1- Sakit

492 30 2
                                    

"kakak.." panggilku hingga kak Chen menengok dari belakang.

"Hmm..iya dek." Jawab kakakku.

" Kak Chen nggak capek bekerja terus? Beristirahatlah aku liat kakak tampak kecapean sekali. Aku bantu ya?" Kata ku mencoba menghampiri kakakku yang sedang memotong kayu bakar untuk di jualnya ke desa sebrangan yang jauh dari tempat kami tinggal.

"Nggak usah kaki kamu masih sakit. Nanti tambah biaya lagi."

Aku terdiam dan menunduk.

Aku melihat kakakku sangat bekerja keras hari ini. Berkali-kali ia mengusap keringat di dahinya. Aku tidak tega melihat kakakku bekerja keras sendiri. Tapi apa daya aku, kakiku masih sakit untuk berjalan saja harus menggunakan tongkat dari kayu yang dibuat oleh kakakku sendiri untukku.

🐧🐥

(Gaes aslinya yang diatas harusnya pinguin sama bebek tapi emo bebeknya gk ada yaudah aku kasih ayam aja. Hehehe..)-Author

Malam ini hujan cukup deras disertai petir yang menggelegar membuat suhu disini dingin sekali. Aku memakai jaket yang kusam milik ayah yang sengaja di tinggal sewaktu kecilku kakakku pun juga memakai jaket, tapi yang dipakai kak Chen ini lebih tipis dari pada punyaku yang ku pakai.

Aku mendengar kak Chen batuk-batuk. Aku menanyainya "kak. Kak Chen sakit aku bikinkan obat untuk kak Chen mau ya. Ya Ampun kak Chen, kak Chen badanya panas sekali." Kataku terkejut dan segera menuju ke dapur untuk meracik obat-obatan tradisional.

"Kak Chen ini diminum dulu." Aku meminumkan obat ke kak Chen.

"Uhuk uhuk uhuk. Makasih dek,uhuk uhuk uhuk."

" kak ini pake jaket ku dulu aku mau pake baju panjangku saja." Aku memasangkan jaket ku di tubuh kak Chen yang menggigil kedinginan.

"Enggak usah ini buat kamu aja kamu lagi sakit."

"Kakak, kakak juga lagi sakit. Aku luka dikaki saja tidak berpengaruh.j- angan khawatir aku tidak apa-apa, Yang lebih penting itu kakak."

"Uhuk uhuk."

" Eh,ini minum lagi kak."

Rumah kami tidak ada penerangan sama sekali kita hanya menggunakan obor dan unggun untuk menerangi malam kami. tidak ada lampu maupun lisrik di rumah kami yang ada di desa yang jauh dari yang kami tinggali ini. Obor dan unggun kami gunakan untuk menghangatkan tubuh.
Kita juga tidur hanya terbuat dari kayu sebagai alas kami untuk tidur dan bantal terbual dari jerami dan karung lalu di jahit jadilah bantal yang sehari-hari kita pakai. Disini tidak ada tempat nyaman . Mandi saja kita harus ke sungai dekat rumah kami. Kalau ingin membeli kebutuhan pokok kita pergi ke desa menggunakan motor yang diberi dari warga desa untuk kami pakai sehari-hari

"Kak aku peluk ya kakak butuh kehangatan biar cepat sembuh." Lalu aku memeluk kakak hingga tertidur pulas.

🐧🐥

Pagi telah tiba matahari mulai menampakan dirinya dari sebelah timur. Suara ciutan burung menambahkan kesan keasrian hutan ini.
Udara yang sejuk dan embun pagi membuat tubuhku kesinginan karna malam tadi hujan.
Aku menghirup lalu ku hembuskan lagi udara pagi ini sangatlah berbeda dari hari sebelumnya. Hah.

"Dek Dio, kamu jaga rumah ya kakak mau nganterin pesenan kayu ini ke desa Gyoul nanti kakak pulangnya kalo gak siang ya sore. Soalnya ada urusan lagi dan juga ada kerjaan di pak kades sebentar juga nambah² penghasilan. Kakak pesen kamu jangan keluar rumah sebelum kakak pulang. Oke,kakak sudah telat. Dan selamat tinggal. Muach." Kata kakakku yang panjang lebar yang ambil ini itu lalu menciumku.

MY Brother ChenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang