Sedih ngakuinnya, tapi diketik dgn nista oleh laptopnya: jinseobitch
Cast : Jinseob
Genre : romance
Rate : T+WARN: YAOI. MPREG.
"Bahasanya agak sulit. Bacanya di tempat yg nyaman ya, sayang?"
.
[📖]
.
Jemarinya dengan tentatif mengaduk-ngaduk kopi dengan lebih banyak sirup gula. Bukan dia yang biasanya, mengingat bahwa sosok lelaki seperti dirinya menjaga kuat proporsi tubuh mereka. Gula tidak baik bagi tubuhmu, namun tidak di saat-saat menegangkan seperti ini.
Uap kopi mengepul, menyadarkan Woojin untuk kembali memperbaiki penampilannya. Hatinya berteriak untuk kembali mengulas penampilan di depan cermin, berkerut saat menyadari gaya rambutnya yang mulai beriak.
"Appa, apa rambutku mulai aneh?"
Tuan Park menghela napas panjangnya melihat tingkah anaknya yang mulai berlebihan. Woojin tanpa sadar diri mengacak rambut merahnya, lalu kembali membetulkannya dengan menyisir searah garis lurus. "Tidak, Park Woojin. Kau selalu tampan,"
"Berhenti untuk memujiku hanya karena aku adalah anakmu, appa," Woojin merutuk, dan itu membuat Tuan Park menggeramkan tawa.
"Aku tinggal dulu, Park Woojin. Sebentar lagi calon istrimu akan datang, dan aku tidak mau mengganggu waktu kalian berdua,"
Woojin menganggukkan kepalanya, namun sebelum appanya beranjak, ia masih sempat melontarkan pertanyaan. "Apa anak Tuan Ahn yang benar-benar akan menjadi istri-ku?"
"Tentu saja. Apa kau sebahagia itu?" Pergerakan kerutan di dahi Tuan Park membuat alisnya tertarik keatas. "Kupikir kalian adalah musuh di sekolah,"
Woojin gugup. Lelaki tampan itu duduk tak tenang di kursi café, mencoba menetralkan air mukanya.
"Apa aku tampak bahagia? Tentu saja aku sedih. Kupikir aku bisa memilih seorang wanita untuk dicintai, namun sepertinya tidak. Dan kenapa harus dia, appa? Kau tahu benar bahwa kami tak pernah akur sejak duduk di bangku SMP,"
Tuan Park mengangkat bahunya. "Dia lelaki yang baik,"
Park Woojin kehabisan kata-kata.
Masih di menit yang sama, sang appa menepuk bahunya dan mulai merentetinya dengan nasihat panjang. "Jaga sikapmu, Park Woojin. Kau harus bisa mengontrol emosi. Perbaiki posisi dudukmu kalau tak mau berakhir gagal menikahinya."
"Akan kuingat semua saranmu, appa. Jadi yang harus kulakukan adalah melakukan semua laranganmu agar pernikahan kami digagalkan, bukan begitu?" Riak nakal bermain di bola mata Woojin.
"Ya. Dasar anak nakal." Tuan Park menghela napas, "Dan terakhir, berhenti memperbaiki jasmu, rambutmu, ataupun dasimu, karena Tuan Ahn tidak akan membatalkan pernikahan anaknya hanya karena dasimu yang miring,"
"Tentu saja,"
Tuan Park mengangguk sekilas sebelum benar-benar memberi kesempatan bagi anaknya untuk memiliki waktunya sendiri, lelaki paruh baya dengan balutan jas cokelat itu melebur di depan pintu café.
Park Woojin duduk terdiam di bangkunya, sendirian. Dadanya tak pernah mengambil pilihan netral untuk urusan perjodohannya ini. Tak bisa dipungkiri bahwa Woojin menantikan datangnya hari ini dengan banyak perhitungan, padahal ia sendiri tahu betul bahwa musuhnya lah yang dipilih appa-nya sebagai calon menantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Produce101
FanficKumpulan oneshot, drabble, fluff. Dari projek grup line yang unfaedah, sekali.. Selamat membaca💐 ❗Warning❗ -Yaoi -Genderswitch Slow Update. Tq