🔒PEMENANG🔒

28 2 0
                                    

Judul : Élégie
Penulis : AiIce4

Kedua matanya yang telah tertutup rapat. Memandang wajahnya yang menenangkan bak malaikat. Hatiku sakit, rasanya aku ingin berteriak tapi tidak bisa. Mataku memanas. Tangan kiriku meremas buku diary-nya, sedang tangan kananku mulai menyapu lembut wajahnya. Napasku tertahan saat dokter tiba dengan tergopoh-gopoh untuk memeriksanya.

Aku terduduk kaku ketika dokter mengatakan bahwa dia yang amat kusayangi telah tiada. Aku berjalan gontai menuju pintu keluar. Kakiku berhenti sejenak, menoleh kepada gadisku yang terbaring tidak bernapas. Berharap dia tersadar dan memanggil namaku ketika aku akan meninggalkannya. Sempat saja aku berkhayal bak sebuah film.

"Abi...."

Ah! Bagaimana bisa aku mendengar suaranya di kepalaku. Khayalanku benar-benar keterlaluan!

"A-Abimanyu...."

Aku menoleh ke belakang, kulihat gadisku menatapku sendu, sedang dokter sibuk memeriksa keadaannya.

Oh Tuhan! Keajaiban macam apa ini! Baru saja aku melihatnya mengembuskan napas terakhir dan sekarang kulihat dia berjuang untuk bernapas kembali.

Aku membalikkan badanku, menghampirinya. Semua orang di sana merasa takjub. Gadisku begitu kuat, ini semua benar-benar seperti mimpi. Berangsur-angsur napasnya pulih. Aku menghampirinya.

"And ...," kataku sambil menyentuh punggung tangannya.

"A-Abi ... aku berhasil!"

"Tuhan memang ingin menitipkanmu lebih lama lagi kepadaku, aku sangat mensyukurinya."

"Kau ... bukankah itu diary-ku?"

"Yah ... istirahatlah sekarang. Kalau kamu sudah sembuh, aku akan mengajakmu menaiki bianglala berdua, bermain kembang api bersama, dan melihat aurora. Aku juga bakal ngajak kamu ke Musée des beaux-Art di Lyon. Kita akan mewujudkan mimpi itu bersama. Je t'aime, Andromeda. Mon amour pour tojours est à toi." (Aku mencintaimu, Andromeda. Cintaku selamanya untukmu).

"Moi non plus, Abimanyu Gravois." (Aku juga, Abimanyu Gravois).

Gadisku tersenyum. Ah! Dia sangat manis dan romantis.

"Abimanyu, kau ... telah menjelma menjadi Perseusku."

"Tentu saja itu aku," jawabku cepat sambil mengalungkan kalung berbandul Alpheratz di lehernya. Alpheratz adalah nama bintang paling terang dalam rasi Andromeda.

"Maaf mungkin aku terlalu cepat, tapi aku tidak mau kehilanganmu lagi. Aku akan menunggumu di sini. Beristirahatlah."

Dan pada akhirnya, aku bisa hidup bahagia bersama Andromedaku. Mewujudkan mimpinya yang sempat tertanam lama dalam buku diary kecilnya. Dia akan bersamaku selamanya, sampai kita tua, sampai jadi debu.
Tamat.

Tuk! Bunyi ketikan keyboard laptop itu berakhir. Laki-laki yang sedari tadi sibuk mengetik itu mengembuskan napasnya yang berat. Pandanganya berpindah ke samping, mengangkat cangkir lalu menyesap kopi torabika miliknya.

"Eh, Bi! Ayo cepet! Lu malah ngelamun di sini! Anak astronomi suruh kumpul semua tuh, buat persiapan festival! Lu yang ngusulin acara malah asik-asikan sendiri di sini!" semprot teman laki-laki itu yang tiba-tiba datang saat ia kembali mengetik.

And ... ini buat kamu, aku bakal buat langit buatan yang kamu mimpikan. Aku juga bakal nyalain kembang api di sana, jangan kaget, ya!

Laki-laki bernama Abimanyu itu mengemasi laptopnya, bergegas ia pergi bersama temannya.
***************************
Beberapa tahun yang lalu ...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

1st' Event ASGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang