Two

637 87 38
                                    

Kang Daniel x Ong Seongwoo

.

.

.

"Hai kak!"

Seongwoo mengalihkan pandangan dari buku yang sedang di bacanya, menoleh pada sumber suara yang tersenyum lebar kearahnya. Matanya hanya terlihat segaris saat tersenyum dan -ah gigi kelinci yang sedikit terlihat itu juga menggemaskan. Anak ini lumayan bongsor juga bandannya untuk anak SMA.

Lucu juga...

"Ah iya, ada apa ya?" Setelah sempat melamun seongwoo menjawab. Orang yang memanggilnya tadi tampak kegirangan. Seongwoo terkekeh.

Sekarang dia berada di SMAnya dulu. Setelah lulus SMA, ini pertama kalinya bagi seongwoo datang kesekolah. Mengurus beberapa hal yang belum tuntas, sekalian temu kangen sama beberapa guru yang cukup dekat dengannya. Dan anak ini kemungkinan adik kelasnya. Nggak tau juga, dia nggak terlalu kenal sama adik kelas.

Lebih tepatnya dia ada di taman sekolah sekarang, nostalgia sekalian menunggu jemputan dari kakaknya. Seongwoo tidak bisa menyetir. Hampir saja kehilangan nyawanya saat belajar naik mobil saat kelas satu SMA dulu membuatnya trauma berat. Salah seongwoo juga yang bandel tidak izin mama papa dulu.

"Aku tahun depan masuk kuliah, terus rencananya jurusannya sama kaya kakak. Aku mau tanya - tanya boleh?" Seongwoo memberikan anggukan. Anak itu lalu duduk di samping seongwoo.

Ngomong - ngomong anak ini tahu dari mana jurusan seongwoo? Ah paling dari pak jisung, denger - denger guru yang satu itu sering ngasih info tentang alumni buat murid - muridnya, sekalian di rumpiin juga mungkin.

"Ehh anu susah gak sih kak masuk jurusan seni?? Terus prospek kerjanya gimana? Mama sama papa bawel banget nanyain itu!!" Anak itu mengakhiri omongannya dengan sebuah desahan pasrah. Mengisyaratkan dia sudah benar - benar selesai dengan pertanyaan mama dan papanya.

"Emm gini ya dek"

"Daniel aja kak!!" Anak itu agak cemberut nggak tau kenapa. Tapi seongwoo mengabaikannya.

"Ahh iya daniel. Kalau masalah susah apa enggaknya itu tergantung individu sih. Bagi orang yang paham pasti bakal menganggapnya gampang-"

"Kalau kakak?" daniel memotong omongan seongwoo, mukanya tampak tidak berdosa jadi seongwoo harus menahan hasratnya untuk ngomel karna anak ini sudah dengan tidak sopannya memotong omongan orang yang lebih tua. Walaupun gak jauh banget jaraknya, tapi sopan - santun itu penting!

Di tanya soal susah, seongwoo jadi teringat nilai D pada salah satu mata kuliahnya kemarin. Dia bergidik ngeri.

"Lumayan sih, yaa... masih normal aja" Tengsin ingin mengatakan yang sejujurnya pada bocah ini, Jadi dia berbohong.

Daniel membulatkan mulutnya.

"Dan soal prospek kerja, emm kuliah aja dulu lahh dek, kalau kerja nanti pasti ada jalannya" seongwoo terkekeh di akhir jawabannya, membuat daniel mentapnya tidak puas.

Mengambil jurusan seni juga membuatnya jadi bertanya tentang masa depan. Orang tuanya saja sempat meragukan keseriusan seongwoo. Mereka gak ingin seongwoo mengambil jurusan ini cuma karena iseng.

Tapi seonggwoo suka seni dan segala halnya, ada yang membuatnya tertarik ke sana. Jadi dia nggak sepenuhnya asal - asalan waktu memilih jurusan ini. Soal pekerjaan seongwoo masih belum ambil pusing, sekarang bagaimana cara agar tidak ada nilai D lagi adalah prioritas utama.

"Masa aku jawab pasti ada jalannya sama mama papa kak? Nanti tambah gak di restuin masuk sana lagi" kata daniel penuh dengan kekecewaan. Seongwoo jadi tidak enak, tapi dia tidak bisa berpikir tentang jawaban yang lebih baik lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About us! (Ongniel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang