Part 1

14 1 0
                                    

Pukulan demi pukulan di layangkan Jikyung pada siswa lelaki di depannya, kantin kini menjadi lebih ramai, Entah apa penyebabnya perbuatan mereka membuat sebagian murid mengeluh kesal karena menggangu ketenangan makan siang dan sebagian lagi lebih memilih menonton adegan dua lelaki yang tengah saling pukul atau lebih tepatnya hanya jikyung yang memukuli tanpa ada yang berniat melerai mereka berdua

"minggir, kalian semua!" teriakan itu sontak membuat para murid memberikan jalan pada Yejin yang sudah melerai para murid yang wajah mereka sudah dipenuhi luka serta lebam di beberapa bagian, Yejin menatap mereka dengan tatapan kesal sedangkan yang ditatap saling membuang muka menghindari tatapan sang ketua kedisiplinan sekolah itu. "Ikuti aku sekarang!" ucap Yejin dengan nada kesal dan sesuai apa yang di ucapkan mereka berdua mengekor di belakang Yejin

***

Suasana sunyi kini memenuhi ruangan Kedisiplinan antara Jikyung, Dongwoo dan Yejin sama-sama memberikan tatapan tajam, entah berapa kali ketua Kedisiplinan itu bertanya siapa yang memulai, namun mereka selalu memberikan jawaban sia-sia saling menyalahkan satu sama lain. Dan berapa kali juga ia menghela nafas lelah menghadapi dua berandal di depannya.
"aku tidak tau sudah berapa kali kalian membuat masalah di sekolah, terutama kau Park Jikyung. Aku yakin pasti kau yang memulai, benar kan ? dan beberapa siswa di sana juga mengatakan bahwa kau yang memulai. Jadi tak ada bantahan lagi Jikyung-ssi" setelah mendengar perkataan Yejin Dongwoo tersenyum menang lalu berdiri sambil menatap Jikyung dengan tatapan mengejek "jadi, karena aku tidak ada urusan lagi disini bisa aku keluar Han Yejin-ssi" ucap Dongwoo dengan wajah santainya, "Hah.. baiklah kau bisa keluar sekarang dan jika ada sesuatu yang berhubungan dengan masalah ini bersiaplah aku akan memanggilmu lagi" masih dengan nada tajam gadis itu memperbolehkan Dongwoo pergi.

" jadi apa yang harus kulakukan sekarang,cepatlah jangan membuang waktuku" mengabaikan ucapan Jikyung, Yejin berjalan menuju lemari yang berisikan dokumen-dokumen khusus dan mengambil beberapa lembar kertas pelanggaran dan menyerahkannya pada Jikyung "kau harus menulis masalah yang kau perbuat tadi dengan penjelasan juga tulis perjanjiannya disini" Jikyung menghela nafas dan menatap tajam Yejin " membosankan. Aku pergi!" dan dengan santai namja itu berjalan menuju pintu.

"YAA.. PARK JIKYUNG BERANI KAU KELUAR AKAN KULAPORKAN KEPALA SEKOLAH!!"

"silahkansaja, toh wanita tua itu tak pernah meladenimu kan?" Jikyung menoleh dengansenyuman meremehkan membuat ketua kedisiplinan itu kesal setengah mati dengannamja berandal yang satu ini

***

Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, sekolah sudah sepi sejak 30 menit yang lalu namun itu tak membuat Yejin beranjak dari ruangannya. Gadis itu masih sibuk dengan kertas-kertas dokumen di mejanya menyusunnya kedalam map lalu menaruhnya di dalam lemari kaca di ujung ruangan. Dokumen itu adalah kertas catatan pelanggaran siswa hari ini mengumpulkannya hingga satu bulan habis lalu menyerahkannya ke guru pembimbing. Kegiatannya hampir saja selesai jika saja pintu ruangannya tak terbuka dengan teriakan adiknya. " noona(kakak perempuan), ayo pulang, hari ini Dongjin hyung akan membelikan kita makanan, hehe. Ayo cepat" gadis itu terkejut mengapa anak ini belum juga pulang, ia menarik Minwoo untuk duduk " kau! Apa yang kau lakukan di sekolah? Kenapa tak pulang dari tadi? " Minwoo hanya tersenyum manis pada sang kakak " karena tadi ada latihan gerakkan baru jadi aku pulang terlambat dan sekalian menunggumu" Yejin hanya menggelengkan kepalanya memaklumi sifat adiknya. Minwoo memang sangat suka menari saat umurnya 8 tahun ia melihat acara yang menampilkan kompetisi menari, sejak saat itulah ia mulai belajar menari dengan gerakkan lucu tentunya.

" baiklah tunggu noona di luar, aku ingin membereskan ini dulu" Minwoo mengangguk lalu berjalan keluar dan sudah ada Dongjin sedang bersandar di dekat pintu. " hyung kau disini? Kenapa belum pulang?" " tadi ada sedikit pekerjaan di perpustakaan jadi aku mengurusnya dan mana noona-mu" Minwoo hanya menunjuk kearah rungannya dan dongjin mengangguk mengerti. Tak lama yejin sudah keluar dan menatap kedua lelaki di depannya

"baiklah jadi dimana kita akan makan?" Tanya yejin namun ia kembali mengernyit bingung saat kedua namja ini saling bertatapan lalu mengapit tangan yejin "kita ke Hongdae" jawab Dongjin " apa? Bukankah kita akan makan malam? Kenapa kita ke hongdae"

" ya setelah menonton pertunjukkan ku baru kita makan malam" dan mereka berdua membawa Yejin dengan tawa karena ini merupakan kejutan untuk kakaknya dan ini adalah pertunjukkan pertamanya dan ia ingin Dongjin dan Yejin ada disana melihat penampilannya.

***

" PARK JIKYUNG!!" teriakan itu berasal dari tuan Park wajahnya menatap pemuda di depannya dengan mata yang berkilat marah. " aku hanya ingin meminta izin mu untuk menikah dengan ny. Kim tapi jika kau tak meng-" Jikyung berdiri membuat ucapan ayahnya terhenti " apa itu harus?, Jika aku tak mengijinkan pun kau tetap akan menikahi nenek tua ini kan?" Wanita yang duduk di sebelah ayahnya terlihat tidak suka dengan ucapannya dan Jikyung melihatnya, dirinya sangat yakin jika wanita ini hanya mencintai harta ayahnya hanya itu. Namun jika ia mengatakan itu pada ayahnya mungkin ia akan mendapatkkan tamparan yang menyakitkan. " tidak Jikyung ayah akan membatalkan pernikahannya jika kau tak mengijinkan" wajah tuan Park berubah menjadi sendu, jikyung hanya memalingkan wajahnya. Ia tak peduli dengan ini semua, ia tak peduli jika ayahnya akan membatalkan pernikahannya atau tidak. Toh, wanita jalang ini akan kembali membujuk ayahnya dan ia kecewa dengan ayahnya yang melupakan mendiang ibunya secepat ini. Jikyung segera beranjak pergi begitu saja meninggalkan mereka berdua dan ia ingin pergi sejauh mungkin dari sini, entah kenapa hatinya semakin sakit mengingat kenangan yang dulu sangat menyenangkan sebelum ibunya pergi dan sejak itu juga ayahnya berubah menjadi sosok yang keras kepala dan selalu menyibukkan diri dengan urusan perusahaanya.

"tuan muda anda ingin kemana? Hari semakin gelap dan jika and-" Jikyung berhenti dan menatap paman Jung asisten ayahnya yang mengikutinya sejak tadi " jangan mengikutiku dan jangan mencariku ingat itu!" dan setelahnya pemuda Park itu melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumahnya dengan cepat, sedangkan Paman Jung hanya menatap Tuan mudanya dengan sendu.

Di perjalanan Jikyung melajukan motornya dengan cepat, entah kemana arah yang ia tuju. Dirinya hanya ingin pergi sejauh mungkin ia ingin sendiri sekarang meluapkan segala rasa marah, kesal dan sakit di hatinya. Ia sangat kecewa dengan sang ayah yang dengan mudahnya membawa wanita murahan itu kehadapannya dan mengatakan ingin menikah lagi hell, yang benar saja ibunya baru saja pergi 8 bulan yang lalu dan pak tua itu ingin menikah lagi. Seketika hatinya mengeras mengingat kejadian tadi, rasa benci timbul dalam dirinya. Ia benci ayahnya.

Tanpa ia sadari sejak tadi dirinya sudah sangat jauh dengan kota dan hari juga sudah menggelap jadi ia tak yakin dimana sekarang, yang dilihatnya hanya perbukitan dan ladang ilalang yang cukup luas dengan sedikit cahaya dari lampu jalan ia juga melihat sebuah gubuk kecil di pinggir danau dan tanpa pikir lagi ia memakirkan motornya di dekat gubuk itu melepas helm lalu berjalan menuju pinggir danau. Ini menenangkan pikirnya tanpa ada siapa pun.

" ibu, bagaiman kabar ibu disana? Kabar ku kurang baik bu, entah kenapa ayah sangat menyebalkan akhir-akhir ini dan ia akan menikah lagi bukankah itu sangat menyebalkan" Jikyung tersenyum miris ia merindukan ibunya sekarang, " tapi ibu tenang saja aku akan menolak keputusan ayah bagimana pun itu dan. . . . . . ibu aku merindukan mu sekarang" dan setelahnya hanya suara isakan yang terdengar Jikyung menangis dalam diam. Namun tanpa di sadari pemuda itu seorang tengah tersenyum sambil memperhatikannya dari dalam mobil sedan hitam yang terpakir tak jauh dari tempat Jikyung.



Tbc ya

By : HanEri

Terima kasih yang sudah bersedia membaca cerita ini

Jangan lupa untuk vote dan komen ya.

Thanks to RainWhere stories live. Discover now