2

16 1 0
                                    

"Lu ngelucu lagi, gua tembak pala lu kwan..."

Mingyu mengacungkan fire guns nya tepat di kepala Seungkwan. Seungkwan pun menantang bahwa jika Mingyu berani menembaknya, maka tembak saja. Hoshi memutar matanya malas, melihat tingkah ke kanak-kanakan mereka.

-ABC BLOODY-

"Oke cukup, lu dua tuh kaya anak kecil banget sih. Tadi lu bilang apa? Ni gedung gerbongnya narkoba?"
Hoshi memisahkan kedua sahabatnya itu.

"Iya, dan yang jadi masalahnya. Cuma disini gua bisa beli narkoba bro. Di tempat lain gua slalu di tolak.."

"Lah ngapa?" Hoshi yang penasaran, menghentikan kegiatan memakan permenya itu.

"Hyung jelek sih..." Kata Seungkwan lagi. Lagi nyari mati...

"Wahh ni anak, pengen mati kayaknya.."

"Gua ditolak karena muka gua terlalu ganteng bro, mereka bilang 'eh lu ganteng, pasti lu suci. Udah sana pergi ini bukan tempat lu' Gua kan kesal man, Kan gak semua orang ganteng itu suci bro" lanjut Mingyu

Hoshi menganga tak percaya dengan kepercayaan diri Mingyu, Seungkwan sedari tadi sudah muntah.

"Ngapa lu muntah...? Cuba lihat gua man. Kurang kotor apa coba gua? Nih yah sayur kangkung dirumah gua aja gua ganti jadi brokoli bro"

Seungkwan mengangguk setuju dan mengayunkan tangannya kearah Mingyu.

"Sayuran Hijau mann !!!"

"Yoo, organik yoo mann !! Booyohh !!,,, jadi gitu alasannya"

Mingyu meraih ayunan tangan Seungkwan. Hoshi, membuang tangkai permen yang dipegangnya. Menghela nafas kasar dan menatap kedua sahabatnya mencari kepastian.

"Gimanasih lu dua? Si Boolat mau keluar, dan lu mau ngelanjutin ini. Dah mendingan lu dua kawin aja deh..."

"Ah,, hyung gua buat apa nikah dengan Mingyu hyung? Lebih baik dengan mamanya saja... Hahah"

Seungkwan tertawa cekikikan sembari bertos ria dengan Hoshi.

"(Nodong pistol ke Seungkwan) Teruss.. Iya terusiinn... Bawa nama nyokap gua aja terus. Memang bosan hidup lu yah buntalan kentut ?!!"

"Bun-Buntalan kentut?!! Yakk Hyung,,, Boo Seungkwan !! Boo Seungkwan!! Namaku Boo Seungkwan "

"Ayyy... Sudahlah, jadi kerja gak?"

Tiga namja tamvan itu membuka tas yang sedari tadi mereka bawa. Mengambil beberapa peralatan mereka, lebih tepatnya Fire Guns.

Masuk kedalam gedung mewah, menembak beberapa Body Guard yang menjaga di pintu depan. Mati? Sudah pasti. Sudah 4 tahun menjalani pekerjaan ini.

Yang berawal dari dendam mereka. Entahlah, pastinya mereka bersahabat karena mempunyai musuh yang sama. Tau triple Etente? Tiga negara besar yang ada di sejarah PD I? Mereka semua memusuhi orang yang sama dan bergabung menjadi satu, bukan kah begitu? (Buka buku kalau gak tau :'V)

Yah, bisa dibilang seperti itu. Seaakan sudah direncankan sejak dulu. Musuh alami mereka, juga sama seperti itu. Dendam, kebencian, iri, dan kekecewaan bisa mengubah segalanya. Bahkan, sampai hal yang tak ingin terjadi harus terjadi.
.
.
.
.
.
"Jihooniee~.. Kau tak ingin bermain dengan ku? Aku sudah siap sayang~...."

"Jangan menggangguku..."

Namja mungil yang tengah diciumi sensual, tak merespon perlakuan yeoja berparakan seksi di atasnya. Seperti ada aliran listrik yang menyengat namja Mungil itu. Hanya saja saat ini dia tak menginginkannya.

ABC BloodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang