Clarin POV
Aku tidak pernah menginjakkan kaki di tempat seperti ini sebelumnya. Dengan heels tinggi dan dress merah darah yang panjangnya selutut, aku melangkah yakin menuju bar dan mengedarkan pandanganku.
Tidak ada yang orang kukenal. Syukurlah, imageku tetap terjaga.
"Cocktail, satu."
Yah, kalian boleh menganggapku cupu. Sampai 25 tahun umurku, aku tidak pernah merasakan yang namanya alkohol. Hatiku sedang hancur berkeping-keping saat ini, namun akal sehatku tetap melarangku meminum alkohol.
Aku meminum sedikit cocktail milikku. Kenapa rasanya sedikit aneh? Aku menepis pikiran buruk di benakku, walau rasa panas di kerongkonganku masih terasa. Kulanjutkan meminum hingga setengahnya.
Hpku bergetar terus menerus. Pasti dari Dirga, siapa lagi biang patah hatiku kalau bukan dia. Kami sudah berpacaran 2 tahun lebih, dan dengan mudahnya dia menggoyahkan kepercayaanku dengan mencium wanita lain di ruangannya.
Ah, bukan 'wanita lain'. Aku mengenalnya. Dia mantan Dirga, yang sialnya adalah teman SMA ku dulu.
138 missed calls.
56 messages.Aku mengabaikan segala notifikasi social media di hpku. Air mataku kembali tumpah, membayangkan kejadian tadi siang yang seolah disetel berulang-ulang di pikiranku seperti kaset rusak.
Kini kepalaku pusing, rasanya tubuhku ringan tanpa adanya gravitasi bumi. Aku masih cukup sadar saat seorang pria bertubuh kekar tersenyum miring menatapku, seolah aku santapan lezatnya malam ini.
Oh sial, tubuhku terasa panas.
Aku ingin membuka dressku. Jujur, aku tidak pernah merasakan tubuhku diselimuti sensasi aneh seperti ini.
Aku meraih tas tanganku, cukup lihai menghindar dari tangan nakal pria kekar itu yang berusaha menyentuhku. Kesadaranku semakin menipis, kurasa aku harus mencari tempat aman. Ah ya, toilet wanita!
"Lepaskan dia."
Suara datar dan dingin yang tidak kukenal, terdengar dari arah punggung pria kekar itu. Ah syukurlah, ada yang menyelamatkanku disaat tubuhku sudah seperti cacing kepanasan ini.
Aku memegang erat pinggiran meja, mencoba mengenali dengan jelas siapa yang menyelamatkanku. Samar-samar kulihat wajah yang tidak asing bagiku.
"Dir-ga..."lirihku.
Hingga setelahnya ia menangkap tubuhku yang limbung.
Revan POV
"Sayang sekali gadis secantik ini jika berakhir dengan pria jelek tadi, cih."gumamku saat mendekap tubuhnya yang hampir terjatuh. Gadis ini melingkarkan tangannya cukup erat di leherku. Bibir mungilnya terus saja meracau tak jelas.
Jangan bilang gadis ini dibawah pengaruh obat perangsang?
Ah, lumayan juga jadi teman ranjangku malam ini. Toh, aku belum memesan siapa-siapa.
Aku tidak bisa melepaskan hobi one night standku sejak kuliah, namun bukan berarti aku melakukannya setiap malam. Aku hanya menginginkannya jika aku mau, itupun aku pilih-pilih siapa wanitanya. Aku tidak bisa melakukannya dengan sembarang jalang. Karena...ah, kalian akan mengetahuinya nanti.
Mungkin belum sampai 20 wanita yang kutiduri, sudah termasuk gadis di dekapanku ini.
"Ssshhh...panas."
Aku membiarkan gadis ini turun dari gendonganku dan berjalan tak sabar menuju ranjang, membuka ikatan dress merahnya di punggung. Aku menelan ludah susah payah, gadis ini sangat menggairahkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/114947092-288-k177304.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Fiance
Romance[18+] harap bijak memilih cerita. Cukup banyak adegan dewasa. Cerita klise. Tentang perjodohan dan pertunangan. Tentang kejadian satu malam yang mengawali segalanya. Bagaimana rasanya jika mantan dan tunanganmu menjadi satu kantor denganmu? Aku ma...