Gadis bertubuh gempal sedang berjalan seorang diri di lorong sekolah yang baru saja menerimanya sebagai murid baru. Ia terlihat kebingungan mencari ruangan dimana tempat seharusnya ia masuki. Sudah hampir di seluruh kelas yang ia lihat tidak tertulis namanya. Mulai dari kelas yang paling depan hingga yang paling ujung sudah ia lewati. "Sisa satu kelas lagi, harusnya sih namaku ada disitu." katanya. Segera ia baca kertas yang bertuliskan nama yang tertempel dipintu sambil menunjuk satu persatu nama tersebut. "Nggggg.. Ayu, bagas, candra, danu, Kemit- Aaahh ketemu! Huff leganya." tanpa pikir panjang si gadis langsung menuju ke dalam dan segera mencari tempat duduk.
Suasana kelas sudah lumayan ramai. Beberapa dari mereka saling berkenalan dan tertawa satu sama lain, mereka terlihat senang "Tapi nggak dengan aku, duduk diam dan sendirian seperti biasa." batinnya. Hanya tersisa 3 bangku kosong di belakang dan 1 lagi disebelah gadis gemuk itu.
"Hai, disini kosong?" tanya seorang gadis yang baru saja datang. Kehadirannya sedikit mengagetkan gadis gemuk itu, lalu ia segera sadar dan menganggukkan kepalanya. Si gadis gemuk sedikit bergeser untuk memberi tempat duduk gadis yang baru datang itu.
"Aku Mayla. Mayla Graceva" tiba-tiba menyodorkan tangannya pada gadis gemuk. Ia tersenyum, terlihat sangat manis ditambah lagi dengan kulit yang putih, bertubuh proporsional dan rambut ikalnya yang hitam. "Ya Tuhan, sangat berbanding terbalik dengan aku yang punya badan besar, jelek, pake kacamata, mana tebel banget lagi." kata gadis bertubuh gemuk di dalam hatinya, namun ia segera sadar dan membalas tangan mayla, tidak lupa dengan tersenyum. "Kemita Tyera."
"Oke, Tyera."
"Kamu bisa panggil aku Tara."
Lalu mereka berdua mengobrol hingga bel pertama berbunyi menandakan jam pertama di mulai.
"Selamat pagi adik-adik, selamat datang di sekolah ini. Aku Theo ketua OSIS di sini dan hari ini adalah pra MOS, dimana kegiatannya hanya untuk memberikan pengumuman dan arahan apa aja yang harus kalian bawa sekaligus yang kalian lakukan untuk kegiatan MOS Senin depan. Di sini aku nggak sendiri karena ada beberapa anggota OSIS lain yang bakalan bantu berjalannya kegiatan, nah disini ada Aldo, kalian bisa panggil dia kak Aldo, terus ada juga kak Anggi, kak Putri, kak..." dan masih banyak lagi.
Dan sekarang tiba saatnya para murid baru memperkenalkan diri masing-masing kepada teman-teman baru pula tentunya.
"Oke, sekarang giliran kamu maju dan memperkenalkan diri kamu." kata salah satu anggota OSIS menunjuk ke arah Tara. Tara segera maju dengan rasa percaya diri namun sedikit malu-malu memperkenalkan dirinya mulai dari nama, asal sekolah, alamat, hobi dan cita-citanya.
Selama ia berada di depan dan memperkenalkan dirinya, ia tidak nyaman dengan sesuatu. Bukan karena bajunya yang sedikit kekecilan melainkan karena ada satu laki-laki yang duduk di deretan bangku nomor dua paling belakang yang sedaritadi memperhatikannya dengan tatapan seperti mengejek, dan sedikit menyunggingkan senyuman yang sulit sekali untuk di deskripsikan. Rupanya perubahan ekspresi Tara disadari oleh Mayla dan ketika Tara kembali, Mayla segera bertanya kepada Tara apa yang terjadi.
"Are you okay, Ra? Kamu kenapa?"
"Aku deg-degan tadi pas di depan May."
"Deg-degan kenapa? Santai aja Ra, namanya juga kita ngomong di depan orang-orang yang kita belum kenal kan. Itu mah wajar, nggak apa-apa."
"Bukan gara-gara itu May, aku si nggak masalah waktu ngomong di depan. Cuma satu yang bikin aku kurang nyaman tadi." Tara menoleh ke arah laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya pada saat di depan kelas, dan diwaktu yang bersamaan giliran laki-laki itu yang maju untuk memperkenalkan dirinya.
"Nah, nah itu May, itu dia." kata Tara berbisik sambil menggoyang-goyang tangan Mayla.
"Kamu kenapa, Ra?" Mayla terlihat masih belum mengerti dan bertanya-tanya, sebenarnya ada apa dengan Tara. Tara tidak menggubris pertanyaan Mayla dan tetap memperhatikan ke arah depan.
"Nama saya Figoal Magenta, cukup panggil Genta aja." lalu dilanjutkan dengan asal sekolah, alamat, hobi, dan cita-citanya. Ia tampan, tinggi, berkulit putih, rambut hitam mengkilat, berbahu lebar. Pantas saja, karena tadi ia mengatakan bahwa ia hobi bermain basket dan merupakan atlet basket di sekolah sebelumnya. Sejenak Tara terdiam sambil memperhatikan laki-laki tadi yang baru saja ia ketahui bernama Figoal Magenta, sambil mencari-cari apa maksud tatapan Genta tadi.
"Ra, Ra, Tara!!" Suara Mayla yang sedikit membentak namun berbisik itu berhasil membangunkan Tara dari lamunannya. "Tara kenapa? Kamu aneh banget setelah maju tadi." lanjutnya.
"Itu loh May, yang maju barusan."
"Si Genta maksudnya?"
"Iya, terus.."
"Terus dia ganteng dan kamu naksir? Hehehe.." Goda Mayla memotong ucapan Tara.
"Naksir gimana? Nggak, bukan naksir. Tadi pas aku di depan, dia liatin aku kayak mengintimidasi gitu loh. Ya, aku kan jadinya nggak nyaman."
"Oh, i see. Jadi gara-gara itu tadi ekspresi kamu seketika berubah pas di depan?"
"Kentara banget ya?"
"Iya. Banget." ucap Mayla menggoda Tara. "Emang dia liatinnya gimana?" lanjutnya.
"Ya.. Gitu."
Bel kedua berbunyi menandakan jam istirahat telah tiba. "Adik-adik sekalian, sekarang sudah masuk jam istirahat, kalian boleh langsung ke kantin buat mengisi perut kalian. Kalo kalian nggak tau kantinnya dimana, kantinnya ada di belakang kelas ini. Jangan lupa setelah itu kalian cari anggota kelompok. Satu kelompok harus 6 orang, 3 cowok dan 3 cewek. Kalo kalian udah ketemu anggota kalian, kalian harus bikin yel-yel terus ditampilin di depan kelas. Kalau kerja kelompok kalian nggak kompak, kelompok kalian akan dihukum." Ucap salah satu anggota OSIS.
Tara, Mayla beserta 4 orang anggota kelompok lainnya mulai menyusun kata dan nada untuk penampilan yel-yel mereka. Di sela-sela kegiatan, Tara masih saja penasaran dan terus memperhatikan Genta. Genta terlihat tebar pesona dan mencoba menggoda perempuan-perempuan yang satu kelompok dengannya.
"Ihhh.." tanpa sadar Tara mengucapkannya sambil menggoyangkan kedua bahunya seakan geli melihatnya.
"Tara udah, ntar suka loh." ucap Mayla yang menyadari keanehan Tara tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Magenta
RomanceDilihat dari segi manapun aku tidak lebih dari Mayla sahabatku. Aku cuma cewek gendut, jelek, jutek dan berkacamata tebal. Itu yang mereka katakan tentang aku. Tidak ada yang spesial sama sekali. Suatu saat seseorang mulai menyadari kehadiranku, mem...