¡Chapter 22!

9.4K 1.1K 4
                                    

"Peduli lo apa gue sama orang lain, nyet," jawab gue.

"Ya kan sampe hari Minggu nanti, gue yang punya lo," kata Guanlin sambil ngerangkul gue. Gue langsung ngelepasin tangannya dari bahu gue, tapi tangannya malah pindah ke pinggang gue. Sial.

"Perjanjiannya bukan gitu, ya," kata gue sambil berusaha buat ngelepasin tangannya dari pinggang gue.

"But still, you're mine and i'm yours," katanya. Gue pusing.

"Ya sesuka lo aja lah jing, pusing gua," kata gue. Dia mukanya langsung seneng banget.

"Bener dong ya lo cewek gue seminggu ini?" tanyanya. Gue rolling eyes.

"Iyain aja biar cepet. Gue lagi males debat," jawab gue. Tiba-tiba ada yang nempel di pipi gue sekilas.

Bibir Guanlin.

"Okay baby, today i'll drive you to your home."

"LAI GUANLINNNNN!!!" teriak gue sambil mukulin dia sampe rangkulannya di pinggang gue lepas. Dianya malah ketawa.

"Hahahahahahaha you're blushing!" serunya sambil nunjuk muka gue.

"No, i'm not!" seru gue. Dia langsung berdiri di depan gue, bikin gue berhenti jalan. Dia langsung megang kedua pipi gue.

"Yang kayak gini gak blushing terus apa dong?" tanya Guanlin sambil nyubit pipi gue.

"Apa sih Guanlin ah, sakit!" seru gue. Guankin langsung ngelepasin cubitannya di pipi gue.

"Gue peluk boleh?" tanyanya.

"Gak," jawab gue sambil jalan ngelewatin dia.

"Yooonnn sekaliiii aja yaaa?" tanyanya sambil jalan ngekorin gue.

"Enggaaa gak ada!" seru gue lagi. Gue langsung nge-free call Euiwoong buat nanya dia sama anak-anak lain pada di mana.

"Hmm Ung? Lo sama anak-anak di ma-"

"Hmm Ung? Lo sama anak-anak di ma-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"-na?"

"Oh ini kita lagi ganti baju. Kenapa emang?" tanya Euiwoong dari seberang sana.

"Oh enggak, ini gue nanya aja," kata gue sambil berusaha ngelepasin tangan Guanlin dari badan gue, tapi dia malah ngeratin pelukannya dan kepalanya gelendotan ke leher gue. Nnnnggghhh geli.

"Lo di mana sih? Sama Guanlin?" tanya Euiwoong.

"Ini gue abis dari toilet," jawab gue.

"Ini ada adek kelas yang nyariin lo namanya Justin," kata Euiwoong.

"LAAAAHH NGAPAIN DIA??" Guanlin kaget setelah gue teriak.

"Gatau katanya nyari elo padahal dia temen gue," katanya.

"Nnnnggg yaudah gue ke sana sekarang," kata gue.

"Hmm okay," kata Euiwoong sambil matiin sambungan teleponnya.

"Kenapa Yoon?" tanya Guanlin. Dagunya masih anteng di bahu gue dan tangannya masih anteng meluk gue.

"Hmm? Ada yang nyari gue di ruang ganti," jawab gue.

"Yaudah yuk ke sana," katanya. Nyuruh ke sana tapi guenya ga dilepasin. Gimana sih.

"Ya ini guenya lepasin dulu," kata gue.

"Gamau hehehehehe enak," katanya.

"Lepasin Guanlin ihhhh!" seru gue.

"Gamaaauu hehehehehehe," kata Guanlin dan kepalanya malah ndusel ke leher gue.

"Kalo ada guru liat kita bisa minus NDS ini Lin ihhh lepaaass," kata gue.

"Iya deh iya," kata Guanlin sambil ngelepasin pelukannya, tapi langsung ngerangkul pundak gue.

"Biarin ya gue gini?" tanya Guanlin.

Gue capek.

"Yaudah iya terserah," jawab gue sambil mulai jalan ke tempat ruang ganti.

Sesampainya di ruang ganti, gue ngeliat Justin yang udah berdiri di depan ruangan dan dia langsung nyamperin gue setelah ngeliat gue.

"Kak, tadi aku lupa minta id line."

Ya ampun, gue harus ngadepin dua manusia kayak gini sekarang?

+-+-+

Rude Δ Lai Guanlin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang