Asmaraloka

25 4 0
                                    

Selasa tidak lugu, ia pembahagia dan pengusir sendu. Ditemuinya diam paling tenang di pagi hari dan tawa paling ramah di sore hari. Mungkin Tuhan memberi kesan dalam sepekan melaluinya. Melalui Tuan bijaksana, untuk puan berpipi rona. Macam roman picisan, saat tatap membuat jantung bergelagap. Sebab irisnya tidak coklat; hitam dan mampu menenggelamkan sisa-sisa kelam. Oh, sungguh piawai dalam membuai! Bimbang menelusur wajah, kerutan alisnya seakan mengajak semesta menerka-nerka isi pikirannya. Berkali-kali. Sapaan manisnya memilukan kata, padahal lidah tak bertulang tapi kata dibuatnya hilang. Senang. Senang. Senang. Bakal jadi ditertawai selasa, tak apa. Tawanya menghempas lara, seakan akulah Mahasempurna. Melayang, senang. Mata berbinar kala memori diputar. Larut lamunan sedang senyum berguguran. Menyepi, menikmati hanyutnya tiga dimensi. Hingga lelap menyeka, selasa masih terasa berwarna.

Perihal.Where stories live. Discover now