[2]

87 9 3
                                    

Gila! Ini sulit dipercaya akan tetapi Leo memang melihat dia. Dia si makhluk dengan wajah yang kulitnya sepeti mengelupas, matanya bulat besar melotot ke arahnya. Dengan tubuh tegap ia terlihat seperti pria dan sebuah senapan yang ia pegang ia senderkan pada bahunya.

Seluruh darah Leo langsung berdesir melihat sosok mengerikan tersebut. Dia tersenyum pada Leo.

Entah hanya halusinasinya atau apa samar-samar Leo mendengar panggilan dari ibunya.

"Mama," lirih Leo membalas seruan ibunya yang masih ia dengar hingga saat ini.

Dengan dua mata yang makin melebar, sosok tadi mendekati Leo lalu mengangkat kaki kirinya dan mengarahkannya pada tubuh Leo, dalam sekali hentakan tubuh Leo terpental ke belakang bersaman dengan kursi yang ia duduki.

Belum sempat ia terjatuh ke lantai sosok tadi sudah memukulkan senapannya pada kepala Leo dari arah kiri, membuatnya limbung serta terbatuk akibat darah yang mendesak ingin dikeluarkan dari celah bibirnya.

***

"MAMA! SAKIT! TOLONG HENTIKAN!"

Sejurus kemudian mata Anna otomatis terbelalak tatakala mendengar teriakan lantang dalam tidurnya. Napasnya tersenggal saat ia terduduk di atas ranjang, matanya mengitari sekeliling kamar dengan bulir- bulir keringat yang timbul di dahinya.

Hatinya cemas. Dalam tidurnya Anna tidak memimpikan apa pun tapi ia yakin bahwa ia mendengar teriakan Leo hingga akhirnya ia terbangun. Namun saat ini hanya sepi yang ia dapati.

Setelah alur respirasinya kembali teratur Anna pun berbaring sambil meringkuk memeluk suaminya, mengendusnya mencari ketenangan.

"ARRGGGGHHH!! AAAGH!"

Anna kembali terbangun saat ia mendengar suara teriakan Leo lagi. Bergegas ia menyingkap selimutnya dan membangunkan suaminya dengan paksa.

"Sayang, bangun! Sayang! Leo. Kayaknya ada apa-apa sama Leo." Anna mengguncang bahu suaminya dengan suara bergetar.

Radina hanya melenguh tatkala merasa tidurnya terganggu sehingga membuat Anna geram dan memukul lengannya dengan keras.

"Bangun! Leo, dia," kalimat Anna terpotong oleh suara teriakan Leo.

Mengabaikan suaminya yang mulai membuka matanya, Anna berlari keluar kamar. Dengan segera ia berjalan menyusuri rumah menuju kamar Leo yang berada di loteng. Namun, saat Anna berniat menaiki tangga ia merasa teriakan Leo bukan berasal dari kamarnya yang berada di atas melainkan dari ruang tamu. Sedikit ragu Anna berhenti sejenak untuk memastikan dari mana suara teriakan Leo berasal.

"Aaagggrrhh. Anggrrrh. Tolong hentikan. Kanapa anda melakukan ini padaku?" Lagi Anna menangkap teriakan Leo.

Merasa yakin bahwa suara tadi ialah benar-benar milik Leo yang memang bukan berasal dari kamarnya, akhirnya Anna berlari menuju sumber suara yang sesungguhnya. Tak lama Radina berjalan dengan mata penuh kantuk mengikuti kemana Anna pergi.

Saat Anna sampai di ruang tamu, teriakan kesakitan Leo menjadi bergema, terdegar dari segala penjuru rumah. Anna yang bingung dan takut tanpa sadar mulai menitikkan air matanya, hatinya pilu mendengar teriakan Leo.

Setelah sampai di ruang tamu barulah kesadaran Radina terkumpul sepenuhnya. Melihat Anna menangis tatkala mendengar teriakan Leo membuatnya sedikit geram.

Sebenarnya ada apa ini ?

Niat hati Radina untuk memeluk Anna supaya dia lebih tenang batal ketika Anna dengan gesit berjalan menuju sebuah lemari yang berada di ruang tamu tersebut lalu menempelkan daun telinganya pada pintu lemari.

Van LarzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang