Daijobu sa, ore wa sobani iru yo!

2K 114 28
                                    

"Ittai! Ino kau bisa pelan-pelan tidak sih!" jerit Naruto ketika Ino menempelkan sebuah plester untuk menutupi lebam di wajahnya.

"Ini aku sudah pelan-pelan BAKA! Kau sendiri yang berkelahi seperti orang gila, harusnya kau sendiri yang mengurus lukamu!" Ino kembali menempelkan plester, tapi kali ini dengan gaya seperti orang yang sedang menampar.

"Ittai! Ino, kau mau membunuhku ya?!" pekik Naruto kesakitan.

"Kalau iya memang kenapa?" balas Ino sengit.

"Su...sudah Ino-san, Naruto-kun kan sudah berusaha keras tadi. Tak baik jika kita mengomelinya, sini biar aku saja yang mengurus lukanya," ujar Hinata sambil meraih kotak obat dari tangan Ino.

"Kau memang terlalu baik Hinata, sayang si bodoh ini tidak sadar-sadar. Kau terlalu baik untuknya," ujar Ino sambil menatap ke arah Naruto.

"Heh? Apa maksudnya itu?" tanya Naruto tak mengerti.

"I...Ino-san!" teriak Hinata panik.

"Maaf Hinata aku keceplosan, tapi lebih baik si bodoh ini tahu sekalian daripada dia tidak pernah menyadarinya," sahut Ino.

"Hei, sebenarnya apa sih yang kalian bicarakan?" tanya Naruto sekali lagi.

"Naruto, sebenarnya Hinata itu menyu..."

"Ino-saaan!" BWUSH! Kotak obat yang dipegang Hinata terlempar dan melayang indah ke arah wajah Naruto dan sukses membuatnya pingsan.

"Papa tidur," ucap Himeka geli melihat Naruto yang pingsan.

"Na...Naruto-kun! Gomenasai!"

"Aah, kurasa kalian akan jadi pasangan yang cocok," Ino berkata sambil mengambil obat dan perban yang berserakan.

Beberapa menit kemudian, para korban pingsan yang tadi tergeletak di lantai ruang klub akhirnya menunjukkan tanda-tanda siuman. Syukurlah ini hanya fiksi, kalau tidak mungkin mereka bertiga sudah menderita gegar otak yang parah. Sakura, Sai dan Naruto mulai membuka mata mereka.

"Aduh kepalaku sakit, rasanya tadi aku seperti baru bermimpi buruk," ujar Sakura sambil memegang kepalanya yang sakit.

"Benar aku juga," sahut Sai.

"Apa mimpi kalian itu melihat Naruto yang crossdresing?" tanya Ino sambil tersenyum.

"Kok kau tahu Ino? Bagaimana bisa?" tanya Sakura.

"I...Ino! Awas kalau kau memberitahu mereka!" teriak Naruto panik.

"Tenang saja Naruto, cerita kerenmu itu akan kusimpan rapi dan berakhir di mading sekolah," goda Ino.

"Ino! Awas kau!" Naruto kini berlari sambil mengerjar Ino.

Meski Naruto berkata seperti itu, namun akhirnya mereka semua mengetahui kebenaran tentang Naruko-chan. Hasilnya Sakura dan Sai terbahak-bahak mendengar hal itu.

"Sudah hentikan tawa kalian yang menyakitkan itu!" Naruto sepertinya sangat kesal melihat respon teman-temannya. Namun dia tetap tidak bisa bergerak karena sedang diobati Hinata.

"Haha, gomen, gomen. Habisnya lucu sekali sih, aku tak menyangka saja kau mau crossdresing demi Hinata," sahut Sakura.

"Sudah Sakura, jangan menggoda Naruko-chan," goda Ino yang malah menambah emosi Naruto.

"Tapi aku heran," kata Sai tiba-tiba.

"Kenapa?" balas Ino.

"Kenapa tidak menyuruh Yamanaka-san atau Sakura-san untuk menjadi Naruko-chan, bukannya lebih baik ya," kata Sai.

Bokutachi No AkachanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang