0.7 / Bunda menjinak

13 4 13
                                    

•••

"HUAA! Akhirnya pulang juga. Pantat Melody pegel banget duduk mulu."

"Pijit, lah. Kalo pegel."

"Haha, suka lucu, si Bunda."

Melody, Bunda, dan Ayahnya kini sudah sampai di rumahnya. Setelah menghabiskan waktu kurang lebih tiga setengah jam di rumah Merry, sepupunya itu.

Untung saja tadi mereka sampai pada waktu yang tepat. Lebih tepatnya sepuluh menit sebelum acara ulang tahun itu dimulai.

Karena kalo mereka telat, Bunda pasti akan memarahi Melody abis-abisan lagi. Dan Melody mensyukuri hal itu.

"Bun, Ayah ke kamar dulu, ya. Mau mandi." ucap Ayah setelah mengunci mobil dan memasuki ruang tamu. Karena Bunda dan Melody sudah masuk duluan sebelumnya.

"Iya." jawab Bunda setengah berteriak karena posisinya kini ada di dapur sedang membuat teh hangat untuk suami dan anak tersayangnya itu.

Karena tadi ia sudah memarahi anak semata wayangnya itu tidak jelas, dan begitupun Ayah juga kena semprotannya. Bunda terkekeh kecil membayangkan apa yang sudah ia lakukan saat di perjalanan pergi tadi.

Makanya itu Bunda berinisiatif membuatkan teh hangat. Kenapa tidak sekalian dengan makanan? Karena tadi di rumah Merry, mereka semua sudah melahap banyak makanan.

"Bun, aku juga, ya." kata Melody hendak bangun bediri dari sofa ruang tamu menuju kamarnya di lantai dua.

"Tunggu dulu, Dy." ujar Bunda setelah mengaduk tiga teh hangat dan menaruhnya di nampan yang berukuruan sedang. Lalu ia membawanya ke ruang tamu.

"Kenapa? Melody udah gerah banget, nih, Bun."

"Minum dulu, pasti haus kan?" Bunda menaruh nampan itu di meja dan Melody langsung menyambar satu gelas dan segera menegaknya sambil ia kembali duduk di tempatnya tadi.

"Hehe, Bunda tau aja," kata Melody menaruh kembali gelasnya yang kini sudah tandas ia minum. "Makasih, Bunda cantik."

"Iya, maaf, ya. Tadi kan Bunda marahin kamu nggak jelas." ucap Bunda seiring duduk di sebelah Melody dan mengelus pelan rambut anak perempuannya itu.

"Iyaaaa." jawab Melody menampakkan cengirannya dan langsung menghambur ke pelukan Bunda.

Akhirnya Bunda menjinak. Batin Melody.

•••

Olla lemper: woy
Olla lemper: p
Olla lemper: p
Olla lemper: MELODYYY

Tiga baris pesan muncul di layar hp milik Melody. Namun, si empunya tidak langsung membukanya, ia malah pergi menuju lantai satu rumahnya dan meninggalkan benda pipih itu di kasurnya.

Baju putih polos tanpa lengan serta legging warna biru lautnya kini melekat di badannya. Melody sudah merasa segar sehabis mandi tadi.

Bunda Yuli yang baru saja keluar kamar langsung menghampiri Melody yang sedang menuruni tangga.

"Dy."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love And StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang