Peduli

7.4K 266 20
                                    

Apa ada yang mau membaca cerita ku ini. Jika kalian membaca nya tolong tinggalkan Vote + Coment nya karena itu sangat berarti untuk menyemangati aku dalam berkarya....
Walau karya ku masih abal-abal tapi yahh setidaknya kalian hargai usaha ku sedikit saja. 

Yaudahselamat membaca cerita ku kawan. Maaf banyak typo bertebaran

Cekidott...

🙈🙈🙈🙈🙈🙈

Aku melangkahkan kaki ke dalam Cafe tempat dimana aku akan mengadakan meeting dengan Steel Company.

"Selamat siang pak Bastian, maaf jika sudah menunggu lama" ucapku sambil menjabat tangan nya.

"Selamat siang juga pak Ali,  ah santai saja pak lagian saya juga baru datang. Silahkan duduk pak" ucap pak Bastian sambil tersenyum ramah.

"Bagaimana kalau kita makan siang terlebih dahulu sebelum membahas proyek kita.  Apa pak Ali keberatan?"

"Oh silahkan pak,  tentu saja saya tidak keberatan. "

Kami memakan hidangan yang sudah disediakan oleh Cafe ini untuk kami. Setelah makanan kami selesai saya dan pak Bastian melanjutkan obrolan kami tentang proyek kerja sama kami kedepannya.

Setelah meeting dengan Steel Company selesai dilakukan.  Saya dan Rio asisten langsung meninggalkan Cafe kembali ke kantor.

"Li,  bagaimana keadaan Ibu lu? " tanya Rio.

"Entahlah Yo,  gua gak tau bagaimana lagi untuk menyembuhkan ibu gua. Tapi puji Tuhan operasi yang dilakukan Iel saudara lu berjalan lancar dan menyelematkan nyawa ibu gua. " ucapku dengan raut sedih karena tidak sanggup melihat perjuangan ibu melawan penyakitnya.

" Sabar yahh bro,  berserah diri pada Tuhan. Semoga Ia memberikan kekuatan untuk tante dan juga buat lu. Gua duluan yahh bro,  hati2 bawa mobil nya. " ucapnya sambil memasuki mobil sport hitam kebanggaannya.

**************

Setelah pekerjaan kantor selesai aku tidak langsung pulang ke apartment. Ku tepikan mobil ku ke toko yang menjual beraneka ragam bunga untuk membeli beberapa tangkai bunga mawar putih kesukaan ibu..

Ceklekk.....

" Hay bu" ucapku saat memasuki ruangan tempat ibuku dirawat. Aku mencium keningnya dengan penuh rasa sayang dan juga rindu.

"Ibu apa kabar?  Ali hari ini baik-baik saja.  Kapan ibu mau membuka kedua mata indah ini?  Ali rindu melihat pancaran kasih sayang dari kedua bola mata ibu. Ali rindu dengar suara ibu memanggil nama Ali. Kapan ibu bangun dari tidur panjang ibu. Apa Ali harus memaksa ibu agar ibu bangun? " ucap ku sambil terisak.

Kalian bisa saja memanggil ku lelaki cengeng karena aku tidak akan marah karena itu merupakan kenyataan.  Aku bisa saja berubah menjadi lelaki beribawa dan dapat menaklukkan clients ku karena kharisma yang ku milikin saat di kantor atau di lingkungan luar sana . Tapi aku akan berubah menjadi lelaki cengeng jika menyangkut orang yang ku sayangi dan berharga untukku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SuperHero untuk PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang