1

32 3 0
                                    

Kisah ini dimulai dari tiga namja tamvan dan kece. Yang tengah baver-bavernya dengan yang namanya Uang, Wanita, dan Ketenaran. Yah meleset, dari kehidupan yang beragama dan bersosial budaya. Kejahatan anak muda, atau bahkan sering di sebut Blood King. Kalian tau maksudnya? Yah, kejahatan yang menyangkut hubungan dengan kematian. Pembunuhan.

Terikat akan perjanjian persaudaraan antara ketiga namja ini. Mereka bekerja sama untuk menjadi penjahat yang paling jahat sejagat raya. Walaupun mereka pandai dan tamvan yang seharusnya kalian tau mereka semua agak 'bego'. Dalam artian sifat.

Dimulai dari namja tinggi setinggi gala, Kim Mingyu. Disusul dengan namja bersurai merah dengan pipi yang seperti buntalan kentut(?), Boo Seungkwan. Namja kelahiran jeju itu yang paling mendekati kata 'bego' disini. Ditambah... bisa di bilang orang yang paling waras di perkumpulan, namja sipit dengan pipi tirus setajam silet itu. Kwon Hoshi. Lengkaplah sudah.

"Hyung apa sih artinya hidup itu?"

"Apaan sih kwanie? Lu bahas itu mulu, gua cape dengernya"

Namja sipit yang tengah beriringan menuruni tangga bersama pria berpipi sintal itu mulai malas mendengar perkataan dongsaenya. Selalu saja membahas hal-hal yang menurutnya omong kosong.

"Tapi hyung... Aku bosan melakukan pekerjaan ini. Sekali-sekali aku ingin hidup seperti orang normal"

"Lu kalau udah terlahir jadi penjahat yah terima aja.."

"Gua pernah baca hyung, kalau kita hidup itu harus bahagia. Dan gua pengen bahagia hyung..."

Seungkwan mempoutkan bibirnya kesal. Tapi dia ingin pekerjaan lain selain yang mereka lakukan ini. Soonyoung hanya menghela nafasnya kasar, kemudian menaruh tas yang dibawanya di atas drum kosong.

"Lu mau kerja apa coba? Keahlian lu main pisau. Lu mau jadi tukang potong anu(?) lagian seungkwan... Susah tau gak cari pekerjaan normal"

"Tidak masalah hyung, yang penting selain pekerjaan in-..."

Bruum... Brumm... Ckiit !!

Sebuah mobil sport hitam berhenti tepat di hadapan kedua namja yang tengah berdebat itu. Memotong perkataan Seungkwan yang belum selesai itu. Namja tinggi berparakan tampan itu turun dari mobil, mengayunkan tanganya ke atas dan menyapa kedua sahabatnya.

" Yoo Mann !! Wattap brooh?"

Jawabaan kedua sahabatnya itu terhenti. Karena, sisi lain pintu mobil sport itu terbuka menampakan seorang yeoja.. Oke, ralat. Seorang wanita paruh baya dengan hot pants dan blazer turun dengan seksinya.
Sebenarnya ini merusak mata, tapi ajhumma itu masih kencang (?). Membuat siapa saja pasti tercengang, termasuk kedua anak muda yang tengah menganga menatap ajhumma itu.

"Ini makan siangnya sayang... Dimakan yah.."

"Iyah mah. Udah mama pulang sana gih, Mingyu biar main sama Hoshi dan Seungkwan"

Mingyu menyalim tangan ibunya dan menyuruh ibunya untuk pulang.

"Kamu gak mau mama tunggu? jam berapa pulangnya? Biar mama jemput kesini lagi.."

Hoshi tersenyum mengejek Mingyu menahan supaya tawanya tak meledak, diikuti Seungkwan yang dari tadi sudah cengengesan dalam hati.

"Udah mah,gak usah. Kan ada Hoshi dan Seungkwan yang nemani Mingyu pulang nanti. Udah mama pulang aja gih.."

"Oh gitu. Tapi, inget yah !! Jangan jongkok di toilet duduk, dan jangan narkobaan"

Oke, Hoshi sudah tak bisa menahannya lagi. Dia tertawa diikuti Seungkwan yang dari tadi sudah menangis memegang perutnya yang kesakitan karena menahan tawanya. Mingyu menatap kedua sahabatnya kesal, begitupun dia kesal dengan Mamanya masih saja memanjakannya.

"Iiihh buseettdaah mah, bawel banget sih. Yaudah mama pulang sana.."

"Heeh !! Kamu ngelawan mama yah? Mau jadi anak durhaka? Mau mama kutuk jadi batu?!"

"Ahh, gak mah. Gak, yaudah mama pulang sana ma"

Jawabnya cepat tak Mau jadi batu ke-2 setelah batu apalah itu... Mama Mingyu pulang setelah ketiga namja tamvan itu menyalim sopan dirinya.

"Hahahah..... Ku kutuk kau jadi batu.. Hahah"

"Hyung... Hyung... Jangan jongkok di toilet duduk. Ahahaha"

Seungkwan dan Hoshi bertos ria, mengejek Mingyu. Tak kuasa menatap kawan, yang berlabel anak mami itu. Bagaimana seorang anak manja seperti Mingyu bisa masuk kedalam perkumpulan ini? Mingyu mulai kesal, dia mengeluarkan senjatanya dan mengarahkan ke kedua namja yang tengah memegang perutnya akibat tertawa.

"Bacoott lu dua bisa diam gak? Atau bolong ntu pala?!"

"Oke...Oke Hahah, tenang broo tenang..."

Hoshi menjauhkan fire gun Mingyu dari pelipis matanya, takut ahli ahli Valak lewat dan naas dia mati. Kan gak lucu? Mati gara-gara Valak lewat. Seungkwan masih senyum-senyum mengejek, sembari menenangkan namja jangkung itu.

"Oke hyung... Tenanglah. Lagian kenapa kita di suruh datang kesini?"

"Udahlah, sekarang lu dua ikut gua.."

Mingyu berjalan di depan memimpin dua namja di belakangnya. Hoshi masih asik dengan permen lolipopnya. Seungkwan mulai kesal jalan yang mereka tempuh agak jauh. Barang bawaanya berat, otomatis dia mulai mengesal.

"Hyung lu mau bawa kita kemana? Gua sibuk ni, ada meeting"

"Bacoot lu sibuk, sibuk ngitungin mata ikan teri sekilo aja, bilang lu. Sok sok meeting, meeting di jamban lu?"

"Iya, lu mau bawa kita kemana sih?"

Hoshi yang dari tadi asik dengan mengemut/? Benda(nya) kesukaannya itu, pun mulai menanyakan hal yang sama pada Mingyu.
Mingyu berhenti tepat di bawah bangunan mewah, disamping mobil yang terpakir disitu dia bersembunyi dari jangkawan mata para penjaga digedung itu.

"Oke denger ini baik-baik. Tapi bentar dulu, sekarang lu dua coba lihat kebelakang gua"

Hoshi Dan Seungkwan dengan cepat mengikuti instruksi dari namja tinggi itu. Mingyu membulatkan matanya, melihat kedua temanya itu dengan begonya menatap langsung secara tajam. Tanpa takut dicurigai. Mingyu menarik mereka berdua kembali, dan memarahi mereka. Mengatakan bahwa mereka berdua tak bisa berakting.

"Duuh, bego banget sih lu pada. Pura-pura ngobrol dong, jangan langsug nengok kaya gitu"

"Loh gimana sih lu Hyung? Tadi disuruh nengok, sekarang disuruh ngobrol.."

"Bener tuh, makanya ngomong yang jelas. Percuma tinggi utek lu dangkal banget"

"Oke, gini aja gua males bedebat ma lu pada. Di belakan kita ini adalah gerbong narkoba terbesar di daegu, otomatis disitu pasti banyak uang dan amunisi. Lumayanlah... Dan denger-denger dari orang dalam, informan gua. Ni bandar cabangan paling besar di daegu, pusatnya di seoul man !!"

"Ini bandar lagi naik, naik daunnya" lanjut Mingyu menatap Hoshi meyakinkannya

"Kaya ulat sagu dong hyung..."
Ingin sekali Mingyu membuang Seungkwan ke tempat banci-banci di pengkolan depan itu.

"Lu ngelucu lagi, gua tembak pala lu kwan..."

Mingyu mengacungkan fire guns nya tepat di kepala Seungkwan. Seungkwan pun menantang bahwa jika Mingyu berani mwnembaknya, maka tembak saja. Hoshi memutar matanya malas, melihat tingkah ke kanak-kanakan mereka.

To Be Continue

Uwahhh ada yang nunggu Cerita ini jadi nda? /ndak ada!!/
Okeh okeh, Zie dapet ide ini dari film "Comic 8"
Jadi mungkin awalnya agak mirip-mirip dikit 😸😸
Suka banget ama ntu film..
Kelanjutanya, asli dari pemikiran kotor Zie yah ><
Thx udah mau baca :)

VOTE&COMMENT
JUSEYOOO !!!
ฅ'ω'ฅ

Regards,
Ziezi
≧∇≦

05.06.2016
20:16 PM

ABC BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang