Chapter Three

64 5 0
                                    

Hi semua❤
Kembali lagi dengan ceritaku.
Terima kasih untuk yang sudah baca sampai part ini ya.

Jangan lupa vote dan voment😊

Happy reading! Enjoy!😘

-----------------------

Kedua orang itu pun berbalik arah. Cukup lama mereka hanya bertatap-tatapan saja. Sampai akhirnya, Ratu Anna pun membuka suara dan mendekat ke arah Eleanor. Sedangkan kakaknya, pangeran James, hanya menampilkan wajah datarnya saja.

Tiba-tiba saja saat ratu Anna berdiri di hadapan Eleanor ia segera memeluk Eleanor sambil menangis tersedu-sedu. Eleanor pun yang merasakan pelukan ibu kandungnya hanya ikut meneteskan air matanya.

"Putriku.. Maafkan lah ibumu ini." Ucap Ratu Anna dengan isakkannya.

"Sudahlah bu.. Tidak usah dipikirkan lagi apa yang sudah terjadi." Jawab Eleanor sambil mengelus bahu Ratu Anna yang notaben adalah ibu kandungnya.

"Ibu sungguh menyesal telah membuangmu saat itu, sekarang pikiran ibu sudah terbuka nak.. Walaupun kerajaan membutuhkan seorang anak laki-laki untuk menjadi penerus kerajaan, kau tetaplah putri ibu. Ibu merasa sangat bersalah padamu."

"Sudahlah bu, ibu tidak perlu merasa bersalah lagi, lupakan saja dengan apa yang sudah terjadi." Ujar Eleanor sambil melepaskan pelukan mereka, lalu segera menghapus air mata ibunya dengan jari-jarinya yang lembut itu.

"Kau memang anak yang baik, selama ini ibu sudah melewati pertumbuhanmu." Ucap Ratu Anna dengan wajah sendunya.

"Sudahlah Anna, yang penting putri kita sudah bersama kita saat ini." Ujar Raja Alistair.

Eleanor pun mengalihkan pandangannya, ia menatap kakaknya yang saat ini sedang menatap tajam kearahnya. Sempurna, adalah kata yang tepat untuk kakaknya. Lihat saja wajahnya yang kelewatan tampan itu. Dengan postur tubuh yang tinggi dan tegap. Rahang kokoh serta alis yang lebat dan bulu halus disekitar rahangnya. Pantas saja kakaknya selalu menjadi perbincangan para gadis di desanya.

"James, kau tidak ingin menyapa dan memeluk adikmu?" Ujar Raja Alistair tiba-tiba.

Ternyata nama kakaknya adalah James. Pangeran James. Memang selama ini Eleanor tidak pernah mengetahui nama pangeran kerajaan Ethiopia. Para gadis di desanya hanya menyebutnya pangeran saja, tanpa namanya.

Eleanor pun tersenyum sambil ingin berjalan memeluk kakaknya, sebelum kakaknya menjawab

"Tidak."

Terdengar geraman dari Raja Alistair.

"Ada apa denganmu? Dia ini adikmu." Ucap Raja Alistair dengan nada yang dinaikkan.

Eleanor pun hanya menundukan wajahnya sedih. Ia tidak tahu apa penyebab kakaknya sama sekali tidak ingin menyapa dan memeluknya.

"Sapa dan peluklah dia." Ujar Raja Alistair kembali dengan tegas dan nada yang tak ingin dibantah.

Akhirnya, pangeran James, kakaknya itu pun berjalan kearahnya dengan tetap memasang wajah datarnya kemudian segera memeluk Eleanor. Eleanor baru saja ingin membalas pelukan kakaknya sebelum ia mendengar kakaknya berbisik ditelinganya.

"Jangan harap aku mau menerimamu sebagai adikku." bisik Pangeran James dengan nada datar dan dinginnya itu kemudian segera melepaskan pelukannya.

"2 hari lagi kerajaan kita akan mengadakan pesta besar-besaran. Undang seluruh rakyat kerajaan Ethiophia bahkan sampai desa-desa kecil sekalipun. Untuk merayakan penyambutan akan putriku yang sudah kembali." Ucap Raja Alistair sambil mengusap rambut Eleanor.

Eleanor [KS#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang