Fairy Savior-1

73 4 2
                                    

London 30 September 2007

Seorang gadis kecil berumur tujuh tahun sedang berjalan menuju taman yang berada di dekat rumahnya. Gadis ini sesekali bersenandung sambil terus melangkahkan kaki-kaki kecilnya ditanah. Karena bulan september adalah masanya musim gugur banyak daun-daun yang berguguran di tanah. Satu tangan kecil gadis ini memegang tongkat sihir mainan dan satu tangan lagi memegang mahkota. Tujuan gadis ini membawa barang-barang itu adalah untuk memainkannya ditaman bersama teman-teman sebayanya.

Gadis itu pun sampai di taman yang  berada di dekat rumahnya. Lalu dengan penuh semangat ia berlari menuju teman-temannya yang sedang duduk dengan beralaskan tikar.

"Hai" sapa gadis ini.

Semua teman-temannya pun menoleh kearah sumber suara.

"Annalyn?" Panggil mereka bersamaan.

Annalyn hanya terkekeh kecil "Maaf aku terlambat" Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Salah satu teman Annlyn yang paling tua pun menghampirinya.

"Sudalah Lyn. Ayo kita bermain" Ujar Belyviah

Annalyn pun mengangguk, mendengar ajakan Belivyah. Lalu dengan langkah gontai, ia bergabung dengan teman-temannya yang sedang bermain.
Mereka pun bermain seperti sedang berada di dunia peri sungguhan. Annalyn, Claire, Belyviah dan Alicea menjadi peri baik. Sementara Caroline, Lovena, dan Allesha menjadi peri jahat.

Mereka pun mulai mangayun-ngayunkan tongkat mereka seakan-akan sedang berada di dunia peri sungguhan. Mereka lalu merentangkan kedua tangan mereka dan mulai mengepak-ngepakkan tangan mereka seperti sayap burung yang sedang terbang.

"Hei lihat aku terbang" Teriak Claire, gadis yang masih berumur tujuh tahun ini berlari-lari dengan gembira mengunakan kaki-kaki kecilnya.

"Hei. Claire aku tidak akan membiarkanmu lolos" Ucap Lovena sambil berlari mengejar Claire.

Pemandangan sore ditaman itu sangat indah. Dedaunan yang mulai berguguran dan juga rumput hijau yang tertata rapi bagaikan karpet di taman itu. Selain itu, suara anak-anak kecil yang nyaring karena sedang bermain. Membuat taman itu seakan-akan hidup.

Setelah puas bermain, tujuh orang gadis cilik itu pun berbaring di karpet yang mereka alas tadi. Mereka berbaring membentuk lingkaran dan menatap hamparan langit biru di sore hari. Melihat burung-burung yang berterbangan karena ingin pulang ke sarangnya, dan juga melihat awan-awan putih yang tertata rapi dilangit sore.

"Bagaimana kalo kita jadi peri sungguhan?" Tanya Allesha memecah keheningan sambil terus menatap langit sore yang sebentar lagi berubah warna.

"Pasti itu menyenangkan" Balas Caroline.

"Jika aku menjadi peri aku ingin mempunyai sayap seperti burung" Kali ini Balyviah yang membuka suara.

"Ya aku juga. Aku suka bersekolah di sekolah peri" Ujar Alice.

"Baiklah hari sudah sore. Ayo kita pulang" Mereka pun mengangguk mendengar ajakan Annalyn.

"Ok. Tapi jangan lupa besok kesini lagi"

"Iya Lovena. Kita bakal kesini lagi"

Tujuh orang gadis cantik itu pun segera pergi dari sana. Dan menuju rumah masing-masing

🌹🌹🌹

Annalyn POV

Aku berbaring di ranjang king size ku dengan gusar. Aku terus memikirkan apakah peri itu nyata atau tidak. Biasalah imajinasi anak-anak. Aku selalu membayangkan jika aku dan teman-temanku menjadi seorang peri pelindung. Pasti itu menyenangkan, di tambah lagi dengan sayap yang warna-warni dan cantik.

Setelah lama berbaring, aku pun bangkit dari kasurku dan bermaksud untuk membaca bukuku. Tapi, sebelum aku mengambil salah satu buku di rak bukukku suara kak Edward terdengar di balik pintu.

"Annalyn?!" Panggilnya sambil terus mengetuk pintu.

Aku langsung berdecak kesal "Kenapa sih dia selalu mengangguku" Gerutuku.

Aku pun berjalan ke arah pintu dengan menghentak-hentakan kakiku di lantai kamarku.

"Ada apa?" Tanyaku setelah pintu terbuka.

"Mommy memanggilmu. Cepat turun"

"Ck. Ada apa lagi"

"Hei. Apakah kau tidak tau. Aunty Marsella akan datang hari ini. Dan dia akan berada di sini selama musim dingin" Omelnya sehingga aku ingin sekali memukulnya. Tapi niat itu aku urungkan bagaimana pun dia kakak laki-laki ku satu-satunya

"Ha? Tapi kan musim dingin satu bulan lagi"

"Ooo. Jadi kau tidak mau aunty Marsella disini? Baiklah akan kuberitahu mommy" Ujar kak Edward, sambil berkacak pinggang. Lalu turun dari kamarku melewati tangga.

Aku pun membuang nafas kasar. Lalu dengan cepat menyusulnya sambil berlari menuruni tangga.

"Mommy. Annlyn bi---"

Aku langsung menyumbat mulutnya dengan tanganku. Huft syukurlah dia tidak sampai memberitahu mommy.

"Apa yang Annalyn bilang Edward?" Tanya mommy sambil membersihkan kamar tamu yang nanti di pakai aunty Marsella.

"Dia bilang" Kak Edwrad melirikku dengan lirikan mengejek. Aku pun melototinya.

"Dia tidak sabar ingin bertemu dengan aunty Marsella " Sambungnya membuatku dapat bernafas lega. Aku pun tersenyum padanya sebagai ucapan terimakasih. Setelah itu aku menghampiri mommy.

"Ada yang perlu aku bantu mom?" Tanyaku

"Sudah selesai sayang. Sekarang cepat kamu mandi setelah itu keruang makan. Nanti kita tunggu aunty Marsella dan daddy mu pulang"

"Baiklah"

Aku pun segera berlari ke kamarku untuk mandi dan berganti pakaian.

🍃🍃🍃

Setelah selesai berganti pakaian aku pun turun ke ruang makan. Aku memilih dress pink selutut bertangan panjang.  Lalu mengepang rambutku menjadi dua. Tak lupa poniku yang selalu aku sisir dengan rapi.

"Hei anak  mommy sudah cantik" Ucap mommy lalu mengecup pucuk kepalaku. Sedangkan aku hanya membalasnya dengan senyum manisku.

Aku pun duduk di tempat dudukku  yang berada di sebelah kak Edward.

"Aunty sama daddy kapan pulang mom?" Tanya kak Edward. Rupanya dia tidak sabar menunggu aunty Marsella. Padahal aku tahu niatnya itu hanya menunggu ole-ole dari aunty kami.

"Sebentar lagi. Setelah daddy mu pulang kerja. Dia bakal jemput aunty kalian di bandara" Ucap mommy.

"Em baiklah"

Kami pun duduk diam sambil menunggu daddy dan aunty kami pulang. Aku, mommy, dan kak Edward sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai...

Pip!...pip!

Suara klakson mobil merenggut suasan hening kami. Aku dan kak Edward pun saling berpandangan sambil menyunggingkan senyuman. Lalu dengan cepat, kami segera berlari keluar.

"AUNTY!!!"

"DADDY"

Gorontalo 15 Juli 2017

Jangan lupa Vote dan Komen😘

Jesicabahsoan

Fairy SaviorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang