3

5 2 0
                                    

Kami sampai di restoran yang cukup mewah milik kakak laki-lakinya servan yang kabarnya baru pulang dari korea. Kakak laki-laki maupun kakak perempuan servan itu sangat akrab denganku. Mereka sudah seperti kakak kandungku sendiri. Rasanya sudah lama aku tak bertemu dengan mereka.

"aigoo, uri yoanha, bagaimana kau bertumbuh tinggi dengan cepat seperti ini?" kata samuel, kakak lelaki servan.

"iya lah, oppa, aku kan mau membalap tinggimu!" kataku.

"terakhir kita bertemu kan kamu setinggi ini!" kata samuel sambil menunjuk pundaknya.

Kami sudah sekitar 3 tahun tak bertemu, dan terakhir bertemu samuel dan sion, kedua kakak servan itu, tinggiku hanya sepundak samuel dan sekarang tinggiku bertambah sampai se telinga samuel.

"eonnie, aku sangat merindukanmu!" kataku sambil memeluk kakak perempuan Servan, Sion yang merupakan adik kembar Samuel. Dan, sekarang dia makin cantik dengan rambut panjang bergelombang yang di warnai warna pastel pink.

"ne, yoanha, bagaimana kabarmu?" kata Sion.

"seperti yang eonnie lihat! Dan kamu semakin cantik, eonnie!" kataku.

"ah, kamu juga kok, chagi!" kata Sion.

"ayo, duduk!" kata Samuel.

"kamu duduk di samping aku ya, Yoanha!" kata Servan.

"eh? I-iya..!" kataku.

"halo, Yoanha!" kata ayah dan ibu Servan.

"halo, ajusshi, ajumma!" kataku sambil membukukkan tubuhku sebagai tanda pemberian hormat.

"eumm, Yoanha, kamu tau gak kenapa aku ajak kamu kesini, dan ada keluarga aku juga?" tanyanya. Aku menatapnya dan menggeleng. Dia memutar posisi duduknya menjadi menghadap ke arahku.

"servan, kamu kenapa?" kataku. Dia tak menjawab, tapi dia segera mengenggam tanganku.

"aku... Ngajak kamu kesini... Karena... Eumm... Gimana ya..." kata servan gugup.

"palliwa, servan-ie!" kata Samuel.

"ne-ah!" kata Servan sambil menoleh ke samuel sambil menunjukan wajah kesalnya, lalu kembali menatapku dengan tatapan lembut nya. Aku tersenyum.

"aku... Aku ingin memintamu untuk jadi yeojachingu-ku!" katanya.

"a-apa? Kamu bercanda kan, van?" kataku yang terkejut.

"aku serius, Yoanha! Kamu mau kan jadi pacar aku?" kata Servan sambil memberanikan untuk menatapku.

Aku terdiam sejenak. Aku berpikir keras, apakah dia sedang serius atau dia hanya sedang bermain-main saja.

"kamu gak mau ya?" katanya sambil menarik tanganku. Perlakuannya membuat aku mengangkat kepalaku yang tadinya sedang tertunduk.

"aku... Aku..."

"terima... Terima... Terima... Terima..." semua keluarga Servan bersorak agar aku menerima pernyataan cintanya barusan.

"kamu gak lagi main-main kan?" kataKu. Ia menjawab pertanyaanku dengan menggeleng. Aku mengangguk.

"hah?" katanya.

"aku mau!" kataku.

"jinjjayo?" tanya samuel dan sion tak percaya.

"kamu serius kan?" kata servan. Aku menganggukan kepala. Dia menarikku dalam pelukannya. Aku membalas pelukannya.

"gomawo!" kata servan yang berbisik di telingaku lalu mencium pipiku.

"sama-sama!" bisikku.

"sudah! Ayo makan!" kata ayahnya Servan.

"Yak! Servan, berjanjilah pada kami kalau kau akan menjaga yoanha dengan baik!" kata Sion.

"aku pasti akan menjaganya, noona!" kata Servan.

"tentu saja kau harus, kalau kamu berani menyakitinya, aku tak akan menganggapmu sebagai adikku!" kata samuel.

"arraseo, hyung!" kata Servan.

End.

Yaaaaaaaaaa!!!!!!
Akhirnya cerpen ini selesai juga..

Makasih ya buat yang udah baca!!!

Jeongmal kamsahamnida!😇😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

let me be your GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang