2. Pingsan

37 5 3
                                    

Siang yang cukup terik, Hari ini matahari begitu semangat memancarkan cahayanya. Terlihat Kayla dan teman-teman sekelasnya tengah mengikuti pelajaran olahraga dilapangan basket.

"Baik anak-anak sebelum dimulai ke tes hari ini kalian pemanasan dulu yah, Dina dan Dikta tolong pimpin pemanasannya yah bapak ke ruang piket sebentar." Ucap seorang guru muda berperawakan jangkung dengan celana training biru muda dan t-shirt hitam yang pas di badannya, Pak Zainal.

"Baik pak." Ucap Dikta dan Dina lalu maju ke depan dan menghadap ke teman-temannya yang sedang berbaris dengan rapi siap untuk pemanasan.

Sebelum pemanasan dimulai, terlihat Dina tersenyum 'suka' kepada Dikta lalu dibalas senyum tipis oleh dikta.

"Ayo teman-teman kita mulai" teriak Dikta lalu mulai melakukan gerakan pemanasan yang diikuti oleh teman-temannya.

" 1, 2, 3 .. 1 ... 1, 2, 3 ... 2 ... 1, 2,3 .."

"La, lo keliatan pucet banget. Mending ke uks ajah." Ucap seorang perempuan putih berperawakan jangkung, sheilla kepada kayla yang berada disampingnya, mereka tengah mengikuti intruksi Dina & Dikta.

"Em engga kok Shei, gue baik-baik ajah"balas Kayla sembari terus mengikuti intruksi.

"Sekarang lari 5 putaran mengelilingi lapangan yah guys" Ucap Dina sedetik kemudian dia lari diikuti teman-temannya termasuk Kayla.

Baru 2 Putaran Kayla sudah merasa tidak enak, kepalanya pusing namun dia tetap terus berlari.

Tiba-tiba seseorang memegang pundak kayla dan

Bruk.

Kayla Pingsan, dengan perasaan cemas sheila berlari menghampiri sahabatnya yang pingsan.

***

Bell pergantian jam kedua sudah berbunyi. Namun kayla belum juga sadarkan diri, dia kini tengah berada di uks bersama sheilla yang tak henti-hentinya menangis karena ini pertama kalinya melihat sahabatnya pingsan seperti ini.

Ceklek.

Pintu uks terbuka, terlihat Dikat tengah berjalan masuk ke ruang UKS dan menghampiri sheilla.

"Shei, lo ke kelas ajah gih biar gue ajah yang jagain. Gue udah izin ke Ibu Mey kalau gue engga bakal masuk pelajaran dia hari ini." Ucap Dikta sembari duduk di bangku samping ranjang kayla.

"Gapapa dik gue ajah yang jagain kayla"Jawab sheilla sembari memegang tangan kayla.

"Hm tapi, bukannya kelompok lo hari ini persentasi? Lebih baik lo ikut persentasi nanti setelah persentasi lo izin ke uks lagi"Ucap Dikta, Karena memang alasan dikta kesini-uks agar sheilla ikut persentasi pelajaran Bu Mey. Meski bukan kelompoknya Dikta namun dikta tidak mau bila teman-temannya ada yang tidak memiliki nilai.

Sheilla terdiam sejenak sembari melihat kayla. "Hm oke. Gue titip sahabat gue yah jangan macem-macem, awas ajah!." ucapnya sembari menatap tajam ke ajah dikta lalu mulai beranjak dari duduknya.

"Hm yah enggalah" jawab dikta, sheilla hanya mengacungkan jempolnya sembari berjalan ke pintu.

Brak.

Pintu uks tertutup, kini tinggal ada dikta yang tengah menatap sendu kayla.

"Engh..." Kayla mengerjapkan matanya.

"Kay, syukurlah lo udah sadar" Ucap Dikta sembari tersenyum bagia dan mengambil segelas air putih di atas meja samping ranjang kayla.

Kayla mengedarkan pandangan kesekelilinya. "Dik, kok gue bisa ada di UKS?gue pingsan?"

"Hm iya lo tadi pingsan, ini minum dulu." Jawab Dikta sembari menyodorkan segelas air putih kepada kayla.

Kayla mengubah posisinya menjadi duduk dibantu juga oleh Dikta. Lalu menerima gelas yang dikta berikan dan mulai meminumnya.

"Kay, lo pulang ajah yah gue anterin. "Ucap Dikta khawatir melihat wajar kayla masih pucat sekali.

Kayla menggelengkan kepalanya sembari menyimpan kembali gelas yang sudah kosong itu ke atas meja. "Gue engga mau pulang, gue mau kekelas lagi Dik, Sekarang jam berapa?."

Dikta melirik jam yang melingkar dilengan kirinya. " Jam 11 lebih 5 Menit kay. Hm lo pucet banget kay mending pulang ajah atau istirahat disini yah gue temenin."

"Hm sekarang pelajaran Bu Mey kan?"tanya Kayla dijawab dengan anggukan dari Dikta.

Kayla turun dari ranjang UKS. "Yaudah ayo ke kelas, gue pengen belajar Matematika." Ucap kayla Sembari berjalan ke pintu UKS.

Dikta dengan cepat berjalan mengikuti kayla dari belakang. Ini anak kenapa keras kepala banget sih, umpat Dikta.

Setelah sampai di depan kelas Mereka, Kayla menarik nafas panjang lalu mengetuk pintu dan membuka pintu kelasnya. "Maaf bu telat" sambil berjalan masuk menghampiri ibu Mey untuk mencium tangannya, disusul Dikta dibelakang Kayla.

"Dari mana kalian?" Tanya Bu Mey tegas.

"Kami dari uk---"

"Pacaran Mulu, cepat duduk dibangku kalian masing-masing" Potong Bu Mey memotong Pembicaraan Kayla.

Kayla dan Dikta dengan segera berjalan ke bangkunya masing-masing dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

***

Bel tanda pulang Berbunyi, Semua Murid di kelas 10 sosial 3 ini dengan cepat membereskan alat-alat tulisnya masing-masing bersiap untuk pulang.

Pak Satya, Guru geografi pelajaran terakhir di kelas 10 sosial 3 Berjalan keluar kelas setelah tadi Berdoa dan Memberikan salam kepada Murid-muridnya.

Siswa kelas 10 sosial 3 Mulai berhamburan keluar kelas.

"Lo pulang sama gue engga ada penolakan"Ucap Dikta tiba-tiba ia sudah ada di samping Kayla yang tengah Merapikan Ranselnya.

"Gue pulang sama Sheilla Dik, dia engga ada temen naik angkot"Ucap Kayla tanpa memandang Dikta, Kayla merasa matanya terlalu berat sekarang untuk melihat sekelilingnya.

"Gue nebeng sama Aldi ajah kay. Gue takut lo tambah kenapa-napa apalagi kita harus jalan dulu kepertigaan." Ucap Sheilla Sembari mengusap tangan kanan Kayla. "Gue duluan yah, lo hati-hati. Dik, gue titip yah."

Sedetik kemudian Sheilla berjalan keluar kelas meninggalkan Kayla & Dikta yang masih terdiam.

"Nunggu apalagi kay?ayo" Ucap Dikta membuat Kayla terbangun dari lamunannya.

Kayla Dengan kepalanya yang mulai terasa sangat berat, Mengedarkan pandangannya kesekeliling kelas.

"Gue takut nanti Dina marah sama gue."Ucap Kayla Karena memang bukan hal yang aneh dikelas, Dikta & Dina terlihat dekat dan bahkan mereka terlihat pacaran, apalagi Dina dia sangat antusias jika menceritakan Dikta lebih tepatnya membicarakan Dikta.

"Kenapa Dina marah? Dia bukan siapa-siapa gue. Ayo keburu sore kay" Ucap Dikta sembari berjalan mendahului Kayla.

Kayla menarik nafas merasa lega. Dia dengan jalan sedikit berlari menyusul dikta yang sudah berada diluar kelas.

Bersambung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang