satu

18.4K 1.6K 138
                                    

Taehyung menghela nafas. Kedua matanya menatap nanar pada kekasihnya-Jeon Jungkook yang tengah tersenyum lebar, kedua lengan pemuda manis itu memeluk bonekah beruang besar sewarna putih salju.

"Bukankah Jongin-hyung baik? Padahal aku hanya menunjukkan gambar padanya dan dia langsung membelikannya untukku" Ujar Jungkook riang. Kedua matanya menatap polos pada Taehyung yang setia memasang senyum paksanya. Taehyung tidak marah, sungguh.

Menjalin hubungan selama dua tahun bersama Jungkook dari tahun ajaran pertama hingga kedua di SMU saat ini membuatnya tahu betul sifat seorang Jungkook yang kelewat polos. Ia tahu Jungkook sekalipun tak pernah berniat menyakitinya, dan ia tidak ingin menjadi pria bar-bar yang akan marah-marah hanya karena termakan rasa cemburu. Itu menggelikan baginya.

"Iya sayang" Taehyung menjawab lembut sembari mengangguk, matanya kemudian beralih menatap kebawah dimana banyak siswa siswi yang berlalu lalang. Keduanya memang sedang berada di atap sekolah. Tempat favorite mereka untuk menyendiri.

"Tae"

Taehyung menoleh, melihat Jungkook yang sekarang sibuk dengan handphone-nya. Senyum lebar menampakkan dua gigi kelinci lucu itu mau tak mau membuat dirinya ikut tersenyum.

"Ada apa?"

"Lihat? Bukankah ini cantik? Sepulang sekolah kita beli ya? Ya?"

Taehyung menatap gambar pada layar ponsel yang ditunjukkan kekasihnya. Sebuah sweater cantik berwarna biru muda. Taehyung tidak munafik, tentu itu akan sangat cocok dikenakan seorang Jungkook. Bahkan kaos putih polos sekalipun akan terlihat indah jika Jeon Jungkook-sang primadona sekolah yang mengenakannya. Bukankah Taehyung beruntung?

"Sayang-" Taehyung bicara, kedua matanya nampak serius melihat deretan nominal angka yang tertera disana.

"-astaga, ini mahal sekali"

Jungkook terkejut, menarik kembali tangannya dan meneliti harga yang tercantum disana. Kepalanya menggeleng.

"Ini tidak mahal Tae, aku janji hanya ini. Ya? Kau akan membelikannya untukku kan Tae?"

Taehyung tersenyum, dengan terpaksa menganggukkan kepalanya. Akan selalu seperti ini. Jungkook yang tidak mau mengalah dan Taehyung yang tidak sanggup menolak.

"Kita akan membelinya nanti"

Jungkook memekik, melepaskan bonekah didekapannya dan beralih memeluk Taehyung yang dengan sigap merengkuh tubuhnya. Pemuda tampan itu terkekeh pelan, memberi ciuman-ciuman lembut pada rambut dan pelipis Jungkook yang menutup mata damai menerima kehangatan seorang Kim Taehyung.

.
.
.
.
.

"Sudah kubilang berhenti memaksakan diri Tae! Bagaimanapun juga Jungkook harus mengerti keadaanmu"

Taehyung tertawa pelan. Mendengar omelan dari sahabatnya-Park Jimin sudah jadi bagian dari kegiatannya sehari-hari tiap ia terpaksa meminjam uang pada pria bermata sipit itu. Dan tentu semua itu untuk kekasihnya.

"Dia terlalu polos untuk mengerti masalah ekonomi, lagipula keluarganya kaya. Bukan salahnya jika ia terbiasa dimanjakan" Taehyung tersenyum tulus begitu bayangan Jungkook tersenyum polos muncul dikepalanya.

Jimin disebelahnya mendengus. Menatap prihatin pada sang sahabat disebelahnya. Taehyung memang bukan dari keluarga kaya, pemuda itu bisa bersekolah disinipun karena otak pintarnya yang berhasil menggaet beasiswa yang sulit didapatkan di SMU mereka yang notabene merupakan salah satu sekolah favorite di Seoul. Namun dibalik itu ia mengakui bahwa Taehyung adalah sosok sempurna. Pemuda itu tampan, pintar, ramah, dan termasuk pria incaran di sekolah. Karenanya ia merutuki takdir yang menjadikan pasangan teman sebangkunya di kelas 2A itu adalah Jeon Jungkook-siswa kelas 2B yang manja dan keras kepala. Mungkin jika bukan karena Taehyung dan kekasihnya-Min yoongi yang notabene sahabat dan teman sebangku Jungkook ia bersumpah akan mengomeli kelinci besar itu habis-habisan.

"Jadi bagaimana?" Suara Taehyung mengejutkan Jimin dari lamunannya. Pemuda itu mengangguk, beralih mengambil dompet disakunya.

"Kali ini jangan dihitung hutang lagi, kau sahabatku Tae" Ujar Jimin serius. Tangannya menyerahkan beberapa lembar uang pada Taehyung.

"Terimakasih- akan kukembalikan nanti" Taehyung tertawa begitu melihat Jimin melotot kearahnya.

Taehyung beruntung memiliki Jimin, pemuda itu selalu membantunya tanpa pamrih. Sebenarnya ia juga berat untuk terus meminta bantuan pada Jimin. Harga dirinya sebagi pria seakan dipertaruhkan, tapi baginya itu tidak lebih penting dari membuat seorang Jungkook bahagia. Sampai kapanpun Jungkook akan jadi prioritasnya.

.
.
.
.
.

"Ehmm-ahn!" Jungkook mendesah pelan, merasakan hisapan keras pada dadanya. Kedua netranya terpejam. Bulu matanya yang panjang terlihat basah. Tangannya meremat kuat bahu pemuda didepannya yang masih setia mencumbui dadanya. Bergidik ngeri begitu bayangan seseorang bisa saja memergoki mereka terlintas dikepalanya. Demi apapun mereka sedang ada di pojok perpustakaan, tepatnya dibelakang rak buku besar, dengan posisinya menyandar pada rak dengan keadaan tubuh bagian atasnya yang hampir telanjang jika bukan karna seragamnya yang masih menggantung di perpotongan sikunya. Ia takut, sungguh.

"S-sudah Tae, k-kumohon" Jungkook merengek. Dan dengan itu Taehyung berhenti-beralih mencium bibir ranum Jungkook. Dengan patuh pemuda manis itu membuka mulut, membiarkan kekasihnya memperdalam ciuman mereka. Kedua lengannya reflek memeluk leher Taehyung erat, mencari pegangan begitu merasakan kakinya yang gemetar.

"Terimaksih" Suara Taehyung setelah ciuman keduanya terlepas. Jungkook mengangguk, lengkap dengan pipinya yang merona.

Si manis Jeon dengan segala pesonanya itu tentu membuat Taehyung harus bisa menjaga hormonnya. Sebaik dan seteladan apapun dirinya dimata para siswa dan guru ia tetaplah remaja biasa dengan hormon yang sulit diatur. Karena itu ia selalu berusaha berhenti tiap kekasihnya memohon, bagaimanapun juga bisa menyentuh seorang Jungkook sejauh ini tanpa paksaan adalah suatu kebanggaan untuk dirinya, karenanya ia hanya akan berhenti sampai disana. Ia tak pernah berbuat lebih, sekalipun sangat menyiksa- ia tak akan sanggup menyakiti Jungkooknya.

"Dia bangun lagi" Suara Jungkook pelan. Kepalanya menunduk menatapa gundukan besar pada selakangan kekasihnya sebelum tangannya terjulur memberi elusan halus dengan niatan menidurkan benda itu kembali.

"Kau lucu sekali" Taehyung tertawa kecil, memberi ciuman-ciuman pada pipi tembam kekasihnya sembari mengancingkan kembali seragam Jungkook. Mendengus begitu merasakan elusan pada miliknya tidak berhenti.

Kekasihnya benar-benar baik.

"Sudah sayang" Tangannya meraih tangan kecil Jungkook, beralih membawa pemuda manis itu dalam pelukannya.

Jungkook yang polos.

Dan Taehyung mencintainya.

TBC

Hehehehe

Berniat kasih vote+komennya?
Ini cuma efek kepala pusing dari tadi siang jadi aku belum bisa ngetik lanjutan buat ff laen dan akhirnya up draf lama😅

Ngomong" selamat maljum ya ehe 😆

-AL-

Perfect Boyfriend ! (vkook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang