"Ya udah sana tidur. Aku di sini aja," ucap wisnu sambil menunjuk sofa di depan ruang tv.
"Mm ... Iya udah deh. aku tidur ya." Setelah berpamitan aku berlalu masuk ke kamar Wisnu.
Dengan memakai kemeja milik wisnu, dan celana pendek nya, aku kini ada di ranjang super empuknya Wisnu.
Kucoba untuk memejamkan mata yang sebenarnya belum terasa berat.
Aku senyum senyum sendiri, membayangkan segala kelakuan dan sikap Wisnu yg sering membuatku kesal.Dan hal itu justru membuatku makin menyukainya. Hingga mataku terasa sangat berat, aku mulai memejamkan mataku untun tidur.
Tapi tiba tiba mulutku dibekap oleh tangan kokoh seseorang.
Aku yang kaget langsung terbangun dan melotot.
Dia memakai masker, dengan pakaian serba hitam, dan kulihat dia masuk melalui jendela.Apa? Jendela?
Ini lantai lima?! Gimana cara dia naik?Dan aku yakin, dia bukan Wisnu.
Aku berusaha berteriak, meronta dan berontak sebisa ku.
Namun kekuatan nya sungguh besar. Aku tidak bisa melawan nya.
Entah apa yg dia mau dariku.
Saat tangan nya ada di mulutku, aku gigit kuat kuat. Hingga kurasakan rasa asin di mulut. Sepertinya darahnya.Dia berteriak keras sekali dan melepaskan ku sambil memegangi tangan nya yg sakit.
Aku mundur menjauh darinya, namun dia berhasil meraih rambutku yg memang tergerai panjang.
"Aargh! " kembali aku terjatuh bahkan menghantam lantai.
"Wisnu!!" aku teriak sekencang mungkin agar Wisnu mendengar ku.
Pria itu mendekatiku dengan santainya. Aku ketakutan lalu menarik tubuhku mundur mundur, hingga mentok ke lemari pakaian Wisnu.
"Wisnu" kembali aku berteriak memanggil namanya.
Duh, ni anak tidur apa mati sih??
Pria itu menarikku, namun..
Buuuggg
Dia jatuh tersungkur mengenai meja nakas samping ranjang.
"Kamu gak papa, Nay?" wisnu kini memelukku.
Aku hanya sanggup menganggukan kepala. Lega rasanya dia ada di sini sekarang."Kamu tunggu sini." perintahnya.
Wisnu mendekati pria itu lalu menghajarnya, mereka terlibat perkelahian yg cukup sengit.
Braaaakkkk!
Tiba tiba seseorang masuk masuk ke dalam kamar tanpa rasa bersalah karena telah menerobos tempat ini begitu saja.
Arya?
Kok dia bisa di sini?Karena merasa terkepung, pria itu pergi lari tunggang langgang.
Arya lalu memeriksa jendela yg terbuka.Wisnu mendekat padaku lalu langsung memelukku.
"Maaf ya, Nay. Aku ketiduran," katanya merasa bersalah sekali."Iya, Nu. Aku gak papa kok,"kataku yg masih berada di pelukan nya.
Arya mendekat pada kami.
"Kalian gak papa kan?" tanyanya dengan nafas tidak beraturan."Gak papa kok. Kamu kok bisa di sini, Ya?" tanyaku padanya.
"Dia siapa?" tanya wisnu.
Arya terus menatap Wisnu tanpa kedip. Mungkin dia ingat Wira saat melihat Wisnu.
"Heh!! Bengong lagi." ku pukul lengan nya agar dia sadar.
"Eh.. Maaf maaf. Gimana, Nay? Kamu bilang apa tadi?" tanyanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pancasona (Chapter 2) TAMAT
Misterio / SuspensoDILARANG COPAS DAN SHARE TANPA IZIN Cerita lanjutan dari "pancasona" Nayla kini mulai menata kembali hatinya .dan kedatangan wisnu yg berjanji akan selalu ada disisinya menggantikan wira,membuatnya makin bahagia. Namun,kehidupan nya tdk semulus hara...