Terkadang namja itu muak mendengar kalimat yang sama terus diulang.
"Mereka bilang itu kecelakaan tunggal."
Tapi menutup telinga membuahkan percuma.
"Hari itu hujan turun dengan derasnya dan angin pun berhembus kencang."
Ia ingin berkata cukup.
"Malang sekali, sebuah pohon ambruk ke tengah jalan menghadang mereka. Pasti saat itu mereka banting stir hingga mobil keluar jalur dan menabrak palang pembatas jalan kemudian—ah, aku sedih mengingatnya."
Kalau begitu berhentilah bercerita, sial.
"Putra tertuanya kini tinggal sendiri. Tapi beberapa hari kemudian ia diminta untuk tinggal bersama adik Ibunya. Kasihan sekali, Seonho-ah. Padahal dahulu dia anak yang ceria."
"Aku takut kalau senyumnya tak akan kembali seperti dulu."
Oh—
–begitu rupanya.
.
.
Four years later
Bulan Februari. Musim semi datang seperti oasis di padang gurun. Sungguh menyegarkan. Pemandangan indah dari bunga-bunga yang bermekaran membuat pemilik toko bunga bergembira. Dan tak lupa, upacara kelulusan akan mendekati harinya. Siswa-siswi yang sudah menghabiskan tahun terakhirnya akan berpisah dengan sekolah lamanya.
Yoo Seonho, 15 tahun, kini telah menamatkan tahun terakhirnya di sekolah menengah. Empat tahun silam, keluarga Park datang untuk membawa Seonho. Sejak saat itulah ia diasuh oleh keluarga kakak dari ibunya—nyonya Yoo bermarga Park. Di sana, ia tinggal bersama keluarga kecil itu. Terkadang, putra tunggal keluarga Park, Jihoon namanya, akan menemani Seonho. Ia merupakan sosok kakak yang baik bagi si pemuda Yoo.
Karena Jihoon lah, Seonho bisa tetap kuat dalam menjalani kehidupannya saat ini.
"Seonho-ya! Nanti sepulang sekolah aku akan mampir ke Cruise Bakery. Apakah ada roti yang kamu suka?" Tanya Jihoon. Pagi itu keluarga Park—ditambah Seonho—sedang menikmati sarapan di lantai bawah. Jam masih menunjukkan pukul enam lewat seperempat sehingga mereka bisa menyantap makanan dengan tenang.
Sebelum Seonho menjawab, Eomma Park menyeletuk terlebih dahulu. "Roti tawar di rumah sudah cukup, benar begitu Seonho-ah?"
"A-ah, iya. Tidak usah repot-repot, Hyung. Aku masih bisa makan roti di rumah,"ucapnya kemudian. Jihoon terlihat tidak senang namun ia mengurungkan niat untuk membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
One & One [ Guanlin Seonho]
FanfictionSeonho hanya ingin meraih hal yang berharga dalam genggamannya dan Kuanlin selalu mencoba untuk menjadi perpanjangan tangan pemuda yang dikasihinya. Rate : PG-13 Genre : Friendship, Light Romance, School-life Maaf, aku tidak bisa menulis bahasa nonb...