Dia Sadar

8.9K 278 10
                                    

Prilly POV

"Arghhh"
Aku merasakan sakit yang luar biasa di bagian kepala saat mata ku mulai terbuka menyesuaikan cahaya dalam ruangan ini.

Ceklekkk...
Bunyi pintu yang dibuka terdengar, dan aku begitu terkejut ketika melihat siapa lelaki yang masuk kekamar ini sambil membawa nampan berisi bubur dan susu.

"Kamu sudah sadar? " tanya nya setelah meletakkan nampan ke meja disamping tempat tidur.

" Makan dulu nihh,  kakak tadi buatin kamu bubur. Dan syukurlah kamu sudah sadar" dia menyodorkan sesendok bubur kearah mulutku.  Dan ku gelengkan kepala ku karena jujur aku gak nafsu makan saat ini.

" Kamu kenapa?  Kenapa wajah mu begitu pucat?  Apa kamu masih merasakan sakit? Apa ada yang sakit" ucapnya tiba-tiba panik saat aku tidak membuka mulutku dan menggelengkan kepalaku.

"Kak Aliii" ucap ku terbata saat dia menatap ku dengan wajah cemasnya.

Apa aku boleh berharap kalau wajah cemas itu karena dia takut kehilangan ku, ahh apa-apan kamu Prilly itu hanya karena kamu saat ini bersama nya dia hanya takut kamu merepotkannya saja.

"Kenapa aku ada di kamar kakak? "

" Kamu tadi malam kakak temukan tergeletak di pinggir jalan. Kamu kenapa,  apa masih ada yang sakit? " tanyanya

" aku gak pha2  kok kak,  aku udah merasa baikan sekarang," ucap ku sambil menunduk.

"Kak, anakku gimana kak?  Apa dia masih bertahan kak? " tanya ku terbata saat mengingat bahwa aku sedang mengandung sambil meraba perut ku yang masih terlihat rata

" Siapa yang melakukan itu padamu? " tanya dingin.

Aku melihat sorot matanya yang berubah jadi kelam,  apa dia marah pada ku. Aku takut saat melihat wajahnya saat ini.  Apa,  mengapa dia begitu marah saat ini?  Apa dia peduli padaku?  Hahhh,  buang pemikiran itu jauh2 dari otak mu pril.  Karena itu gak akan pernah terjadi.

"Jawab pertanyaan ku Ly, apa kamu saat ini sedang bisu sampai kamu tak dapat menjawab aku" bentaknya.

"Arghhh,  sakit kak" ucap ku terbata karena saat ini dia mencengkram bahu ku dengan begitu kuat.

"Jawab kakak Prilly,  siapa lelaki bejat yang berani melakukan ini padamu" ucapnya sambil semakin menekan bahu ku.

"Kak ali sakitt,  pedih" ucap ku terisak saat pedih menyerang bahu ku.

"Maafkan aku,  apa aku menyakiti mu? Maaf, aku terbawa emosi tadi? Mana yang sakit? " Ucapnya ketika sorot mata penuh kemarahan berangsur melembut dan tangan nya bergetar.

" Kakak gak perlu minta maaf,  seharusnya aku yang minta maaf karena sudah merepotkan kakak. Maaf juga kak karena aku gk bisa cerita siapa lelaki itu. Karena aku gak mau memperburuk suasana.  Mungkin ini sudah takdir yg harus ku terima. Aku minta maaf"

" Yaudah, kakak gak akan maksa kamu cerita saat ini.  Kamu hanya perlu jaga kesehatan kamu saat ini,  jangan terlalu difikirin. Kakak disini untuk membantumu" ucapnya sambil menarik ku ke pelukannya.  Aku semakin menangis didalam pelukannya.  Nyaman,  itulah kata yg tepat saat ini.

"Tapi aku gak pantas nerima kebaikan kakak,  aku sudah kotor kak.  Aku bukan gadis polos lagi, akuuu... aku gak pantas kak"

"Sttt.. Udah jangan nangis.  Gadis polos atau apa pun itu bagi kakak kamu tetap peri kecil kakak.  Udah jangan nangis lagi. Kamu harus janji sama kakak jaga kesehatan,  jangan banyak berfikir yg macam2,  dan tetap semangat. Jangan pernah berfikir kalau kamu sendirian didunia ini. Kakak akan selalu ada untukmu" ucapnya sambil mengelus punggungku.  Setelah lama menangis dipelukannya. Aku akhirnya tertidur dengan rasa nyaman yang sangat luar biasa.

********

ALI POV

Aku memandangi wajah wanita yang tertidur dengan pulas di hadapan ku.  Indah, itu adalah salah satu kata yang dapat menggambarkan wanita ini untukku. Aku mengelus rambut hitam ikalnya dengan penuh rasa sayang. Ya Tuhan,  siapa lelaki bodoh yg menyakiti wanita ku ini.  Aku tersiksa saat melihat dia bersedih apalagi itu disebabkan oleh ku sendiri. Aku marah pada diriku sendiri karena aku lalai menjaga gadisku.

Ku kecup pelan bahu yang ku cengkram kuat tadi. Aku begitu kalap tadi,  emosi menguasai ku sampai aku bisa berbuat seperti itu padanya.

Tadi sebelum dia tertidur, aku masih dapat mendengar permintaannya untuk merahasiakan keberadaannya saat ini kapada keluarganya. Apa aku harus melakukan itu. Hm... Baiklah jika itu yang buat dia nyaman,  aku akan merahasiakan keberadaan nya dari keluarga nya.

Drttt... Drrtttt... Ddrrrtt
"Hallo Yo, ada apa"
ucap ku saat Rio atau biasa ku panggil Iyo salah satu kakak kembar prilly sekaligus sahabat dan juga asisten pribadi ku menelpon.

"........ "

" Oh,  baiklah saya berangkat saat ini juga" ucap ku saat dia memberitahukan meeting mendadak dengan Steel Company.

Aku mengamati kembali wajah damai prilly, ku kecup keningnya cukup lama.

"Kakak pergi kerja dulu ya dek,  tunggu kakak" ucapku sambil berlalu menuju tempat meeting.

SuperHero untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang