Tepuk tangan dan sorak penonton menggema selepas Mijoo dan Hoseok menyelesaikan penampilannya.
Turun dari panggung, Mijoo tiba-tiba berjongkok tepat setelah menuruni anak tangga terakhir. Ia menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya. Tubuhnya bergetar.
Hoseok yang tadi berjalan dibelakang Mijoo, menurunkan badannya berlutut di samping Mijoo. Ia membawa Mijoo ke pelukannya sambil mengusap punggung Mijoo. Ia bisa merasakan tubuh Mijoo yang bergetar serta mendengar isak tangis yang mungkin tidak dengar orang lain.
“Jangan nangis hey, malu diliatin orang-orang. Penampilan lo tadi keren kok. Sstt..”
Mijoo tiba-tiba melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Hoseok tepat saat Hoseok menyelesaikan ucapannya menenangkan Mijoo. Tubuh Hoseok sempat tersungkur ke belakang saking kagetnya menerima perlakuan dari Mijoo, namun ia masih bisa menahannya.
Mereka terdiam seolah-olah menghayati perasaan keduanya. Apa yang mereka rasakan kini terasa berbeda. Detak jantung keduanya berdegup cepat. Bahkan Mijoo bisa mendengar suara degup jantung Hoseok yang seirama dengan degup jantungnya ditengah isak tangisnya.
“Woooooo......”
Tepuk tangan dan sorak sorai dari teman-teman mereka yang baru saja tiba dihadapan mereka, memaksa Hoseok dan Mijoo untuk melepas pelukannya. Mijoo menghapus air matanya sebelum ia berdiri dibantu Hoseok. Teman-temannya memeluk mereka bergantian memberikan selamat atas penampilan terbaik mereka.
“Lo tadi kemana sih Seok?” Tanya Seunghyun yang berada di samping kanan Hoseok sambil menepuk punggung Hoseok pelan.
“Gue kira lo gak akan balik lagi Seok”
“Kita semua udah panik duluan tau.”
“Kita juga sempet kaget pas liat lo di panggung barusan.”
“Tapi penampilan kalian berdua keren sumpah!”
“Emang mereka udah gak diragukan lagi. Dance solonya mereka aja udah keren, apalagi mereka jadi satu udah pasti super keren!”
“Gue yakin deh kalian pasti menang!”
Mijoo dan Hoseok hanya menunjukkan senyum lebar keduanya saat mendengar celotehan teman-temannya. Mereka seolah tidak diberi kesempatan untuk membalas celotehan tersebut.
“Yuk, kita balik aula! Kita liat penampilan peserta lainnya!” Ajak Seunghyun menghentikan obrolan teman-temannya.
Mereka pun berjalan meninggalkan area backstage.
Hoseok yang berjalan dibelakang yang lainnya menghentikan langkahnya saat melihat kakaknya melambaikan tangan ke arahnya.
Hoseok tersenyum. Secara tiba-tiba Hoseok menarik pergelangan tangan Mijoo meminta untuk mengikuti dirinya untuk menghampiri sang kakak.
Mijoo tak bisa berbuat apa-apa hanya mengikut kemana arah Hoseok menarik tangannya.
Keduanya kini dihadapan kakak Hoseok. Mijoo membungkukkan badannya saat melihat perempuan yang kini dihadapannya terlebih dahulu membungkukkan badannya.
“Mijoo-ah kenalin, ini kakak gue.”
“Hallo, Lee Mijoo.” Ucap Mijoo kembali membungkukkan badannya.
“Noona, ini Mijoo. Partner danceku.”
“Oh Haaii...” Sang kakak dengan antusiasnya mengulurkan tangannya mengajak Mijoo bersalaman. Mijoo pun langsung meraih uluran tangan sang kakak.
“Penampilan kalian tadi keren! Noona gak nyangka lho kamu bisa sekeren itu Seok.”
“Masa? Dance ku udah keren dari dulu kali.”
“Hemm.. Iya deh emang keren. Tapi yang tadi itu lebih keren dari penampilanmu dulu. Entah emang karena Noona sudah lama gak liat penampilanmu atau emang karena partnermu.” Goda sang kakak. Mijoo dan Hoseok hanya tersenyum mendengarnya.
“Oh ya, tadinya Noona mau ngajak kamu makan bareng. Tapi Noona harus balik ke salon, kerjaan Noona disini udah selesai sedangkan Noona masih ditunggu di salon. Jadi nanti malem kita makan bareng ya?”
“Noona, kalo makan malemnya sama Ibu bisa?”
“Hmm.. Noona tanya Ibu dulu ya, takutnya Ibu pulang telat. Nanti Noona kabari kamu lagi ya. Kalo Ibu pulangnya sebelum jam makan malam, kita bisa sekalian kasih kejutan buat Ibu, iya gak?”
“Siap!”
“Oh ya, nanti Mijoo ikut juga ya?”
“Eh?” Mijoo yang sedari tadi hanya mendengar ucapan kedua saudara kandung tersebut merasa kaget mendengar ajakan kakak Hoseok yang tiba-tiba. Hoseok dan kakaknya menatap Mijoo menanti jawaban dari Mijoo.
“Maaf kak, ini kan acara keluarga masa aku ikut.”
“Kamu bisa kok jadi anggota baru keluarga kita. Iya gak Seok?” Goda sang kakak menyikut lengan Hoseok sambil terkekeh.
“Eh?” Mijoo dan Hoseok bersamaan.
“Kalian kagetnya biasa aja. Udah ah, kakak pergi dulu ya, pokoknya kamu harus ikut ya Joo. Nanti Noona hubungi kamu ya Seok.” sang kakak berucap sambil menepuk lengan Mijoo dan Hoseok bergantian.
“Dah..” kakak Hoseok melambaikan tangannya sambil berjalan meninggalkan Mijoo dan Hoseok. Sedangkan Mijoo dan Hoseok hanya terdiam menatap punggung Hana yang mulai menghilang dari pandangan mereka.
Sejenak setelah sang kakak menghilang dari pandangan, Hoseok dan Mijoo saling bertatap. Tatapan mereka seperti masih menyimpan kebingungan atas apa yang dikatakan Hoseok tadi. Namun, ada kebahagiaan lain yang membuat hati keduanya membuncah. Seperti tak ada yang bisa menggantikan kehangatan dan kenyamanan dari sekedar tatapan mereka.
Mijoo yang lebih dulu tersadar segera berbalik melangkah menuju aula.
Hoseok yang juga menyadari ada yang menggelitik hatinya hanya tersenyum melihat punggung Mijoo.
Hoseok pun mengikut langkah Mijoo, ia tetap berjalan jauh di belakang Mijoo tanpa ada niatan untuk mengejar atau berjalan beriringan dengan Mijoo.
Sepertinya Hoseok masih malu dengan hatinya sendiri.