2

25 3 0
                                    

Gean.

Dasar cewek aneh, mesum. Benar-benar gila sekali. Pikirku.

Aku berjalan menuju ke kelas setelah membersihkan diri dari tumpahan minuman tadi. Disepanjang jalan aku masih mengingat bagaimana cewe itu ah siapa namanya aku lupa. Eh ya, Kinan. Kinan, cewe aneh. Cewe yang benar-benar lost control dengan karakter dirinya, tidak peduli apa penilaian orang benar-benar cewe yang lepas dengan kondisi.

"Hh.. Sudahlah." Aku menghela napas dan memasuki kelas.

"G."

"Ya, ada apa?"

"Kamu dicari seorang perempuan."

"Siapa?"

"Rike."

"Ada apa dengannya?"

"Entah, mungkin dia akan mengajakmu keluar. Aku hanya dititipi sebuah pesan padamu untuk menemuinya."

"Temui saja sendiri."

"Ini bukan kamu yang cuek dengan perempuan, G. Ada apa? Ceritalah."

"Entahlah, aku sedang malas. Sudah sana."

Dia yang berbicara denganku namanya Bimo, salah satu orang yang mengerti bagaimana aku. Dia sangat paham dengan naluri dan karakterku.

"Terserah kau sajalah." Bimo pergi.

Aku tidak tau apa ini, rasanya tiba-tiba malas menerima ajakan perempuan. Biasanya aku menerima saja ya walaupun tidak sepenuhnya tapi setidaknya aku bisa menyenangkan hati mereka. Aku sering dianggap playboy, padahal tidak. Aku tidak pernah mengejar mereka.

.....

Gean pun lelah dan penat memikirkan perasaannya. Berulang kali dia berusaha konsentrasi tapi setiap itu pula konsentrasinya pecah. Dia benar-benar lelah. Selepas pulang sekolah dia memutuskan untuk ke toko ice cream kesukaannya. Terdengar aneh seorang cowo menyukai makanan lembut berbahan susu dan rasanya manis itu terlebih dengan rasa strawberry. Katanya strawberry  dapat menenangkan hatinya dan juga rasa asam dan manis didalam ice cream strawberry  ibarat lembaran hidup, tidak selalu manis dan tidak selalu masam. Asam dan manis beriringan.

[ICE CREAM, NN]

"Mas No, satu ya. Biasanya."

"Ok." Name tagnya tertulis Nino, pelayan toko ice cream langganannya

"Ini, ice cream strawberry kesukaanmu."

"Terima kasih mas."

"Masih aja ya kamu suka sama ice cream varian itu? Sekali-sekali coba kek rasa yang lain, apa kamu tidak bosan makan itu-itu saja rasanya?"

"Engga mas, aku sangat suka. Tidak tau kenapa sih, yang jelas aku tidak bosan memakan varian ini kalau perlu gratis buat aku ya mas hehe." Gean terkekeh.

"Enak banget kalau ngomong. Huh." Nino mendengus.

"Ngomong-ngomong, mas tidak pernah melihat kamu membawa seorang perempuan. Ajak dong kapan-kapan main kesini, makan ice cream. Perempuan kan paling suka sama yang namanya ice cream. Kalo kamu ajak dia kesini, mas kasih kamu ice cream gratis sepuasnya deh. Gimana?"

"Mas ini apa-apaan, baru juga aku memulai kisah udah ditanyain masalah cewe."

"Mas juga ingin liat kamu bahagia, makan ice cream bareng seperti yang lainnya G. Apa kamu tidak ingin? Jangan-jangan kamu.."

Potongnya cepat, "Mas kalo ngomong, suka bener. Beneran sadis." Gean benar-benar kesal karena Nino mengira dia hombreng alias homo.

"Lah abis kamunya sih, makanya cepet cari cewe. Kalo bisa sih jangan yang suka ice cream, biar kamu aja yang memperkenalkan ice cream sama dia."

"Mas ini ngaco kalo ngomong. Tidak ada sejarah mengatakan, kaum hawa tidak suka ice cream. Mau mencari sampai ke ujung dunia barat, utara, timur, selatan, mana ada mas?"

"Kalo ada mas taruhan itu jodoh kamu."

"Tau ah mas, aku kesini niat refreshing bukan mau dengar mas ceramah panjang lebar promosi." Gean langsung mencomot ice cream strawberry  ke dalam mulutnya.

.....

Gean.

Mas Nino, menurut kalian siapa dia? Apa yang kalian pikirkan saat membaca percakapanku dengannya? Menurutku mas Nino, sama seperti Bimo. Hanya saja, dia lebih supel dan simpel dalam berbicara.

Oh iya, aku teringat dengan Kinan. Apa kabar ya? Aku hanya menggelengkan kepala mendengar isi hatiku sendiri.

"Ngapain kamu geleng-geleng? Disko ajeb-ajeb?"

"Receh mas receh. Udah aku mau pulang, nih mas uangnya. Dah."

Aku segera berjalan keluar meninggalkan toko dan pulang kerumah. Tubuhku benar-benar ingin ku hempas kedalam pulau kapuk. Huft.

.....

Berbeda dengan Kinan, dia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan cowo seperti Gean.

Gean, gean. Kamu lucu deh. Ingin ku bungkus terus aku bawa pulang seperti nasi kucing dekat rumah. Kinan terkekeh dengan pikirannya sendiri.

"Aduh bosan nih, gabut. Minum float? Asik juga. Aku ajak Nadine sajalah."

[LINE]

Kinαn : Nadine, kita minum float yuk?
Nadine : Kemana? Biasanya?
Kinαn : Iya nih, bt aku. Kita ke cafe forens aja.
Nadine : Terserah kamu aja. Aku otw kesana, kamu tinggal nyusul. Bye.

[CAFE FORENS]

"Mbak, float 2 ya. Yang coklat sama mocca."

"Eh Nad."

"Hai, udah aku pesankan. Sini duduk. Kamu ingin cerita?"

"Boleh deh, sambil nunggu."

"Mau cerita apa emangnya?"

"Aku ingin cerita tentang si Gean."

"Kenapa sama Gean?"

"Dia.."

"Dia kenapa?"

Pelayan pun datang menghampiri, sejenak mereka menghentikan obrolan dan mengambil minuman yang telah dipesan.

"Itu.. Hm.."

"Apasih Nan, yang jelas dong."

"Dia itu lucu, aneh. Ya gitu deh."

"Lalu? Ada apa?"

"Sebentar, aku minum dulu."

Nadine benar-benar tidak sabar dengan cerita Kinan. Sebenarnya apa yang terjadi antara Gean dan Kinan? Kinan jadi aneh setelah bertemu dengan Gean. Nadine benar-benar heran, dengan tingkah Kinan yang mendadak keki sendiri.

"Cepat kenapa sih."

"Duh iya sebentar.."

Tidak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang