aja,"katanya lalu membereskan semua yg ada di mejaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/107509626-288-k110958.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pancasona (Chapter 2) TAMAT
Mystery / ThrillerDILARANG COPAS DAN SHARE TANPA IZIN Cerita lanjutan dari "pancasona" Nayla kini mulai menata kembali hatinya .dan kedatangan wisnu yg berjanji akan selalu ada disisinya menggantikan wira,membuatnya makin bahagia. Namun,kehidupan nya tdk semulus hara...