Chapter Four

61 3 0
                                    

Hi hi!❤

Happy reading guys! Enjoy!❤😘

Jangan lupa untuk vote dan voment ya😊

-----------------------

Mata indah nan lentik itu perlahan terbuka karena silaunya cahaya matahari yang perlahan masuk kedalam kamarnya. Ia segera duduk di ranjangnya sambil merenggangkan tubuhnya.

Ia duduk sebentar mengumpulkan niatnya untuk turun dari ranjangnya itu. Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar membuat sang empu yang berada di dalam berkata "Masuk."

Tak lama setelah itu, masuklah seseorang yang semalaman membuatnya susah tidur karena terus memikirkan ucapan orang itu. Siapa lagi kalau bukan pangeran James, kakaknya.

Cukup lama mereka saling diam sampai akhirnya pangeran James membuka suaranya sambil mengeluarkan senyum mengejeknya.
"Lihat, kau memang tidak pantas menjadi seorang putri, Sudah siang seperti ini kau masih enak-enakan di ranjangmu itu. Sedangkan seluruh orang dikerajaan ini matahari belum terbit saja sudah bersiap-siap untuk segera bangun."

Eleanor pun terdiam karena ucapan kakaknya itu. kemudian dia hanya bergumam. "Maaf, aku tidak terbiasa." Entah kenapa Eleanor selalu merasa gugup dan takut berada di dekat kakaknya itu. Auranya menakutkan sekali.

"Kalau saja bukan ayah yang menyuruhku, mana mau aku menginjakkan kakiku di kamar bau mu ini. Baru saja sehari, tetapi kehadiranmu sudah membuat kamar ini menjadi bau." Ucap Pangeran James membuat hati Eleanor sedikit sakit.

"Kenapa kak?" tanya Eleanor tiba-tiba.

"Apanya?" Jawab sang kakak sambil mengangkat kedua alisnya.

"Kenapa kakak seakan begitu membenciku? Apa salahku?" Tanya Eleanor sekali lagi.

Tak lama Eleanor bertanya seperti itu, pangeran James tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.
"Aku bukan seakan membencimu, tapi aku memang membencimu. Dasar bodoh." Jawab Pangeran James sinis.

"Apa salahku?" Eleanor bergumam.

"Salahnya kau berada di kerajaan ini, seharusnya tempatmu tidak disini." Jawab pangeran James.

"Sudahlah, aku tidak mau berlama-lama disini. aku muak melihatmu. Segeralah membersihkan diri dan merias wajah jelekmu itu. Mintalah pelayan untuk mengantarmu ke ruang makan. kita akan makan pagi bersama." Ucap sang kakak dengan nada datar kemudian, langsung keluar dari kamar Eleanor dengan menutup pintu kasar menimbulkan suara berdebum.

Tanpa Eleanor sadari ia meneteskan air matanya. baru kali ini ia menangis karena disakiti. Seumur hidupnya ia tidak pernah menangis karena hal-hal yang menyakitkan. Ia pasti selalu menangis karena bahagia.

Sebenarnya kenapa? kenapa kakak begitu membenciku? kata-katanya sangat menyakitiku. batin Eleanor,

Eleanor pun menghapus airmatanya kemudian segera membersihkan diri dan merias wajahnya.

                              *****

Eleanor kini sudah selesai membersihkan diri dan merias wajahnya. Ia keluar dari kamarnya untuk meminta diantarkan ke ruang makan. Karena Eleanor sama sekali tidak tahu ruang-ruang di kerajaan ini. Luas dan besar sekali.

"Pelayan." Ucap Eleanor memanggil salah satu pelayan yang sedang lewat didepannya.

"Dimana ruang makan istana kerajaan ini? tolong antarkan aku ya." Ucap Eleanor sambil tersenyum kecil. Membuat sang pelayan tertegun sejenak. Yaampun, ia berkata tolong. batin pelayan itu.

Eleanor [KS#1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang