Hoseok, Mijoo serta beberapa teman mereka yang datang untuk mendukung keduanya kini tengah berada di ruang tunggu yang berada di belakang aula tempat mereka berkompetisi.
Hoseok melakukan sedikit peregangan saat Mijoo tengah merias diri dibantu oleh teman perempuannya.
"Gue cari angin dulu bentar." Kata Hoseok setelah menyelesaikan peregangannya.
"Oke. Jangan lama, tiga puluh menit lagi harus kumpul di aula." Ucap Seunghyun, salah satu senior Hoseok yang bertugas mengoordinir kesiapan Hoseok dan Mijoo di kompetisi ini.
"Hmm.." Hoseok pun keluar dari ruangan tersebut. Entah akan kemana ia pergi.
Saat Mijoo sudah selesai merias diri, seorang laki-laki menggunakan seragam staff kompetisi tersebut memasuki ruang tunggunya. Semua orang yang berada di ruang tunggu tersebut menoleh ke arah pintu.
"Sepuluh menit lagi siap!" Ucap staff tersebut yang kemudian kembali meninggalkan ruang tunggu.
"Hoseok belum balik juga kak?" Tanya Mijoo pada Seunghyun yang kini tengah panik memikirkan ketiadaan Hoseok, terlebih ponsel Hoseok tergeletak di meja rias. Seunghyun hanya menggeleng sebagai jawabannya pada Mijoo. Semua yang berada di ruang tunggu tersebut ikut panik.
Hoseok masih belum juga kembali saat beberapa temannya yang mencari Hoseok hampir ke seluruh penjuru gedung melaporkan bahwa mereka sama sekali tidak menemukan Hoseok.
Mijoo hanya terdiam, kedua kakinya tidak berhenti bergerak mengetuk pada lantai. Kegelisahannya berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Ia tidak begitu mengkhawatirkan kompetisi, yang ia khawatirkan adalah kondisi Hoseok saat ini.
Tidak biasanya Hoseok seperti ini. Hoseok yang biasanya penuh dengan energi dan pikiran positif, dua hari terakhir dia lebih banyak diam. Mijoo tau saat itu Hoseok menyembunyikan sesuatu darinya. Mijoo menyesal karena terlambat menanyakan kondisi Hoseok saat ia menyadari ada yang berbeda pada diri Hoseok.
"Kita ke aula aja dulu." Ucap Seunghyun.
Mijoo dan teman-temannya berjalan menuju aula dengan perasaan gelisah. Mijoo terus menstabilkan napasnya.
Mijoo duduk di salah satu bangku penonton bersama dengan teman-teman yang lainnya. Mata mereka masih terus mencari Hoseok ditengah keramaian aula.
Mijoo menautkan jari-jarinya, memejamkan matanya sambil menundukkan kepalanya. Untuk saat ini ia hanya bisa berdoa.
Acara pun sudah dimulai. Dua peserta sudah tampil, tapi Hoseok masih membuat teman-temannya khawatir. Hoseok dan Mijoo berada di urutan nomor delapan. Mijoo masih belum berhenti berdoa. Kakinya terus mengetuk lantai.
Saat peserta nomor enam sedang menampilkan penampilannya, Mijoo melangkahkan kakinya menuju belakang panggung untuk bersiap setelah dapat komando dari Seunghyun.
Bagaimana mungkin ia bersiap dengan kondisi seperti ini? Kakinya sudah lemas, hatinya sudah tidak karuan.
Meski begitu, Mijoo masih menyimpan keyakinan bahwa Hoseok pasti akan datang. Mijoo yakin bahwa Hoseok tidak akan pernah melewatkan apa yang selalu menjadi mimpinya.
Mijoo mengikuti langkah Seunghyun yang berada di depannya. Namun tiba-tiba Seunghyun menghentikan langkahnya membuat Mijoo ikut berhenti.
"Joo, kita mundur aja ya?" Ucap Seunghyun. Mijoo memebelalakkan matanya, kaget dengan ucapan Seunghyun.
"Enggak bisa kak, dua bulan gue mati-matian latihan buat kompetisi ini." Mijoo dengan santainya melewati Seunghyun, meneruskan langkahnya menuju belakang pangung yang tak jauh dari pandangannya.
Kini di depan matanya sudah terlihat beberapa staff serta peserta nomor tujuh yang sedang menunggu gilirannya untuk tampil.
Seunghyun mengejar Mijoo, kemudian menarik lengannya. Mijoo pun berbalik ke arahnya.
"Joo, lo gak bisa gini. Lo mau naik panggung sendirian? Yang ada nanti didiskualifikasi duluan."
"Gue gak akan tampil sendiri kak, Hoseok bakal balik kok, gue yakin itu." Mijoo melepas genggaman Seunghyun di pergelangannya, kemudian melanjutkan langkahnya menuju belakang panggung.
Seunghyun mengusap wajah dan rambutnya kasar. Ia kini sudah tidak karuan, ia sudah pasrah dengan apa yang terjadi pada kedua adik tingkatnya di kompetisi ini. Ia memilih kembali pada teman-temannya.
Peserta nomor enam sudah turun dari panggung dan peserta nomor tujuh sudah siap memulai penampilannya.
Mijoo kembali memejamkan matanya dan menautkan jari-jarinya. Ia kembali berdoa.
Entah bagaimana ia sangat yakin bahwa Hoseok akan kembali. Ia yakin bahwa Hoseok tidak akan berhenti untuk mimpinya, sebagaimana dirinya.
Saat peserta nomor tujuh menyelesaikan penampilannya. Setetes cairan bening jatuh dari mata kirinya membasahi pipinya yang sudah dipoles make up.
Ia melepaskan tautan jarinya, mengusap air matanya. Kemudian menghela napasnya saat pembawa acara memanggil dirinya.
Mijoo masih terdiam, kakinya begitu berat untuk melangkah ke arah panggung.
Saat pembawa acara memanggil dirinya untuk kedua kalinya, ia tersentak saat pergelangan tangan kanannya ditarik oleh seseorang menuju ke atas panggung.