Wanita itu memerhatikan tempat kuliahnya yang akan ia tempati hari ini, University Of Guardian. Ia kembali berjalan memasuki tempat kuliahnya tersebut. Wanita itu sadar jika ia kini menjadi pusat perhatian semua orang, tetapi ia lebih memilih untuk mengabaikannya. Kelas yang sedari tadi dicarinya, tak kunjung juga ia temukan. Hingga pada akhirnya, ia memutuskan untuk bertanya.
"Permisi, kelas film dimana ya?" tanya wanita itu kepada seseorang yang melewatinya.
"Kamu lurus saja, habis itu belok kanan."
Wanita itu mengangguk dan tak lupa untuk berterima kasih kepada sang pria.
Wanita itu segera menuju kelasnya, tetapi ia sadar jika ada yang sedang mengikutinya. Dengan hati yang cukup tak tenang, ia berusaha untuk tetap mengabaikan seseorang di belakang sana.
Wanita itu melangkahkan kakinya menjadi lebih cepat, karena ia memang curiga dengan seseorang yang mengikutinya. Wanita itu terus memandangi gagang pintu yang ia pegang, ia masih ragu untuk membukanya. Tetapi, sebuah tangan memegang tangannya dan membuka pintu. Ia cukup tersentak, dengan reflek ia menepis tangan yang tadi sempat memegang tangannya. Dan dia adalah pria yang ditemuinya tadi. Dengan segera, ia memasuki kelasnya.
"Ada murid baru yang masuk hari ini, mana orangnya?" tanya pria yang umurnya berkisar 30 tahunan. Wanita itu mengangkat tangannya lalu berdiri.
"Ok, perkenalkan dirimu." Wanita itu berdiri dan memerhatikan sekitarnya, tetapi kedua matanya seolah terpaku kepada pria yang terus memerhatikannya sedari tadi. Wanita itu memutar bola matanya malas, lalu mengenalkan dirinya.
"Perkenalkan, saya Alena." Tak butuh waktu lama, Alena sudah kembali duduk.
"Singkat sekali ya perkenalanmu,"
Alena tidak menghiraukan sekitarnya dan terus membuka buku yang akan ia pelajari hari ini. Alena sadar kalau sedari tadi ia diperhatikan oleh pria itu, tetapi ia berusaha mengabaikannya seperti angin lalu.
"Ini tugas kelompok yang terdiri dari 6 orang. Baiklah saya mulai sebutkan setiap kelompoknya," ucap dosen setelah menjelaskan, ia menyebutkan satu per satu hingga kini sudah sampai di kelompok terakhir.
"Leo, Liona, Selma, Veana, Alex, dan Alena. Kalian buat naskah film romance." Alena yang merasa namanya dipanggil, segera bangkit dari tempat duduknya lalu mencari teman sekelompoknya. Alena kebingungan mencari kelompoknya hingga seseorang menepuk bahunya.
Alena menoleh ke belakang, "aku sekelompokmu." Pria itu tersenyum.
"Oh, di mana kelompok kita?" Pria itu menunjuk ke arah meja di dekat jendela. Ada beberapa orang yang melambaikan tangan.
Semua orang yang berada disana mengenalkan diri kepada Alena yang dibalas Alena dengan senyuman tipis. Hingga, tiba saatnya pria itu mengenalkan diri."Namaku Leo, senang berkenalan denganmu Alena." Sembari tersenyum yang berhasil membuat para wanita yang berada disekitarnya memerhatikan Leo dengan tatapan memuja. Alena hanya melihat sekilas dan mengangguk.
"Jadi, kita mau buat naskahnya dimana?" tanya Alex sembari menulis di notesnya.
"Kita sudah buat outlinenya tinggal dikembangkan aja."
Mereka menggeleng, tetapi tidak untuk Alena, ia diam dan memerhatikan outline yang ia tulis. Leo terus memerhatikan Alena dan ide muncul di benaknya.
"Rumah Alena?" tanya Leo sontak membuat Alena menoleh dengan cepat.
"Gimana, Len?" tanya salah satu di antaranya yang hanya dibalas anggukan pasrah Alena.

KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Alpha Fall In Love
WerewolfAlena terdiam. Pikirannya berkecamuk. Apakah ia terlalu egois? Tetapi, bukankah seharusnya yang bernama cinta itu harus diperjuangkan? Bukankah itu juga harus ia pertahankan? "Aku ... aku ... aku minta maaf, Ayah!" Alena berlutut sambil mena...