1

66 3 0
                                    

Gean.

Sesosok tokoh yang digambarkan dengan imaji dan penghayatan para penikmatnya. Dia bisa tergambar menjadi sosok apa saja, dari superhero, kaum adam kelas atas dan digandrungi banyak kaum hawa, hingga tokoh dengan tubuh kurus dan kucel. Dia adalah apa yang ada dalam pikiran kalian.

Kinan.

Dia sesosok tokoh yang lepas dari karakter apapun, dia sangat menikmati apa yang telah berjalan dalam setiap lembar episode hidupnya. Sesosok yang unik dan tidak bisa digambarkan.

Nikmati saja apa yang tertuang dan terlepas didalamnya.

"Ini aku, Gean."

"Gean?"

"Ya, Gean."

"Oke, Kinan."

"Oh Kinan."

"Ya."

Singkat, jelas, padat. Gean dan Kinan. Tokoh yang terlepas dari karakter apapun dan hanya mengandalkan imajinasi saja.

.....

Kinan.

"Kinan." Seseorang menepuk pundakku pelan.

"Eh ya?"

"Melamunkan apa?"

"Ah tidak-tidak" Aku malu karna ketauan melamun.

"Baiklah."

Pasti kalian penasaran siapa yang tadi menepuk pundakku, sebut saja sesuka kalian tapi aku menyebutnya Nadine.

Saat ini, aku berjalan melewati lorong sekolah. Aku melihat ditengah keramaian ternyata ada yang meluputkan diri, ya mungkin kalian akan membayangkan dia cowok cool yang sangat dingin atau cowok kucel yang mengenakan kacamata setebal buku perpus dan kerjaannya hanya melihat tulisan yang kalang kabut jika dipandang. Terserah, namanya juga sesuai dengan imajinasi jadi terserah apa bayangan kalian.

"Ternyata ada juga seseorang yang meluputkan diri dari keramaian." Batinku.

"Hai."

Dia melirikku sejenak. "Hai juga."

"Kamu tidak suka ramai ya?"

"Aku Gean."

"Oh Gean, Aku Kinan."

"Ya."

"Jadi, kamu suka sendiri ya?"

"Aku Gean."

"Iya aku tau kamu Gean, tidak perlu kamu sebut lagi."

"Aku Gean. Aku adalah apa yang dilintas benakmu."

"Maksudnya?"

"Aku adalah apa yang kamu pikirkan dan apa yang kamu rasakan."

"Oh begitu ya?"

"Ya."

"Menurutku kamu berbeda dari yang lain."

"Seperti itulah aku, aku adalah apa yang kamu pikirkan."

"Baguslah, aku jadi senang. Ada juga yang bisa menyeimbangkan dengan diriku."

"Memangnya kenapa?"

"Aku itu orang yang tidak tau arah. Hanya tau cara berjalan saja."

"Sama saja denganku Nan."

"Hehe."

"Yasudah aku pergi dulu. Sampai jumpa."

Aku pun pergi meninggalkan sesosok tokoh yang menurut dengan apa yang dibayangkan oleh tokoh yang lain.

.....

Gean.

Aku tidak tau siapa dia. Dia berbeda atau entahlah. Aku hanya merasa sama dengannya. Kinan. Nama yang indah, unik.

Percakapan kami dimulai dengan

"Hai."

"Hai juga."

Ternyata kata hai bisa membuka jati diri seseorang.

Perempuan aneh tapi unik, aku bingung menjabarkannya. Menurut kalian apa? Aku juga tidak tau, kalau menurutku dia aneh tapi aku tidak tau bayangan kalian apa.

.....

Kinan pergi meninggalkan Gean, dia berjalan menyusuri balkon sekolah. Seperti biasa dia berjalan dengan sangat ringan seolah tidak ada beban yang menghimpit dirinya. Ringan sekali. Selayaknya kupu-kupu terbang. Dia tersenyum setiap kali bertemu dengan orang-orang yang menyapanya.

Brushhh..

"Hahahaha"

"Kasian deh, hahaha"

Kinan spontan menoleh kearah suara tertawa (yang menertawakan) dan menghampiri.

"Apa apaan ini? Yaampun!" Kinan terpekik.

"Gean?! kamu tidak apa-apa?"

"Hm, ya."

"Aku antarkan kamu ke toilet ya?"

"Tidak, nanti orang mengiranya apa."

"Tidak usah memikirkan orang, meskipun kamu adalah apa yang terlintas dari orang lain tapi hidupmu tidak berdasar pada pemikiran orang lain. Sudahlah, ayo ikut aku."

Kinan menarik tangan Gean, sedangkan yang lain menertawakan. Kinan mengantar Gean ke toilet.

"Masuklah, aku tunggu."

"Kembalilah ke kelas."

"Tidak, cepatlah masuk! Atau aku masuk juga bersamamu hm?" Kinan menyeringai. Dasar mesum, pikir Gean.

"Gila kamu, baik-baik aku akan masuk. Sudah sana pergilah."

"Ya baiklah, tutup pintunya atau aku intip nanti hahaha." Kinan tertawa dengan sangat keras.

Bum!

Gean menutup pintu dengan sekali hentakan saja. Kinan langsung berhenti tertawa dan menunggu diluar toilet lelaki.

Setengah jam, 1 jam..

"Ih nih anak, bersihin baju lama banget. Mirip cewe aja. Dih. Ck." Kinan menghentakkan kakinya kesal dan mengerucutkan bibirnya.

"Lama ya?" Suara menyembul dari arah toilet.

"Mirip cewe kamu."

"Aku suka lama kalau di toilet, makanya aku suruh kamu pergi biar tidak kelamaan."

"Aku di toilet 10 menit selesai."

"Ya itu kamu, sudahlah aku mau masuk. Terimakasih dan sampai jumpa lagi."

Gean pergi meninggalkan Kinan begitu saja. Kinan hanya termangu melihat punggung Gean menjauh pergi.

Tidak BerjudulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang