3

25 3 0
                                    

Kinan menceritakan tentang segala hal, pertemuan pertamanya dan saat mengantar Gean ke toilet.

"Terus apa istimewanya Nan?"

"Ih, kamu tidak asik sekali." Kinan mengerucutkan bibirnya.

"Gitu aja kamu masukin hati, itu masih awal loh. Udah deh, jangan terlalu terbang tinggi kalo jatuh sakit entar ngerasanya mau mati."

"Rese banget. Aku cuman mau cerita aja, dia itu beda dari cowo yang lain. Lucu aja sih."

"Kamu suka?"

"Eh? Enak aja, semuanya baru dimulai main suka-suka aja. Kamu kira karaoke apa?" Kinan benar-benar kesal dengan seseorang yang duduk didepannya saat ini.

"Udah lama nih tidak karaokean, yuk karaokean!"

"Elah, ogah. Udah ah aku pulang. Bye."

"Nan, minumannya yang bayar siapa?"

"Oh iya, ini aku kasih udang eh uang kamu bayarkan ya ke kasir. Udah aku mau pulang, Bye." Kinan memberi uang lalu pergi.

"Dasar cewe. Hadeh." Nadine menggeleng kepala melihat kelakuan Kinan.

Sesampainya dirumah, Kinan langsung merebahkan tubuhnya di pulau mimpi yang nyenyak.

.....

Rike.

Ada yang kenal sosok ini? Kalo belum berarti kalian belum mendengar percakapan yang membahas tokoh ini. Bayangkan saja siapa tokoh ini.

"Gean."

"Hm, ya?"

Saat ini, aku dan Gean berjalan-jalan di pasar malam. Aku tidak pernah menganggap perjalanan ini menjadikan sesuatu yang lebih. Aku tidak pernah menyukai Gean. Aku hanya mengajaknya berjalan-jalan sebagai pelepas penat, apa aku salah?

"Kamu ingin apa?"

"Tidak, tidak ada."

"Oh begitu."

"Ya."

Selalu seperti itu.

"Kita cari tempat duduk yuk, aku mau beli kembang gula. Kamu mau ice cream strawberry?"

"Terserah kamu saja."

Kami memang 2 saudara yang sangat jauh berbeda, dia hidup dengan karakter yang sangat tidak bisa dibaca. Aku sendiri bahkan tidak tau bagaimana dia, meskipun bertahun-tahun kami mengenal tetap saja seperti orang lain. Bingung ya? Kenapa aku dan dia bisa menjadi saudara? Sebenarnya bukan saudara kandung, melainkan saudara angkat saja. Ya begitu kiranya.

"Nih, G. Aku bawakan ice cream yang kamu suka."

"Terima Kasih."

"Hm." Aku mengangguk seraya memakan kembang gulaku.

Dia benar-benar lahap memakan ice cream strawberry kesukaannya. Seolah dia lupa dan berada dalam dunianya sendiri.

.....

Gean.

Memang benar ice cream strawberry bisa menenangkan hatiku yang sedang bergejolak ini. Nikmat sekali.

"Ekhem!" Suara deheman mengejutkanku.

"Eh iya? Maaf ya, lupa kalo kamu ada disini."

"Iya tidak apa-apa kok. Gimana? Udah tenang?"

"Sudah, terimakasih ya."

"Baiklah."

"Kita naik bianglala yuk G?"

"Bianglala? Terserahmu saja."

Rike, orang yang dimaksud Bimo tadi menarikku menuju wahana bianglala. Banyak lampu-lampu pada bianglala, aku suka itu.

Kami membeli tiket dan menunggu giliran menaiki wahana bianglala. Dan tunggu aku melihat seseorang, itu..

"Kinan!" Aku terpekik.

"Ada apa?"

"Eh tidak-tidak, aku tidak apa."

Sedang apa dia kesini? Sepertinya dia sendiri. Pikirku.

"Ayo G, kita naik."

Sejenak aku belum tersadar dari pikiranku.

"G, ayo naik." Tepukan Rike menyadarkanku dari pikiranku.

"Eh, iya ayo."

Aku menaiki wahana bianglala, aku duduk disebelah kiri dan Rike disebelah kanan. Kami berhadapan. 

Oh iya aku teringat Kinan, dimana ya? Apa ilusiku saja mungkin. Aku mencoba mengingat kalo ada Kinan menaiki bianglala ini, tapi sudahlah.

"Selepas ini kita mau kemana lagi?"

"Hm, kita pulang saja ya. Aku sedang malas."

"Baiklah."

30 menit berlalu kami menaiki bianglala dan kami memutuskan untuk pulang saja. Sepanjang perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan. Aku berinisiatif mendengarkan 'Like I'm Gonna Lose You' di aplikasi JOOX  handphoneku dan tak lupa headsetnya.

So, I'm gonna love you like I'm gonna lose you,
I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
[....]

Entah kenapa aku merasa lirik ini ditujukan padaku, entahlah aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya.

Tidak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang